Highlight
IHSG kembali terkoreksi pada pecan lalu turun 2,1% dalam sepekan, sama seperti LQ45 yang turun 2.2%. Penurunan ini merupakan kelanjutan dari koreksi pasar saham global akibat inflasi Juni US yang lebih tinggi dari perkiraan dan dilanjutkan oleh keputusan the Fed yang menaikan suku bunga sebanyak 75 bps. Akibat keputusan tersebut, yield UST naik menyentuh 3,5% dan kembali turun ke 3,3%. Yield dari INDOGB juga naik menjadi 7,5% dari pecan sebelumnya di 7,2%. Koreksi ini menjadi menarik bagi investor untuk kembali masuk ke Reksa Dana saham (RD MITRA) dan pendapatan tetap (RD MIDU).
Dalam FOMC meeting bulan Juni, the Fed menaikan Fed Fund Rate 75 bps menjadi 1,75%. Kenaikan bulan ini jauh lebih besar dari yang direncanakan sebelumnya di 50bps. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi inflasi yang mencapai 8,6% yoy pada Mei22, jauh lebih tinggi dari perkiraan konsensus 8,3% yoy. US mencatatkan PPI Mei22 10,8% yoy, relatif sama seperti bulan sebelumnya 10,9% yoy. Sedangkan retail sales mengalami kontraksi 0,3% mom, turun dari +0,7% mom di Apr22. Bank of England menaikan suku bunga acuan 25 bps menjadi 1,25%. Sementara Bank of Japan masih mempertahankan suku bunga acuan di -0,1%. Inflasi UK meloncat ke 9% yoy di Apr22 dari 7% yoy pada bulan sebelumnya. Sementara inflasi juga juga mengalami kenaikan menjadi 2,5% yoy di Apr22 dari 1,2% yoy.
Indonesia mencatatkan neraca dagang sebesar USD 2,9 milyar di bulan Mei22 dari USD 7,6 milyar di bulan sebelumnya. Penurunan neraca dagang terjadi karena kenaikan ekspor 27,0% yoy lebih kecil dari bulan sebelumnya 47,8% yoy karena sempat adanya pelarangan komoditas CPO yang bersifat sementara. Sementara impor terus bertumbuh kuat mencapai 30,7% yoy lebih tinggi dari bulan sebelumnya 21,9% yoy.
Picture of the week
The Fed menaikan FFR sebanyak 75 bps pada meeting FOMC bulan Juni. Bila dilihat dari ekspektasi inflasi melalui grafik breakeven 2 dan 10 tahun, maka terlihat penurunan atau relatif stabil (chart 1). Dengan demikian, harapannya adalah US Treasury yang naik mencapai 3,2% – 3,4% dapat bergerak lebih kalem karena pergerakan antara FFR dengan UST yield tidak 1-to-1. Melihat spread antara UST dan INDOGB saat ini masih bergerak pada kisaran 420 bps (chart 2). Jika meninjau spread selama satu dekade, maka kita dapat melihat spread dapat lebih turun. Apalagi saat ini kondisi ekonomi Indonesia sedang membaik dan belum ada risk off event di pasar global. Kami melihat investor memiliki kesempatan untuk masuk ke RD MIDU pada posisi INDOGB yield saat ini.
Important Date
- Wed, 22 JUN UK: Inflation rate May22
- Thur, 23 JUN ID: Interest Rate decision Jun22
PRODUK | 6M PERFORMANCE | YTD PERFORMANCE |
---|---|---|
JCI | +5,1% | +5,4% |
LQ45 | +6,2% | +7,1% |
Saham | ||
MITRA | +2,0% | +2,6% |
ASEAN5 | -0,5% | +0,0% |
MGSED | -35,8% | -37,4% |
Pendapatan Tetap | ||
MIDU | -0,01% | -0,42% |
MINION | -11,80% | -11,51% |
MIDO2 | -2,60% | -3,22% |
IDAMAN | -7,74% | -7,75% |
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Tinggalkan Balasan