13 Mei 2024
Turbulence
April 2024 menjadi bulan yang menantang bagi para investor obligasi karena pergeseran dalam kondisi ekonomi AS. Tingkat inflasi AS melonjak hingga 3,5% secara tahunan (yoy) pada Maret 2024, melewati data bulan sebelumnya 3,2% yoy dan konsensus pasar sekitar 3,4% yoy. Data inflasi lebih tinggi dari yang diperkirakan membuat Federal Reserve berhati-hati terkait pemotongan suku bunga yang telah direncanakan. Meskipun pasar telah diingatkan tentang tantangan berat mengatasi inflasi pada awal 2024, kemajuan menuju target tahunan sebesar 2% melambat dalam beberapa bulan terakhir. Federal Reserve mengungkapkan bahwa suku bunga tinggi saat ini akan berlangsung lebih lama, dan membuat ekspektasi pasar terkait pemotongan suku bunga mundur dari yang diperkirakan di pertengahan tahun.
Selama bulan April, nilai tukar rupiah Indonesia mengalami depresiasi sebesar 2,53%, ditutup pada level Rp 16.259 per dolar AS. Kondisi ekonomi global dan domestik, termasuk kenaikan yield dari US Treasury dan harapan pemotongan suku bunga dari Bank Sentral AS yang memudar, memengaruhi kelemahan rupiah. Pada akhir April 2024, Bank Indonesia menaikkan BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat stabilitas Rupiah Indonesia (IDR) menghadapi risiko global dan menjaga inflasi dalam kisaran target 2,5%±1%.
US Treasury yield mengalami kenaikan tajam, naik hampir 50 basis poin menjadi 4,70%. Kenaikan ini menimbulkan tantangan bagi kelas aset berisiko, termasuk imbal hasil obligasi Indonesia. Imbal hasil IndoGb naik menjadi 7,13%, mencerminkan dampak kenaikan imbal hasil Surat Utang AS. Yield spread antara IndoGb dan US Treasury melebar menjadi 250–270 basis poin, meskipun tetap relatif moderat. Dinamika spread ini penting bagi para investor karena mencerminkan sentimen risiko dan kondisi ekonomi saat ini.
Secara keseluruhan, pasar obligasi pada bulan April 2024 menghadapi kombinasi tantangan dan peluang. Inflasi, kebijakan bank sentral, nilai tukar mata uang dan kondisi ekonomi global memainkan peran penting. Bagi para investor, pendekatan yang bijaksana adalah mempertimbangkan dana obligasi dengan durasi pendek untuk menghadapi perubahan kondisi yang saat ini terjadi.
Rekomendasi Produk
| REKSA DANA PENDAPATAN TETAP | |
|---|---|
| MIDU | Reksa Dana MIDU berinvestasi pada Instrumen Obligasi dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko rendah – menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
| IDAMAN | Reksa Dana IDAMAN berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia USD dengan durasi pendek dan dikategorikan berisiko menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
| MIDO2 | Reksa Dana MIDO2 berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia Rupiah dengan durasi panjang dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Tinggalkan Balasan