Real Yields Matter
Yield dari obligasi global meningkat secara signifikan, termasuk yield dari IndoGb dan INDON. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diperkirakan akan meningkatkan inflasi. Kenaikan harga minyak kali ini lebih dikarenakan oleh berkurangnya pasokan, bukan karenanya meningkatnya permintaan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa suku bunga acuan dapat dinaikkan lebih tinggi dari perkiraan karena inflasi telah menjadi perhatian penting bagi banyak negara. The Fed kembali menekankan kebijakan “higher for longer” yang berarti bank sentral tersebut akan tetap berusaha mengendalikan inflasi dan membawa pasar tenaga kerja ke tingkat yang diinginkan. Anggota FOMC melihat perekonomian AS semakin kuat yang dapat menyebabkan inflasi lebih tinggi. Sikap The Fed yang hawkish dan lebih besarnya penerbitan surat utang AS untuk membiayai anggaran mendorong yield obligasi lebih tinggi. Namun demikian, bank sentral di berbagai negara termasuk AS, Inggris, Jepang dan Swiss memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya. Para investor global melihat bahwa perekonomian global berada pada titik transisi (transition point) kebijakan moneter akibat pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang lebih rendah. Oleh karena itu, kami memperkirakan ke depan akan ada lebih banyak bank sentral yang akan menurunkan suku bunga acuannya.
Penerbitan obligasi pemerintah Indonesia diperkirakan akan terbatas karena anggaran negara masih mengalami surplus hingga Agustus 2023. Selain itu, inflasi terlihat terkendali di angka 2,28% pada September 2023 dan cukup menggembirakan setelah pemerintah bereaksi cepat dalam menahan kenaikan harga beras. Bank Indonesia (BI) mulai menerbitkan dan memperdagangkan SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) untuk menyerap likuiditas di beberapa bank, menarik dana asing dan mengoptimalkan aset di BI. Tujuan lain dari instrumen ini adalah untuk menjaga stabilitas mata uang. Koreksi pasar obligasi yang terjadi baru-baru ini seharusnya menjadi pintu masuk yang baik bagi investor untuk berinvestasi di pasar obligasi.
Rekomendasi Produk
PRODUK | |
---|---|
MIDU | Reksa Dana MIDU berinvestasi pada Instrumen Obligasi dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko rendah – menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
IDAMAN | Reksa Dana IDAMAN berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia USD dengan durasi pendek dan dikategorikan berisiko menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
MIDO2 | Reksa Dana MIDO2 berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia Rupiah dengan durasi panjang dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Tinggalkan Balasan