Monthly Macro Review : The glimpse of recovery

  • icon-jam3 years ago
  • icon-share
    Shares

Monthly Macro Review : The glimpse of recovery

Pemulihan ekonomi di bulan Oktober benar-benar terasa di hampir semua indikator ekonomi. Seperti negara berkembang lainnya di luar China yang terus berusaha untuk kembali membuka perekonomian melalui relaksasi mobilitas yang terjadi sejak Agustus berbuah hasil. Terutama ketika Indonesia mendapat keuntungan dengan naiknya permintaan batu bara dari China yang mengalami peningkatan produksi akibat pemulihan ekonomi global. Indonesia masih memiliki katalis dari sisi dana pemerintah yang masih cukup besar dan investasi yang meningkat. Kemungkinan besar 2021 dapat ditutup dengan baik dari segi pemulihan ekonomi pasca pembatasan mobilitas di kuartal ketiga.

 

Overview

 

Bulan Oktober ekonomi Amerika Serikat mencatatkan kenaikan inflasi sebesar 6,2% yoy dimana merupakan inflasi tertinggi sejak 1990. Permasalahan supply chain yang dialami perusahaan di Amerika Serikat menjadi sumber utama bagi operasional sehingga terpaksa menaikan harga jual ke pembeli. Permasalahan supply chain dipicu oleh banyaknya perusahaan yang tutup atau tidak beroperasi optimal karena permasalahan Covid-19 yang kembali naik seperti contohnya adalah kurangnya tenaga kerja. Ditambah lagi dengan domino effect dari naiknya biaya lain seperti biaya logistik dan bahan bakar seperti harga minyak mentah dan gas. Naiknya inflasi yang disebabkan lebih oleh karena cost-push dibandingkan demand-pull membuat the Fed sangat berhati – hati dalam kebijakan menaikan suku bunga agar pemulihan ekonomi yang sedang terjadi dapat terjaga dan tidak terkecoh dengan data yang bersifat sementara. Maka dari itu, kebijakan tapering yang telah dibicarakan beberapa waktu tetap akan dilaksanakan namun tidak menyertakan kebijakan menaikan suku bunga acuan. Langkah akomodatif tersebut membuat bank sentral lain masih tetap sejalan dengan agenda pemulihan ekonomi.

 

Di sisi lain, China sebagai produsen dari banyak perusahaan global sepertinya tidak mengantisipasi permintaan yang begitu besar. Pemerintaha China cukup fokus untuk menurunkan emisi karbon di negaranya sehingga mengurangi pemakaian batu bara. Namun, dengan melonjaknya permintaan global pada masa reopening perekonomian dan memasuki musim dingin, inventori batu bara tidak mencukupi sehingga mengganggu produksi yang berakibat masalah supply chain. China terpaksa mengimpor batu bara lebih besar dan hubungan baik antara China dan Indonesia membawa angin segar bagi bisnis komoditas batu bara di Indonesia.

 

Indonesia mengalami permulaan kuartal keempat yang cukup baik karena indikator ekonomi Indonesia mengalami perubahan yang positif. Terlihat dari kenaikan PMI Manufacturing dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)di bulan Oktober yang mengalami kenaikan signifikan. PMI Manufacturing Indonesia naik ke 57,2 pada Oktober, melompat dari 52,2 di September dan 43,7 di Agustus. IKK tercatat naik signifikan ke level 113,4 pada Oktober dari bulan sebelumnya yang masih berada pada zona pesimis (<100) di 95,5. Neraca dagang mencapai surplus besar karena kenaikan ekspor yang besar dengan impor yang juga bertumbuh membaik secara bertahap.

 

Pemerintah dan Bank Indonesia memberikan kebijakan yang suportif dan akomodatif sehingga masyarakat mendapat kemudahan dalam menjalankan usaha. Pemerintah memperpanjang insentif pajak pembelian kendaraan sampai akhir tahun membuahkan hasil penjualan kendaraan yang masih tinggi. Sementara itu, Bank Indonesia terus mendorong perbankan untuk melonggarkan kebijakan pemberian kredit serta menurunkan bunga kredit pinjaman.

 

Keadaan pandemi di Indonesia sejauh ini cukup terkendali dimana kasus harian selama bulan Oktober berada di rata-rata seribu kasus per hari. Tingkat vaksinasi masyarakat untuk suntikan pertama sudah mencapai 57,5% di akhir Oktober dan suntikan kedua 35,4%. Target pemerintah untuk mencapai 70% vaksinasi pada akhir tahun ini kemungkinan besar dapat tercapai jika pemerintah memperbanyak suntikan sebanyak 2,3 juta / hari. Sampai pada akhir Oktober, suntikan vaksin per hari berkisar antara 1,5 juta – 2 juta suntikan / hari. Pemerintah memperingatkan agar keadaan yang sudah kondusif di Indonesia dapat dipertahankan terutama menjelang akhir tahun dan re-opening perekonomian di berbagai wilayah di Indonesia.

 

Bulan Oktober merupakan bulan bagi pasar saham Indonesia. Hampir semua saham blue-chips berkinerja baik di Oktober sehingga JCI mencetak rekor baru. IHSG mencapai level 6,658, level tertinggi yang pernah tercapai. Sedangkan LQ45 naik mencapai 976, masih belum mencapai level tertinggi di Januari pada posisi 1,014. Dengan dorongan dari sektor komoditas karena kelangkaan batu bara secara global, Indonesia dianggap sebagai negara yang mampu menjadi solusi bagi permasalahan kelangkan bahan energi. Menurut kami indeks Indonesia masih ketinggalan dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Kami melihat perkembangan covid yang ditangani dengan cukup baik serta fundamental yang bertahan cukup baik di tengah PPKM yang berlangsung, saham-saham domestik sudah seharusnya dapat bertumbuh lebih baik.

 

Indonesia cukup kondusif meskipun ada perpindahan aliran dana oleh investor asing dari aset kelas obligasi menuju aset kelas saham. Kepemilikan asing saat ini mencapai level 21% dari total kepemilikan obligasi pemerintah Indonesia. Investor domestik yang menopang penjualan asing karena masih besarnya likuiditas di perbankan serta makin menurunnya penerbitan obligasi perdana. Penerbitan obligasi konvensionalsampai Agustus berkisar di rata-rata Rp 30 triliun per lelang, namun pada bulan Oktober turun ke Rp 8 triliun. Sementara untuk penerbitan sukuk sebelumnya masih berkisar pada Rp 10 triliun, tetapi pada bulan Oktober turun menjadi Rp 5 triliun.

 

Topic of discussion

 

  • Inflasi naik perlahan – lahan secara konsisten
  • PMI Manufacturing bulan Oktober melompat jauh, begitu pula dengan IKK yang kembali pada zona optimis
  • Neraca dagang surplus tinggi karena ekspor yang kuat
  • Kredit perbankan bertumbuh positif secara konsisten dan cadangan devisa masih pada posisi tinggi
  • Penjualan mobil terus naik setelah adanya perpanjangan insentif PPnBM sampai Desember
  • Kesimpulan dan Rekomendasi

 

Rekomendasi Produk

 

Saham

 

Pendapatan Tetap

 

PRODUK 6M PERFORMANCE YTD PERFORMANCE
Saham
MGSED +4,3% +5,8%
MITRA +2,4% -4,0%
Pendapatan Tetap
MIDU +2,92%% +3,65%

 

Untuk membaca hal-hal yang terjadi di bulan Oktober 2021 yang mempengaruhi ekonomi secara makro selengkapnya disini:

Baca Selengkapnya

 


Info lebih lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id

 


 

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *