Jakarta, 20 Agustus 2019 – Imbal hasil Obligasi Pemerintah Indonesia merupakan salah satu yang cukup menarik di dunia. Apalagi saat ini Indonesia baru saja mendapatkan kenaikan peringkat 1 (satu) notch di atas investment grade dari S&P menjadi BBB dengan outlook stable yang menggambarkan bahwa Indonesia memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat. Beberapa lembaga pemeringkat lainnya seperti Moodys dan Fitch juga telah menempatkan Indonesia pada level layak investasi (investment grade).
Namun demikian, kondisi twin deficit yang dihadapi Indonesia menjadi penyebab tingginya premi risiko untuk memegang instrumen berdenominasi Rupiah. Hal ini tercermin pada selisih yang cukup lebar antara imbal hasil antara SUN berdenominasi Rupiah dan SUN berbasis USD. Tingginya volatilitas nilai tukar ini seringkali membuat investor cenderung memilih berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia dengan denominasi USD untuk meminimalisir risiko pelemahan Rupiah. Tentu saja tidak semua investor dapat berinvestasi di SUN berdenominasi USD karena diperlukan nominal investasi yang sangat besar untuk melakukan pembelian.
PT Mandiri Manajemen Investasi (“Mandiri Investasi”) memberikan solusi kepada para investor yang ingin melakukan hedging dan diversifikasi pada aset yang berbasis Rupiah dengan meluncurkan produk Reksa Dana Obligasi berbasis Rupiah dimana sebagian besar asetnya akan berinvestasi di SUN berdenominasi USD. Dengan produk ini, investor diharapkan dapat meraih hasil yang optimal baik di saat USD maupun harga obligasi mengalami penguatan (All-Weather Fund). Produk ini adalah Reksa Dana Mandiri Investasi Obligasi Nasional.
Reksa Dana Mandiri Investasi Obligasi Nasional ini merupakan Reksa Dana Pendapatan Tetap berdenominasi Rupiah yang memiliki kebijakan investasi 80%-100% di Obligasi dan 0%-20% di Instrumen Pasar Uang. Reksa Dana yang baru diluncurkan 30 Juli 2019 yang lalu ini memiliki fitur-fitur yang sangat menarik. Yang pertama adalah Reksa Dana dapat memberikan fleksibilitas yang optimal di tengah berbagai macam situasi pasar melalui kebijakan investasinya yang luas untuk dapat berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia baik yang berdenominasi USD maupun dengan denominasi Rupiah. Yang kedua adalah Reksa Dana ini termasuk Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan risiko kredit yang rendah karena Reksa Dana ini berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir semenjak The Fed melakukan kebijakan tapering off, pasar modal di negara berkembang termasuk Indonesia mengalami volatilitas yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan prospek pertumbuhan antara negara maju dan negara yang sedang berkembang, tercermin pada mengalirnya kembali arus dana asing dari negara berkembang ke negara maju terutama Amerika Serikat yang juga diikuti oleh melemahnya nilai tukar negara berkembang. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia, dimana nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan sejak tahun 2013. Dalam periode tersebut, kami melihat adanya korelasi positif antara pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap pergerakan IHSG dan indeks obligasi Rupiah. Di saat Rupiah menguat biasanya diikuti oleh penguatan IHSG dan pasar obligasi tapi begitu pula sebaliknya pada saat Rupiah melemah juga diikuti oleh melemahnya IHSG dan juga harga obligasi. Sehingga instrumen yang berbasis USD menjadi salah satu kelas aset yang dapat dijadikan instrumen untuk hedging.
Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan investasi pada Reksa Dana Mandiri Investasi Obligasi Nasional ini adalah berinvestasi pada instrumen Obligasi Pemerintah Indonesia berdenominasi USD sebagai strategi yang utama serta dapat berinvestasi pada obligasi negara berbasis Rupiah apabila diperlukan. Sehingga Reksa Dana ini diharapkan dapat memanfaatkan momentum atas kondisi pasar yang sedang terjadi untuk mendapatkan kinerja yang optimal.
Produk ini dapat menjadi pilihan investor untuk menghadapi segala kondisi pasar baik pada saat kondisi pasar mengalami bearish maupun bullish serta untuk para investor yang memiliki kebutuhan investasi dalam USD melalui instrumen Obligasi Pemerintah Indonesia.
Hingga Juli 2019, Mandiri Investasi berhasil mencapai Asset Under Management (AUM) Reksa Dana sebesar Rp 49,4 Triliun. Sementara untuk total dana kelolaan, termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas dan Pengelolaan Dana Nasabah Individual hingga Juli 2019 mencapai sebesar Rp 56,5 Triliun.
Mandiri Investasi terus berkomitmen untuk tumbuh lebih baik dan terus mengembangkan kapabilitas, sesuai visi Mandiri Investasi untuk menjadi “The Most Innovative and Leading Asset Management Company in Indonesia”. Mandiri Investasi senantiasa memberikan solusi investasi dengan produk yang inovatif disertai hasil yang optimal untuk memenuhi kebutuhan para Investor.
Bagikan Ke :Written by
Tinggalkan Balasan