Domestic Resilience
Pada Mei 2025, pasar obligasi global dipengaruhi oleh makroekonomi yang ditandai dengan kekhawatiran akan pertumbuhan dan ketidakpastian tarif yang berlanjut. Federal Reserve AS mempertahankan sikap waspada di tengah tekanan inflasi yang persisten dan penundaan pelaksanaan tarif, yang menyebabkan penurunan moderat pada imbal hasil jangka pendek namun imbal hasil jangka panjang tetap cukup tinggi karena kekhawatiran inflasi. Kurva imbal hasil di ekonomi utama G7, termasuk AS dan Eropa, terus mengerucut seiring pasar memperkirakan pelonggaran moneter lebih lanjut dalam waktu dekat sambil mempertimbangkan risiko inflasi akibat tarif. Obligasi Eropa, khususnya German Bunds, mengungguli Treasury AS, didukung oleh melemahnya dolar AS dan pelonggaran kebijakan ECB, dengan imbal hasil Bund turun karena ekspektasi inflasi yang lebih rendah. Inflasi breakeven sedikit menurun di seluruh tenor, mencerminkan harga energi yang terkendali dan penundaan tarif, meskipun kekhawatiran tentang inflasi yang lebih tinggi pada kuartal II dan III tetap ada.
Di pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun berada di kisaran 6,84% hingga 6,91% pada bulan Mei, sedikit menurun dari level sebelumnya meskipun imbal hasil Treasury AS naik menjadi sekitar 4,4% – 4,5%. Rupiah menguat moderat terhadap dolar AS, menguat ke kisaran IDR 16.215–16.545 per USD, didukung oleh sentimen pasar yang membaik, disiplin fiskal, serta pemotongan suku bunga Bank Indonesia (BI) menjadi 5,50%. Pemotongan suku bunga BI ini memperkuat likuiditas dan kepercayaan investor, sehingga membantu penurunan imbal hasil obligasi pemerintah, terutama pada tenor jangka pendek hingga menengah. Posisi fiskal Indonesia membaik dengan surplus sebesar Rp4,3 triliun pada April 2025, didorong oleh peningkatan pendapatan yang signifikan dan pengendalian pengeluaran, yang turut menjaga kepercayaan terhadap utang negara. Meskipun ketidakpastian global masih ada, pasar obligasi Indonesia menunjukkan ketahanan yang didukung oleh kinerja mata uang yang stabil, lelang obligasi pemerintah yang aktif, kebijakan fiskal yang prudent, serta kebijakan moneter yang akomodatif.
Rekomendasi Produk
REKSA DANA PENDAPATAN TETAP | |
---|---|
MIDU | Reksa Dana MIDU berinvestasi pada Instrumen Obligasi dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko rendah – menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
IDAMAN | Reksa Dana IDAMAN berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia USD dengan durasi pendek dan dikategorikan berisiko menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
MIDO2 | Reksa Dana MIDO2 berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia Rupiah dengan durasi panjang dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
REKSA DANA CAMPURAN | |
MIA | Reksa Dana Mandiri Investa Aktif berinvestasi pada Efek Saham, Obligasi dan Pasar Uang. Dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Campuran tersebut. |
MISB | Reksa Dana Mandiri Investa Syariah Berimbang berinvestasi pada efek Saham syariah, Sukuk dan Pasar Uang syariah. Dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Campuran tersebut. |
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Tinggalkan Balasan