Belanja pemerintah naik 15,3% yoy, pendapatan tumbuh 1,2%, defisit anggaran 1,8% terhadap PDB. Dana sosial naik akhir tahun.
BI tahan suku bunga di November 2024. Produk pasar uang dan obligasi korporasi menarik dengan imbal hasil tinggi jelang akhir tahun.
Pemilu AS dan kenaikan imbal hasil Treasury picu koreksi obligasi global. IndoGB tetap menarik, didukung stabilitas Rupiah dan SRBI.
Trump terpilih kembali, dorong pasar AS. Rupiah melemah 5% ke Rp15.900, saham domestik turun, namun peluang pemulihan tetap terbuka.
Kemenangan Republik di Pemilu AS dorong pasar positif, dengan deregulasi, pemotongan pajak perusahaan, dan buyback saham.
Trump berencana potong pajak, naikkan tarif, picu inflasi AS di atas 2% pada 2025. Ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari Eropa.
Indonesia mencatat BoP surplus USD 5,9 miliar di 3Q24, defisit current account turun, dan surplus financial account meningkat.
Investor fokus pada Pemilu AS dan pemerintahan baru Indonesia. Optimisme pasar tumbuh berkat kesinambungan kebijakan ekonomi.
Dampak pemilu AS terasa, DXY melampaui 105. Tarif AS naik, peluang ekspor Indonesia ke AS dan China tetap terjaga berkat stimulus.
Trump terpilih kembali, pasar EM dan Indonesia tertekan. IHSG dan Rupiah terkoreksi mirip 2016, S&P menguat, Fed turunkan suku bunga.