Untuk kalimat ini sudah menjadi slogan dan sangat tidak asing bagi para investor. Tapi pada kenyataannya investor masih sangat berhati – hati dalam mengambil keputusan karena khawatir akan terjadi penurunan lagi atau mungkin beranggapan membeli sudah naik. Jadi pada akhirnya berinvestasi tidak pernah kejadian ataupun selalu menyesali setiap langkah yang diambil.
Disini kami mengajak para investor untuk berhenti menunggu waktu yang tepat (timing the market) karena hal tersebut bukan sebuah strategi yang tepat. Kami berharap orang melihat investasi dengan pandangan kedepan, bukan kebelakang. Ini artinya investasi harus dilihat sebagai kebiasaan yang terus menerus dilakukan dari waktu ke waktu. Sehingga investor dapat mendapat setiap tingkat harga yang ada dan rata – rata perolehan akan lebih baik.
Jika terjadi volatitas/perubahan harga di pasar modal, kami berpendapatan, untuk investor yang sudah terlanjur masuk supaya tidak menyesali keputusan tersebut dan jangan panik. Keputusan yang kurang bijak bila melakukan menjual di saat market jatuh. Ibaratnya pada saat kita naik pesawat terjadi turbulensi/goncangan kita tidak perlu lompat dari pesawat. Kami lebih menyarankan untuk disiplin dalam porsi investasi. Misalnya investor dapat memiliki pola investasi 70% saham dan 30% obligasi. Jika investasi pada saham jatuh dalam, maka porsi tersebut menjadi 50% saham dan 50% obligasi. Apa yang dapat investor lakukan adalah melakukan switching dari bond ke saham sehingga porsi investasi kembali menjadi 70% saham dan 30% obligasi. Hal tersebut dapat dilakukan berkala baik dengan dana tambahan ataupun dana perpindahan (switching).
Pada saat ini, saham kelihatan mulai bangkit seiring dengan kegiatan masyarakat menuju normalisasi. Hal tersebut disambut baik oleh berbagai stakeholders dalam pasar modal, sehingga asumsi perekonomian membaik menjadi terbuka kembali. Kami juga menyambut baik dan berharap mesin – mesin ekonomi dalam kembali dihidupkan sehingga orang mulai dapat berkerja, berpenghasilan dan berkonsumsi normal kembali. Asumsi pasar modal bergerak lebih cepat dibandingkan dengan realita fundamental. Kami melihat masih banyak sekali kesempatan bagi investor untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal di tahun ini, terutama di pasar saham.
Kami memiliki instrument saham bernama Mandiri Investa Equity Asean 5 Plus (“ASEAN 5”) dimana produk ini memiliki keistimewaan dapat mengalokasikan 15% porsi sahamnya ke luar Indonesia. Dengan demikian, produk ini dapat mendapatkan diversifikasi lebih dibandingkan dengan produk Reksa Dana lainnya dari segi underlying dan nilai tukar mata uang.
Produk ASEAN 5 ini sering melakukan penempatan di US, China, dan negara – negara Asean seperti Singapura dan Thailan. Selain itu, Asean 5 berinvestasi 85% pada saham – saham IHSG yang dimana kami melihat nilai valuasi secara buku masih cukup murah di kisaran 1.8x PBV atau setara dengan saat krisis sub-prime pada tahun 2008. Sehingga kami menyarankan investor untuk memperhitungkan kembali pasar saham. We invest for the future, and you are doing alright by investing now.
Bagikan Ke :Written by
Tinggalkan Balasan