Weekly Market Recap 14 – 18 Oktober 2024

  • icon-jam21 Oktober 2024
  • icon-share
    Shares

Weekly Market Recap 14 – 18 Oktober 2024

Highlight  ‌

 

Market:

  • Saham domestik berhasil kembali bangkit dengan kenaikan 3,2% wow IHSG ke 7.760 serta 2,9% wow LQ45 ke 960. Baliknya investor kembali ke Indonesia disebabkan oleh outflow dari India serta wait & see di China.
  • Yield dari IndoGb dan UST bergerak tipis sehingga spread tetap berada di 260 bps.
  • Dengan inflow yang masuk, Rupiah kembali menguat ke bawah 15,500 per USD.

 

Macro:

  • BI rate bertahan 6,00% di Oktober 2024.
  • Kredit perbankan September 2024 tumbuh 18,85% yoy (vs 11,4% di Aug24).
  • Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang USD 3,26 miliar di September 2024.
  • Foreign Direct Investment FDI tumbuh 18,5% yoy di 3Q24 (vs 16,6% yoy di 2Q24).
  • ECB memotong suku bunga acuan 25 bps menjadi 3,25%.
  • Retail sales AS tumbuh 0,4% mom di Sep24 (vs 0,1% di Aug24)
  • Inflasi Jepang tercatat 2,5% yoy di Sep24 (vs 3,0% yoy di Aug24) dan inflasi inti 2,4% yoy di Sep24 (vs 2,8% yoy di Aug24).
  • Pertumbuhan PDB China 3Q24 tumbuh 4,6% yoy (vs 4,7% yoy di 2Q24).

 

Picture of the week

 

 

Neraca dagang tercatat surplus USD 3,3 miliar di September 2024 dari perkiraan konsensus USD 2,9 miliar (Pic 1). Kumulatif neraca dagang selama 9 bulan 2024  mencapai USD 22,1 miliar (rata – rata: USD 2,5 miliar/bulan), lebih rendah dari USD 27,7 miliar di 9 bulan 2023 (rata-rata USD 3,1 miliar/bulan). Total nilai impor berekspansi 8,6% yoy selama 9 bulan sedikit turun dari 9,5% yoy di 8 bulan. Demikian pula dengan total ekspor yang melemah ke +6,4% yoy pada 9 bulan dari +7,1% yoy  di 8 bulan. Dengan tren impor yang lebih kuat dibandingkan ekspor, maka kemungkinan CAD melebar dari 0,1% terhadap PDB menjadi 0,9% terhadap PDB. Selain itu, outflow di pasar saham terjadi dalam dua minggu terakhir karena kondisi geopolitik dan stimulus di China. Hal tersebut yang kemungkinan besar mempengaruhi BI menahan suku bunga acuan di 6,00% demi mempertahankan nilai tukar Rupiah.

 

 

Meski menahan suku bunga, namun BI memberi kelonggaran tambahan pada GWM (Giro Wajib Minimum) ke beberapa sektor seperti pertanian, manufaktur, pedagang grosir dan segmen mikro (Pic 2). Efektif GWM mencapai 5,6% dengan insentif GWM mencapai pengurangan hingga 4% dari GWM yang ditetapkan 9,00%. Selain itu, BI juga ingin mengoptimalkan lelang SRBI dengan menawarkan yield yang atraktif. Sampai saat ini  kepemilikan asing di SRBI sebesar 27% dari total outstanding per mid Oktober Rp 928 triliun. Sampai saat ini liquid asset to deposit ratio bertahan 25,4% yang artinya likuiditas sektor keuangan masih cukup tinggi dibandingkan sebelum masa pandemi. Menurut kami inflow dana asing akan kembali terjadi dengan BI rate dan SRBI yang atraktif, sehingga Rupiah akan terjaga. Rekomendasi: RD MITRA dan RD MICB.

 


 

PRODUK 3M PERFORMANCE YTD PERFORMANCE
JCI +6,0% +6,7%
LQ45 +4,1% -1,0%
Saham
MITRA A +5,8% +3,1%
MICB A +5,3% +2,5%
ASEAN5 +5,3% +1,5%
MGSED +1,3% +15,5%
Indeks
FTSE ESG A +5,1% +2,7%
ETF
XMLF +3,4% +1,0%
Campuran
MISB +3,17% +4,81%
MIA +3,70% +0,62%
Pendapatan Tetap
MIDU +1,97% +3,56%
MIDO2 +2,50% +2,79%
IDAMAN +3,21% +1,71%
Pasar Uang
MIPU A +1,13% +3,46%
MMUSD +0,88% +2,52%

*Data diatas adalah data per tanggal 18 Oktober 2024

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505 ‌
‌Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003‌
‌Email Mandiri Investasi – [email protected]
‌Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id‌‌


DISCLAIMER

‌Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *