Equity Market Commentary : Desember 2024

  • icon-jam02 Januari 2025
  • icon-share
    Shares

Equity Market Commentary : Desember 2024

Diversifying

 

Pasar saham Indonesia pada Desember 2024 tetap tertekan karena pelemahan nilai tukar. Rupiah terdepresiasi sebesar 2%, mencapai Rp 16.150/USD dari Rp 15.850/USD pada bulan sebelumnya. Namun, sepanjang tahun 2024, Rupiah hanya terdepresiasi 5%, didukung oleh surplus perdagangan yang stabil. Kekuatan dolar AS, yang tercermin dalam indeks DXY yang naik menjadi 108 pada Desember dari 100 pada September, didorong oleh perubahan kebijakan moneter AS dan ekspektasi terhadap ekonomi AS. Federal Reserve mengindikasikan bahwa laju penurunan suku bunga pada 2025 mungkin tidak secepat pada 2024. Ekonomi AS saat ini berada dalam kondisi soft landing, yaitu fase perlambatan yang ditandai dengan stabilitas di pasar tenaga kerja dan tingkat inflasi.

Namun, dengan diterapkannya kebijakan baru oleh Presiden Trump, ekonomi AS berpotensi menguat lebih lanjut, meningkatkan risiko tekanan inflasi. Sebagai tanggapan, Federal Reserve merevisi proyeksi median inflasi PCE menjadi 2,5%–2,7%, naik dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,1%–2,3%. Akibatnya, The Fed diperkirakan hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali (50 bps), dari perkiraan sebelumnya empat kali (100 bps) pada 2025.

Pasar saham domestik menunjukkan tanda-tanda kehilangan momentum akibat perkembangan global tersebut. Indeks DXY yang kuat dapat terus membebani pasar saham Indonesia. Namun, sembari menunggu kebijakan Trump, pasar global mungkin akan mengalihkan fokus untuk mendiversifikasi portofolio ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Kami melihat bahwa investor sebaiknya mengantisipasi volatilitas dengan menjaga portofolio yang terdiversifikasi dan menghindari konsentrasi berlebihan pada kelas aset tertentu.

 

Rekomendasi Produk

 

REKSA DANA SAHAM
MITRA A Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif berinvestasi pada saham domestik mayoritas saham Big Cap.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MICB A Reksa Dana Mandiri Investa Cerdas Bangsa berinvestasi mayoritas pada saham yang termasuk dalam indeks LQ45.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
REKSA DANA CAMPURAN
MIA Reksa Dana Mandiri Investa Aktif berinvestasi pada Efek Saham, Obligasi dan Pasar Uang.
Dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Campuran tersebut.
MISB Reksa Dana Mandiri Investa Syariah Berimbang berinvestasi pada efek Saham syariah, Sukuk dan Pasar Uang syariah.
Dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Campuran
tersebut.
REKSA DANA SAHAM INDEKS DAN ETF
FTSE ESG A Reksa Dana Indeks FTSEESG berinvestasi mayoritas pada saham yang terdapat di dalam Indeks FTSE Indonesia ESG.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
XMLF Reksa Dana ETF Mandiri ETF LQ45 berinvestasi pada saham-saham blue chip yang terdapat di dalam Indeks LQ45.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *