Government Bond issuance in 2022 will almost be the same as in 2021.
RAPBN 2022 membawa beberapa hal penting bagi investor khususnya investor obligasi. Asumsi makro 2022 sepertinya dirancang untuk mempersiapkan defisit budget 2023 agar dapat kembali menjadi 3% di 2023, dimana defisit 2022 diharapkan turun ke 4,85% dari sebelumnya 5,82% tahun ini. Pemerintah memperkirakan akan ada pertumbuhan pendapat negara 6% yoy seiring pulihnya ekonomi di 2022. Pertumbuhan GDP 2022 diharapkan dapat mencapai 5,0% – 5,5% yoy (vs 3,7% – 4,5% yoy 2021), dengan nilai tukar Rp14.350/USD (vs Rp14.200 – 14.600/USD 2021), inflasi 3% (vs 1,8% – 2,5%) dan yield dari INDOGB 10 tahun di 6,82% (vs 6,34% – 7,24% 2021). Pemerintah merencanakan untuk menerbitkan SBN sebesar Rp 991,3 triliun yang artinya hampir sama dengan rencana penerbitan tahun 2021. Melihat kondisi tersebut, kami menjadi cukup optimis bahwa yield obligasi Indonesia dapat setidaknya terjaga, jika tidak menguat.
Kami melihat kombinasi kebijakan fiskal dan moneter saat ini cukup menguntungkan obligasi. Perubahan strategi dengan menggunaan SAL dan mengurangi penerbitan obligasi pemerintah dapat dilihat sebagai hal positif karena menandakan supply obligasi pemerintah berkurang sehingga harus mendapatkannya di pasar sekunder. Di sisi lain, BI terus mengurangi pembelian obligasi negara melihat bid yang cukup tinggi pada setiap lelang dan mengurangi penyerapan OMO.
Melihat kondisi ini kami merekomendasikan investor untuk masuk ke Reksa Dana Mandiri Investa Dana Utama (RD MIDU). Bila investor lebih yakin akan perguatan yield maka Reksa Dana Mandiri Investa Dana Obligasi 2 (RD MIDO2) menjadi pilihan.
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Leave a Reply