Pergerakan ekonomi pada Februari 2025 layaknya pemanasan sebelum pertandingan panjang. Perhatian masyarakat tertuju pada pembentukan Danantara serta dimulainya program makanan bergizi gratis bagi pelajar. Kebijakan ini, meski menjanjikan, masih menuai pertanyaan terkait tujuan dan pengawasan pelaksanaannya. Di sisi lain, kebijakan AS yang memberlakukan tarif impor terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok memicu perdebatan publik, terutama terkait kekhawatiran akan lonjakan inflasi dan penurunan perekonomian. Upaya efisiensi yang dicanangkan pemerintah AS juga berdampak pada peningkatan jumlah pengangguran. Langkah-langkah yang diambil pemerintahan baru untuk mendorong arah pembangunan baru tampak penuh tantangan di tahap awal, sehingga menimbulkan ketidakpastian. Namun, pemerintah diharapkan mampu melakukan moderasi kebijakan guna mencapai keseimbangan yang dibutuhkan demi tercapainya target jangka panjang.
Overview
Kebijakan tarif yang diterapkan pemerintah AS dalam beberapa tahun terakhir masih menjadi kombinasi yang kompleks antara kebijakan awal dan perubahan yang terjadi selanjutnya. Dalam hubungan perdagangan AS dengan Meksiko dan Kanada, beberapa tarif yang sebelumnya diberlakukan telah dikurangi berkat perjanjian dagang USMCA (United States-Mexico-Canada Agreement). Sementara itu, hubungan perdagangan AS dengan Tiongkok masih diwarnai ketegangan. Isu-isu seperti pencurian hak kekayaan intelektual dan pemaksaan transfer teknologi belum terselesaikan sepenuhnya, sehingga pembatasan di sektor teknologi terus berlanjut. Negara-negara yang terdampak tarif ini juga mengambil tindakan balasan. Meksiko dan Kanada, misalnya, menargetkan produk pertanian AS dan ekspor utama dari beberapa negara bagian. Sementara itu, Tiongkok merespons dengan kebijakan yang lebih luas, yang memengaruhi berbagai sektor industri.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di pasar karena berbagai alasan. Tarif yang lebih tinggi meningkatkan biaya impor, yang berkontribusi pada inflasi dan menekan margin keuntungan bisnis. Gangguan pada rantai pasokan memaksa perusahaan mencari sumber alternatif yang lebih mahal, sehingga menghambat investasi. Di sisi lain, daya saing AS menurun akibat tarif balasan yang dikenakan oleh mitra dagang, yang berdampak pada ekspor. Ketidakpastian kebijakan perdagangan juga membuat pelaku bisnis enggan untuk berkembang dan berinvestasi. Sektor-sektor yang paling rentan meliputi pertanian, manufaktur, dan teknologi. Selain itu, hubungan yang tegang dengan mitra dagang serta potensi isolasi AS meningkatkan risiko geopolitik. Meskipun ada kemungkinan pengurangan beberapa tarif, dampak jangka panjang seperti kenaikan biaya, ketidakpastian ekonomi, dan berkurangnya daya saing tetap menjadi tantangan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi AS.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menerapkan kebijakan penghematan dengan pemotongan anggaran sebesar Rp307 triliun untuk mendanai Dana Kekayaan Negara Daya Anagata Nusantara (Danantara) serta program makan bergizi gratis bagi pelajar. Kebijakan ini memicu gelombang protes nasional dan kekhawatiran terkait potensi salah kelola dan korupsi. Meski demikian, pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjaga transparansi dan memastikan pengelolaan dana sesuai dengan standar internasional.
Danantara, yang diluncurkan pada 24 Februari 2025, bertujuan mengelola aset negara senilai lebih dari USD900 miliar, termasuk Bank Mandiri, BRI, BNI, Telkom Indonesia, dan Pertamina. Danantara ini berencana berinvestasi dalam proyek-proyek strategis di sektor energi terbarukan, manufaktur canggih, dan kecerdasan buatan guna mempercepat pertumbuhan ekonomi. Menteri Investasi Rosan Roeslani menjabat sebagai CEO, dengan Pandu Sjahrir sebagai CIO dan Donny Oskaria sebagai COO.
