Stay Hawkish (Global Equity Market)
Rally pada indeks saham global di musim panas telah berakhir dan pasar kembali fokus pada The Fed. Pasar global sedang mencoba untuk mengantisipasi apa yang akan dilakukan The Fed dalam pertemuan berikutnya pada September 2022. The Fed menggunakan kesempatan di simposium ekonomi Jackson Hole untuk menyampaikan pesan kebijakan yang hawkish tentang tekad bank sentral AS untuk mengatasi lonjakan inflasi. Ketua Fed mengatakan keberhasilan menurunkan inflasi mungkin akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah untuk beberapa periode mendatang dan untuk melakukan itu, suku bunga perlu tetap pada tingkat yang tinggi agar dapat menahan pertumbuhan untuk beberapa waktu. Pejabat Fed sedang memperdebatkan apakah besarnya kenaikan suku bunga acuan yang sama (75 bps) untuk ketiga kalinya akan diperlukan pada pertemuannya pada bulan September, atau hanya menaikan setengah persen sebagai gantinya. Jerome Powell mengatakan pada titik tertentu akan tepat untuk mengubah arah pergerakan suku bunga. Namun Powell menolak bahwa data terbaru yang menunjukkan sedikit pelonggaran inflasi sebagai suatu dasar untuk dapat mengubah kebijakan moneter mereka. Sebagian besar pejabat the Fed mengatakan mereka dapat mengendalikan inflasi tanpa menyebabkan resesi yang menyulitkan. Hal tersebut bertentangan dengan pandangan konsensus di antara para ekonom, yang memprediksi setidaknya resesi ringan di tahun depan. Para investor beranggap bahwa the Fed bersedia mengambil lebih banyak tekanan sulit dalam jangka pendek untuk mendapatkan hasil yang baik dari stabilitas harga pada jangka panjang, sehingga pasar global sepertinya tidak mungkin melihat the Fed mengubah arah kebijakan moneter dalam waktu singkat.
Kami melihat rally ini di RD MGSED (RD Mandiri Global Syariah Equity Dollar) sebagai bukti bahwa portofolio bekerja dengan baik dalam dinamika global saat ini. Meskipun kebijakan Fed cenderung tetap hawkish untuk jangka waktu yang lebih lama dan inflasi global masih tinggi, kita telah melihat koreksi saham terburuk di semester pertama 2022 dan narasi pasar saham bisa berubah saat mendekati kuartal terakhir 2022 yang rata-rata bisa berkinerja baik. Kami menyarankan investor untuk menambahkan lebih banyak RD MGSED untuk mempersiapkan rally berikutnya.
Fuel Up the Rally (Domestic Equity Market)
Pasar saham global mengalami koreksi sejak pertengahan Agustus 2022 karena investor mengantisipasi kebijakan The Fed yang akan dikeluarkan. Hal tersebut berbeda dengan indeks saham Indonesia yang dapat berkinerja lebih tinggi pada Agustus 2022. Ada beberapa alasan kami menilai pasar domestik bereaksi positif meski pasar pasar global menghadapi tantangan. Pertama, kinerja fundamental menunjukkan bahwa korporasi Indonesia, terutama sektor perbankan dan komoditas, membaik sesuai prediksi pasar. Oleh karena itu, investor masih terus membeli saham dengan target harga yang belum tercapai dengan valuasi yang relatif ringan. Kedua, RAPBN 2023 yang diusulkan pemerintah menunjukkan kebijakan belanja yang disiplin sekaligus tetap mendorong pertumbuhan diterima dengan baik oleh investor pasar modal. Pendukung terakhir kenaikan pasar saham adalah dinamika nilai tukar Rupiah yang masih tangguh meski dolar AS menguat. Rupiah dapat stabil karena neraca perdagangan Indonesia yang masih kuat dan arus masuk investasi untuk mendorong perekonomian. Selain itu, kami melihat Bank Indonesia akhirnya mulai menaikkan suku bunga acuan sebagai langkah pre-emptive untuk memitigasi potensi inflasi yang lebih tinggi akibat penyesuaian harga BBM bersubsidi.
Kami pikir saham domestik belum kehabisan bahan bakar untuk terus melanjuatkan kenaikan karena mendekati kuartal terakhir tahun 2022 investor cenderung lebih bullish. Kami melihat normalisasi di berbagai sektor yang berarti akan lebih banyak perusahan akan mengejar ketertinggalan karena kondisi ekonomi domestik saat ini telah memberi lebih banyak kesempatan untuk bertumbuh dan berekspansi. Kita mungkin melihat koreksi karena investor melakukan realized gain atau menghindari risiko untuk sementara karena berbagai alasan. Namun, kami melihat hal itu dapat membuka peluang bagi investor untuk menambah dana ekuitas secara bertahap sebagai persiapan untuk imbal hasil lebih tinggi di bulan-bulan mendatang.
Rekomendasi Produk
PRODUK | |
---|---|
MGSED | Reksa Dana MGSED berinvestasi pada Efek Ekuitas Syariah Luar Negeri di dalam Daftar Efek Syariah. Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut. |
MITRA | Reksa Dana MITRA berinvestasi pada saham domestik mayoritas saham Big Cap. Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut. |
MICB | Reksa Dana Mandiri Investa Cerdas Bangsa berinvestasi mayoritas pada saham yang termasuk dalam indeks LQ45. Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut. |
MANFIGA | Reksa Dana Indeks MANFIGA berinvestasi mayoritas pada saham yang terdapat di dalam Indeks FTSE Indonesia ESG. Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut. |
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Tinggalkan Balasan