Highlight
Market:
- Koreksi saham domestik masih berlanjut dengan penurunan 1,7% wow IHSG menjadi 7.161 dan koreksi 1,5% wow LQ45 ke 871. Koreksi minggu lalu masih dipengaruhi oleh pemilu AS di tengah ekonomi AS yang cenderung masih baik. Chairman The Fed memberikan komentar bahwa ekonomi AS masih baik sehingga pemotongan suku bunga tidak perlu terburu-buru. Hal membuat DXY index menuju 106 sehingga nilai tukar US Dollar semakin menguat.
- US Treasury bill melejit ke 4.45% yang mempengaruhi IndoGb yield ke 6.9%. Koreksi di pasar obligasi karena investor mengejar rally yang terjadi di risky assets seperti saham AS dan Bitcoin.
- Nilai tukar Rupiah melemah menjadi Rp15.850 per USD.
Macro:
- Neraca dagang Indonesia di Oktober 2024 tercatat surplus USD 2,5 milyar, turun dari USD 3,2 milyar. Ekspor naik 10,3% yoy dan impor naik 17,5% yoy.
- Indeks keyakinan konsumen Indonesia turun ke 121,1 di Oktober 2024 dari bulan sebelumnya 123,5.
- Penjualan mobil domestik turun 3,9% yoy ke 77,2 ribu unit, lebih baik dari bulan sebelumnyas -9,1% yoy di 72,7 ribu unit.
- Inflasi CPI AS di Oktober 2024 tercatat 2,6% yoy dan inflasi inti 3,3% yoy, keduanya sesuai dengan ekspektasi pasar.
- PPI AS di Oktober 2024 tercatat 3,1% yoy, sedikit di atas ekspektasi pasar 3,0% yoy.
- Retail sales AS di Oktober 2024 +2.8% yoy, lebih kuat dari bulan sebelumnya 2% yoy.
Picture of the week
Dampak pemilu AS semakin terasa. Kemenangan presiden Donald Trump yang diikuti oleh kemenangan Partai Republik semakin meyakinkan investor bahwa pengenaan tarif dan pemotongan pajak akan terjadi. Sehingga pelaku pasar menjadi taking risk dengan menjual US government bonds dan menguatkan nilai tukar US Dollar. DXY index telah melampaui105 (Pic 1).
Pengenaan tarif atas barang dari China sudah pernah dilakukan pada tahun 2018 sebesar 25% dan menjadi Trade War pertama kali sehingga Renminbi melemah 29% (Pic 2). Kali ini AS akan mengenakan 60% tarif dan kemungkinan besar barang dari China menjadi tidak kompetitif. Kami melihat kesempatan bagi Indonesia untuk menjadi negara ekspor ke AS. Selain kami melihat stimulus ekonomi yang diluncurkan pemerintah China sepertinya mampu meningkatkan konsumsi masyarakat sehingga ekspor Indonesia ke China dapat terjaga. China dapat saja melemahkan nilai tukarnya seperti 2018, namun dengan adanya stimulus, China diperkirakan lebih siap menghadapi tarif AS.
Rekomendasi: RD IDAMAN, RD MIDO2, RD MMUSD.
PRODUK | 3M PERFORMANCE | YTD PERFORMANCE |
---|---|---|
JCI | -3,4% | -1,5% |
LQ45 | -5,2% | -10,2% |
Saham | ||
MITRA A | -4,1% | -5,5% |
MICB A | -3,9% | -5,9% |
ASEAN5 | -4,5% | -7,2% |
MGSED | +1,2% | +15,4% |
Indeks | ||
FTSE ESG A | -4,3% | -6,0% |
ETF | ||
XMLF | -5,6% | -8,4% |
Campuran | ||
MISB | +0,92% | +3,25% |
MIA | -3,18% | -5,27% |
Pendapatan Tetap | ||
MIDU | +0,35% | +2,99% |
MIDO2 | -0,26% | +1,84% |
IDAMAN | -1,67% | -0,54% |
Pasar Uang | ||
MIPU A | +1,14% | +3,83% |
MMUSD | +0,85% | +2,77% |
*Data diatas adalah data per tanggal 15 November 2024
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana
Written by
Leave a Reply