Highlight
Market:
- Koreksi yang dalam pada pekan sebelumnya dipergunakan baik oleh investor untuk kembali masuk ke saham big caps. IHSG naik 2,15% wow ke 6.879 dan LQ45 meloncat 2,60% wow menuju 867. RD Indeks FTSE ESG tumbuh 4,0% dalam seminggu, diikuti oleh RD MICB 2,97% wow, RD MITRA 2,68% wow serta ASEAN5 2,60% wow.
- Yield dari IndoGb masih berada pada level 7,1% dan jika dibandingkan dengan US Treasury yang bertahan di 4,2% maka spread mendekati 300 bps. Nilai tukar Rupiah yang melemah ke Rp 16.445 menjadi tantangan untuk spread kembali menyempit ke kisaran 250 bps. Namun pelemahan Rupiah sepertinya bersifat sementara dan yield di atas 7% menjadi menarik untuk investor obligasi.
- Pasar uang mendapat peluang positif untuk mendapatkan return lebih tinggi karena adanya trend kenaikan deposito rate. RD MIPU A mampu memberikan 0,25% dalam satu bulan dan RD MMUSD 0,18% dalam satu bulan terakhir.
Macro:
- Retail sales AS May24 tercatat 0,1% mom (vs 0,2% mom konsensus)
- Neraca dagang Indonesia surplus USD 2,93 milyar di May24 (vs USD 2,72 milyar di Apr24)
- Ekspor Indonesia tumbuh 2,86% yoy di May24 (vs 1,72% yoy di Apr24), sedangkan impor turun 8,83% yoy (vs +10,09% yoy)
- Inflasi Inggris tercatat 2% yoy di May24 (vs 2,3% yoy di Apr24)
- China loan prime rate 1Yr and 5 Yr bertahan pada 3,45% dan 3,95%, sama seperti sebelumnya.
- BI mempertahankan BI rate di 6,25% pada bulan Jun24.
- Pertumbuhan kredit bank di May24 tumbuh 12,15% yoy (vs 13,09% yoy di Apr24)
- Pertumbuhan Money Supply M2 naik ke 7,6% yoy di May24 (vs 6,9% yoy di Apr24).
- Inflasi Jepang naik menjadi 2,8% yoy di May24 (vs 2,5% yoy di Apr24).
Picture of the week
Musim Great Sale di pasar modal terjadi berbarengan dengan musim sale di pusat perbelanjaan. Baik di pasar obligasi maupun di pasar saham. Pasar obligasi terkoreksi dengan yield dari IndoGb yang naik di atas 7% dengan yield spread terhadap US Treasury mendekati 300 bps (Pic 1) di mana rata – rata dalam setahun terakhir 250 bps. Jika Rupiah kembali menguat, seharusnyas yield dari IndoGb dapat kembali ke level di bawah 7%.
Pasar saham terkoreksi dalam selama dua bulan terakhir. IHSG ex-7 (tanpa saham BREN, BRPT, TPIA, CUAN, AMMN, PANI, DSSA) jatuh sampai ke level 5,661 dengan valuasi forward PE 8.8x (Pic 2). Indeks telah terkoreksi 19% dari titik tertinggi 6,993 dan secara valuasi sudah turun dari 14,1x. Koreksi saat ini terjadi tanpa terjadi krisis maupun kondisi pandemi. Koreksi saat ini terjadi lebih karena pelemahan mata uang yang terjadi di banyak negara terhadap Dollar AS. Selain itu, banyak noise dalam pasar modal yang memberikan sentimen negative dan bila dilihat lebih jauh, kondisi saat ini hanya bersifat sementara. Kami menyarankan investor untuk tidak terlalu risk averse terhadap kelas aset saham dan obligasi. RD saham seperti RD FTSE ESG, RD MICB dan RD ASEAN5 menjadi prioritas rekomendasi saat ini, selain RD MIDU untuk RD obligasi.
PRODUK | 3M PERFORMANCE | YTD PERFORMANCE |
---|---|---|
JCI | -6,2% | -5,4% |
LQ45 | -12,8% | -10,7% |
Saham | ||
MITRA A | -11,2% | -7,6% |
MICB A | -10,7% | -7,8% |
ASEAN5 | -11,7% | -8,5% |
MGSED | +3,8% | +15,2% |
Indeks | ||
FTSE ESG A | -12,1% | -8,4% |
ETF | ||
XMLF | -11,7% | -8,3% |
Pendapatan Tetap | ||
MIDU | -0,09% | +0,83% |
MIDO2 | -1,20% | -0,74% |
IDAMAN | +0,18% | -1,69% |
*Data diatas adalah data per tanggal 21 Juni 2024
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana
Written by
Leave a Reply