Highlight
Market:
- Pasar saham domestik dan global mencetak kenaikan berkat data inflasi AS yang melemah dan data retail sales AS yang masih baik sehingga kemungkinan besar resesi di AS dapat terhindar dan lebih mungkin terjadi ‘soft landing”. IHSG naik 2,4% wow dan LQ45 tumbuh 1,9% wow. Kinerja RD saham dalam tren yang terus menguat seperti RD MITRA A + 2,1% wow, RD Indeks FTSE ESG +2,6% wow, serta MGSED positif 3,8% wow.
- Yield obligasi stabil di bawah 6,8% selama sepekan. Yang menarik adalah nilai tukar Rupiah menguat besar ke level Rp 15.685 per USD dari minggu sebelumnya yang masih mendekati Rp 16.000 per USD.
Macro:
- Inflasi PPI AS turun ke 2,2% yoy di Juli 2024 dari 2,7% yoy.
- Inflasi CPI AS di Juli 2024 terus menurun ke 2,9% yoy dari sebelumnya 3,0% yoy, serta inflasi inti juga menurun ke 3,2% yoy dari 3,3% yoy.
- Pertumbuhan PDB Jepang 2Q24 naik 3,1% yoy dari kuartal sebelumnya kontraksi 2,3% yoy.
- Retail sales China naik 2,7% yoy di Juli 2024 dari sebelumnya 2% yoy.
- Tingkat pengangguran China naik ke 5,2% di Juli 2024 dari sebelumnya 5%.
- Neraca dagang Indonesia turun ke USD 0,5 miliar di Juli 2024 dari sebelumnya USD 2,3 miliar. Ekspor tumbuh 6,5% yoy (vs 1,2% yoy di Juni 2024) tetapi impor tumbuh lebih banyak 11,1% yoy (vs 7,6% yoy di Juni 2024).
- Pertumbuhan PDB Inggris 0,9% yoy di 2Q24 dari sebelumnya 0,3% yoy.
- Retail sales AS di Juli 2024 tumbuh 2,7% yoy dari sebelumnya 2,0% yoy.
Picture of the week
Ekonomi domestik terus menggeliat meski menghadapi tantangan. Neraca dagang bulan Juli 2024 turun ke USD 0,5 miliar dari USD 2,5 miliar yang disebabkan oleh kenaikan impor yang drastis. Impor bahan dasar dan modal menjadi pendorong utama pada impor dengan kenaikan 17,8% mom atau 11,1% yoy. Kenaikan impor ini menandakan hal yang positif di tengah pelemahan PMI Manufacturing. Ekspor di Juli 2024 masih tumbuh 6,5% mom atau 6,5% yoy yang konsisten terus membaik meski terjadi normalisasi harga (Pic 1).
Pada Juli 2024 porsi defisit anggaran pemerintah mengecil jauh ke hanya Rp 16 triliun dari bulan Juni 2024 yang defisit Rp 55,6 triliun. Turunnya defisit karena penerimaan negara di Juli 2024 yang naik ke Rp 224,7 triliun dari bulan sebelumnya Rp 197,2 triliun atau tumbuh 14% mom. Adapun kenaikan penerimaan negara yang cukup besar berasal dari PPN yang didorong oleh penjualan retail yang terlihat mengalami tren kenaikan meski volatile (Pic 2). Naiknya pajak PPN menunjukan masyarakat Indonesia terus berbelanja seperti biasa meski lebih tersebar ke berbagai barang dan jasa. Kami melihat indeks saham akan berkinerja baik pada geliat kondisi ekonomi domestik saat ini. Investor direkomendasikan untuk tetap fully invested baik di saham dan obligasi yang saat ini sedang dalam tren positif.
PRODUK | 3M PERFORMANCE | YTD PERFORMANCE |
---|---|---|
JCI | +2.6% | +2.2% |
LQ45 | +1.8% | -4.7% |
Saham | ||
MITRA A | +3.0% | -1.1% |
MICB A | +2.8% | -1.6% |
ASEAN5 | +2.6% | -2.4% |
MGSED | +3.6% | +14.0% |
Indeks | ||
FTSE ESG A | +3.4% | -1.1% |
ETF | ||
XMLF | +2.1% | -2.4% |
Campuran | ||
MISB | +1.50% | +2.33% |
Pendapatan Tetap | ||
MIDU | +1.75% | +2.63% |
MIDO2 | +2.22% | +2.17% |
IDAMAN | +3.12% | +1.02% |
Pasar Uang | ||
MIPU A | +1.09% | +2.66% |
MMUSD | +0.83% | +1.92% |
*Data diatas adalah data per tanggal 16 Agustus 2024
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana
Written by
Leave a Reply