Dampak pemilu AS terasa, DXY melampaui 105. Tarif AS naik, peluang ekspor Indonesia ke AS dan China tetap terjaga berkat stimulus.
Trump terpilih kembali, pasar EM dan Indonesia tertekan. IHSG dan Rupiah terkoreksi mirip 2016, S&P menguat, Fed turunkan suku bunga.
The Fed dan BI turunkan suku bunga, yield obligasi turun. Pertumbuhan kredit baik, tapi suku bunga deposito mungkin tak berubah.
Yield obligasi Indonesia terkoreksi pada Oktober 2024 akibat faktor global, termasuk pemilu AS dan ketegangan Timur Tengah.
Optimisme domestik meningkat pada Oktober 2024 dengan transisi pemerintahan yang lancar. Investor tetap waspada terhadap pengaruh global.
Pemilu AS, stimulus China, dan ketegangan geopolitik memengaruhi pasar global Oktober 2024. Investor fokus pada peluang di AS dan China.
Pasar obligasi turun 0,99% di Oktober 2024 akibat kenaikan yield US Treasury. Soft landing AS masih mendukung pemotongan suku bunga.
Kebijakan moneter global kini lebih longgar, inflasi terkendali. Pasar saham dan obligasi mencapai rekor, Rupiah menguat, ekonomi positif.
IMF revisi pertumbuhan global ke 3,2% karena proteksionisme AS. Ekonomi AS diproyeksi kuat, sementara China dan Eropa menurun di 2025.
Investor menyambut penurunan suku bunga The Fed dan BI. Pasar saham dan obligasi mencatat rekor tertinggi, optimisme berlanjut hingga Q4.