Highlight
Market:
- Saham domestik akhirnya bangkit kembali setelah terjadi koreksi dalam beberapa minggu terakhir. Indeks LQ45 naik 2,9% wow, sedangkan IHSG meloncat 3,2% wow. Saham global yang menjadi indicator utama yakni indeks S&P 500 naik 1,6% wow diikuti oleh Nasdaq yang juga naik 2,1% wow.
- RD Mandiri kompak naik dengan kenaikan terbesar di kelas saham. RD MITRA A dan ASEAN5 naik masing-masing 1,7% wow, serta RD MICB A naik 2,3% wow. RD saham global yaitu RD MGSED menguat 1,1% wow. Sedangkan Index Fund seperti RD FTSE A meloncat 3,9% wow dan ETF LQ45 juga menguat sebanyak 3,4% wow.
- Yield dari INDOGB menguat 17 bps menjadi 6,8% dari minggu sebelumnya di 7%. Penguatan juga terjadi pada nilai tukar Rupiah sebanyak 0,6% wow menjadi Rp15,950 per USD.
- RD Mandiri di kelas obligasi rata-rata menguat seperti RD IDAMAN 0,7% wow, RD MIDO2 +0,6% wow, dan RD MIDU +0,1% wow.
Macro:
- Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia di April 2024 tercatat naik menjadi 127,7 dari sebelumnya 123,8.
- Penjualan mobil domestik di April 2024 turun 17,5% yoy, sedangkan penjualan motor naik 18,3% yoy.
- PPI AS di April 2024 tercatat 2,2% yoy sesuai ekspektasi pasar.
- Inflasi CPI AS turun menjadi 3,4% yoy di April 2024 (vs 3,5% yoy di Maret 2024). Inflasi inti AS juga turun menjadi 3,6% yoy (vs 3,8% yoy di Maret 2024).
- Ekspor Indonesia tumbuh 1,72% yoy dan impor tumbuh 4,62% yoy, sementara neraca dagang surplus di USD 3,56 miliar.
Picture of the week
Sumber: MoF, Mandiri Sekuritas
Kepemilikan obligasi pemerintah berdasarkan tipe investor menunjukan bahwa rasio investor asing semakin mengecil menjadi hanya 14% (Pic 1). Selain itu, kepemilikan bank juga menurun menjadi 21%. Tipe investor yang meningkat dalam kemepilikan adalah asuransi, retail dan Bank Indonesia yang cenderung akan menahan kepemilikannya sampai jatuh tempo (matured).
Sumber: Bloomberg, MMI
Selisih yield antara INDOGB dan UST terjaga cukup stabil di 250 bps (Pic 2). Ada penurunan UST yield ke 4,3% merupakan kesempatan bagi investor untuk terus mengumpulkan Reksa Dana Obligasi yang diperkirakan akan cukup stabil. INDOGB yield yang masih berada pada kisaran 6,8% – 6,9% menjadi menarik untuk dimiliki. Volatilitas jangka pendek harus dipergunakan oleh investor mengingat dalam jangka panjang yield obligasi mungkin tidak akan setinggi saat ini. Jika yield obligasi terus menurun sejalan dengan inflasi yang melemah, maka akan memberikan capital gain bagi investor Reksa Dana Obligasi. Jika yield turun dari 6,9% menjadi 6,5%, maka akan menghasilkan capital gain kira2 sebesar kira-kira 2,5% untuk durasi 6 tahun (RD MIDO2) atau 1,2% untuk durasi 3 tahun (RD MIDU). Dan, bila ditambahkan dengan yield dari portofolio kisaran 6% maka akan menghasilkan total return yang cukup baik, seperti simulasi perhitunagn kira-kira 8,5% untuk RD MIDO2 dan 7,2% untuk MIDU dalam kurun waktu satu tahun ke depan.
PRODUK | 3M PERFORMANCE | YTD PERFORMANCE |
---|---|---|
JCI | -0,2% | +0,6% |
LQ45 | -8,7% | -5,3% |
Saham | ||
MITRA A | -6,8% | -3,5% |
MICB A | -6,7% | -3,6% |
ASEAN5 | -7,3% | -4,4% |
MGSED A | +4,0% | +10,1% |
Indeks | ||
FTSE ESG A | -6,8% | -3,0% |
ETF | ||
XMLF | -6,9% | -3,3% |
Pendapatan Tetap | ||
MIDU | +0,17% | +0,66% |
MIDO2 | -1,80% | -1,70% |
IDAMAN | +0,30% | -2,13% |
*Data diatas adalah data per tanggal 17 Mei 2024
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana
Written by
Leave a Reply