Topic of discussion
- Inflasi
- PMI Manufacturing dan Indeks Keyakinan Konsumen
- Data moneter
- Neraca dagang
- Penjualan mobil dan motor
- Analisa kondisi makro ekonomi dan kondisi pasar modal
- Rekomendasi aset alokasi
Rekomendasi
Sinyal taktis strategi jangka pendek Maret 2025 tetap sama seperti Februari 2025, dengan alokasi cash 15%, saham 42,5%, dan obligasi 42,5%.
Pada pasar uang, RD MIPU dan RD MMUSD dapat menjadi opsi defensif saat koreksi pasar modal. Untuk saham, rekomendasi tetap pada produk berbasis saham berkapitalisasi besar seperti RD MICB, RD Index FTSE Indonesia ESG, dan ETF Mandiri Indeks LQ45 (XMLF). Sementara itu, di kelas pendapatan tetap, RD IDAMAN dan MIDU cocok bagi investor yang mencari eksposur obligasi berdurasi pendek-menengah dengan risiko rendah.
Rekomendasi Produk
Saham
- Mandiri Investa Cerdas Bangsa (MICB) – Kelas A
Saham LQ45, Mayoritas saham kapitalisasi besar, dan Denominasi Rupiah - Mandiri Investa Equity Asean 5 Plus (MANSEA5)
Saham domestik & global, All cap fund, dan Denominasi Rupiah
Saham Global
- Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED) – Kelas A
Saham global, Denominasi USD, dan Kerjasama dengan JP Morgan AM - Mandiri Asia Sharia Equity Dollar (MASED) – Kelas A
Saham Asia dan Denominasi USD
Index
- Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG (FTSEESG) – Kelas A
Saham domestik, Denominasi Rupiah, Berorientasi ESG, dan Pengelolaan pasif - Mandiri ETF LQ45 (XMLF)
Tracking error rendah, Transaksi jual/beli dapat di lakukan setiap saat, dan Nilai transaksi real time
Pendapatan Tetap
- Mandiri Investa Dana Utama (MIDU)
Obligasi pemerintah & korporasi, Pembagian dividen bulanan, dan Durasi: pendek (< 4 tahun) - Investa Dana Dollar Mandiri (IDAMAN)
Obligasi pemerintah USD (INDON), Durasi menengah – panjang, dan Denominasi USD
Campuran
- Mandiri Investa Syariah Berimbang (MISB)
Obligasi Syariah (Sukuk), Durasi pendek – menengah
Pasar Uang
- Mandiri Investa Pasar Uang (MIPU)
Instrumen Pasar Uang dengan segmen Jangka Pendek - Mandiri Money Market USD (MMUSD)
Instrumen Pasar Uang dan Denominasi USD
PRODUK | 3M PERFORMANCE | YTD PERFORMANCE |
---|---|---|
Saham | ||
MICB A | -12,3% | -14,3% |
ASEAN5 | -13,3% | -15,4% |
Saham Global | ||
MGSED A | -4,0% | -3,8% |
MASED B | +2,6% | +1,8% |
Indeks | ||
FTSE ESG A | -11,0% | -12,4% |
XMLF | -12,7% | -14,1% |
Pendapatan Tetap | ||
MIDU | +2,19% | +1,91% |
IDAMAN | +1,56% | +1,82% |
Campuran | ||
MISB | -1,71% | -2,07% |
Pasar Uang | ||
MIPU | +1,12% | +0,99% |
MMUSD | +0,77% | +0,68% |
*Data diatas adalah data per tanggal 20 Maret 2025
Untuk membaca hal-hal yang terjadi di bulan Januari 2025 yang mempengaruhi ekonomi secara makro selengkapnya disini:
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Tinggalkan Balasan