Highlight
Satu minggu yang cukup berat bagi kelas aset saham. IHSG tertertekan dalam seminggu sebelum akhir pada Jumat kembali rebound kuat ke level 6.678 (-1,3% WoW). Sama ceritanya dengan LQ45 yang juga ditutup melemah ke 924 (-1,4% WoW). Indeks saham terkoreksi karena ketakutan pada sistem perbankan global setelah beberapa bank di AS dinyatakan bankrut. Hal itu membuat yield dari US Treasury turun sampai ke 3,48% (jatuh 21bps dalam sepekan) karena dianggap sebagai safe haven jika terjadi krisis. Yield dari IndoGB sempat mengalami penurunan ke 6,75% pada pertengahan minggu mengikuti UST yield sebelum akhirnya terkoreksi ke 6,95% pada penutupan transaksi minggu lalu.
Inflasi AS pada bulan Febuari 2023 tercatat 6% yoy, level yang sama seperti pekiraan pasar. Begitu pula dengan inflasi inti 5,5% yoy di Februari 2023, lebih rendah dari bulan sebelumnya 5,6% yoy. PPI AS bulan Feb23 berada pada 4,6% yoy, turun dari 5,7% yoy pada Jan23. Retail sales berada pada 5,4% yoy di Feb23, turun banyak dari 7,7% di Jan23.
Bank sentral Eropa, ECB, menaikan suku bunga acuan sebanyak 50 bps menjadi 3,5% dari sebelumnya 3,0%. Inflasi Eropa bulan Febuari tercatat 8,5% yoy, turun tipis dari bulan sebelumnya 8,6% yoy.
Indonesia kembali mencatatkan surplus pada trade balance yaitu sebesar USD 5,5 milyar di bulan Febuari 2022, lebih tinggi dari USD 3,9 milyar pada Januari 2023. Meskipun ekspor pada Febuari 2023 hanya tumbuh 4,5% yoy (vs 16,4% yoy pada Jan23), ternyata impor mengalami penurunan 4,3% yoy (vs 1,3% yoy pada Jan23).
Bank Indonesia menetapkan suku bunga acuan tetap pada 5,75% di bulan Maret 2023. Begitu pula dengan lending facility rate dan deposit facility rate masing – masing pada level yang sama seperti sebelumnya di 6,5% dan 5%. Pertumbuhan kredit pada bulan Februari berada pada 10,64% yoy, sedikit lebih tinggi dari 10,53% yoy di Januari 2023.
Picture of the week
Setelah BI menahan 7D RRR pada minggu lalu, giliran the Fed pada minggu ini yang akan memutuskan suku bunga acuan Fed Rate. Spread saat ini masih berada pada 100 bps antara kedua suku bunga acuan (Pic 1). Implikasi terhadap nilai akan sangat penting pada saat ini. Melihat DXY yang sedang bergerak antara 100 – 105 menjadi keuntungan bagi Rupiah (Pic 2). Bila kita melihat kejadian minggu lalu atas gejolak di bank AS, investor lebih memilih kembali ke safe haven seperti ke US treasury bond sehingga yield menyentuh ke 3,43%. Menurut kami, bila ada terjadi koreksi pada pasar obligasi dalam negeri atas teritori 7,10% (sesuai target bond yield MMI 7,00% – 7,50%), kami rekomendasikan investor utk masuk pada RD pendapat tetap Mandiri Investasi yaitu RD MIDO2 (durasi panjang) dan RD MIDU (durasi pendek). Kami rasa kondisi ini akan merupakan timing yang baik untuk memudahkan investor mendapatkan gain, baik bagi yang memiliki long term maupun short term view.
Important Date
- Thu, 23 MAR23 US: Fed interest rate decision Mar23
- Thu, 23 MAR23 UK: BoE interest rate decision Mar23
Produk | 6M Performance | YTD Performance |
---|---|---|
JCI | -6,8% | -2,5% |
LQ45 | -9,0% | -1,4% |
Saham | ||
MITRA | -4,4% | -1,0% |
MICB | -5,6% | -1,8% |
ASEAN5 | -6,7% | -2,4% |
MGSED | +7,9% | +7,3% |
Pendapatan Tetap | ||
MIDU | +1,45% | +0,34% |
MINION | +6,51% | -0,25% |
MIDO2 | +3,65% | +1,21% |
IDAMAN | +0,51% | +0,41% |
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Leave a Reply