Yield pasar uang turun, namun tetap menjadi pilihan stabil bagi investor di tengah volatilitas pasar.”
Pasar obligasi bullish dengan yield turun, likuiditas meningkat, dan risiko politik mereda pasca protes.
Pemangkasan suku bunga BI dan bansos digital dorong optimisme ekonomi, meski diselimuti gejolak sosial-politik.
Eskalasi Trump–The Fed mendorong ekspektasi pemangkasan suku bunga, memperkuat potensi reli pasar saham global.
IHSG rebound pasca protes mereda, didukung inflasi terkendali, PMI ekspansi, dan prospek pertumbuhan domestik menuju 2026.
Arus dana asing kembali masuk ke IHSG, didukung program pemerintah dan prospek pertumbuhan lebih tinggi menuju 2026.
IHSG terkoreksi tipis akibat penurunan bobot MSCI, namun arus dana asing kembali masuk didukung prospek pertumbuhan 2026.
Pasar rebound, JCI tembus 8000, arus dana asing menguat. Prospek cerah 2026 dorong rekomendasi reksa dana indeks & ETF.
Indeks global rebound didorong kinerja korporasi kuat, sementara Indonesia catat pertumbuhan PDB 2Q25 sebesar 5,1% YoY.
Pemotongan BI Rate dorong penurunan yield SRBI dan deposito. Reksa dana pasar uang tetap jadi pilihan utama investor jangka pendek.