Slow Growth
Pasar saham Indonesia tetap stabil sepanjang Juni 2025, didukung oleh sentimen perdagangan global yang membaik dan fundamental domestik yang relatif terjaga, meskipun terdapat risiko geopolitik yang terus berlanjut. Ketegangan di Timur Tengah mulai menunjukkan tanda-tanda mereda pada bulan Juni, seiring meningkatnya upaya diplomatik dan pembicaraan damai di antara para pemain kunci kawasan. Meskipun kekhawatiran sebelumnya sempat mendorong kenaikan harga minyak, kemajuan dalam proses negosiasi berhasil meredakan ketegangan dan menurunkan kekhawatiran atas gangguan pasokan yang berkepanjangan. Namun, ketidakpastian masih tetap ada, dan situasi ini terus membawa dampak ekonomi global, khususnya bagi negara pengimpor energi seperti Indonesia.
Kesepakatan dagang parsial antara AS dan Tiongkok—yang berfokus pada penurunan tarif untuk barang industri dan konsumsi—disambut positif oleh investor global. Di Indonesia, kesepakatan ini mendorong sentimen pada sektor-sektor berorientasi ekspor, khususnya manufaktur, komponen otomotif, dan logistik. Meskipun dampak langsungnya terbatas, perbaikan iklim perdagangan global turut meredakan kekhawatiran akan pelemahan rantai pasok dan permintaan regional.
Ekonomi Indonesia masih menunjukkan ketimpangan pada Juni. Inflasi memang tetap terkendali dan belanja infrastruktur terus berjalan, namun sejumlah sinyal kelemahan masih terlihat. Laba sektor perbankan cenderung melemah akibat pertumbuhan kredit yang lesu, sementara daya beli konsumen tampak tertekan. Pemerintah pun mengeluarkan subsidi tambahan untuk menjaga permintaan rumah tangga dan menstabilkan pertumbuhan jangka pendek.
IHSG bergerak dalam rentang 6.900–7.200. Aliran dana asing mengarah pada saham-saham big cap dengan fundamental kuat, sementara institusi domestik tetap menjadi penopang utama, khususnya pada saham komoditas dan sektor small–mid caps. Ke depan, fokus investor akan tertuju pada tren inflasi global, arah kebijakan suku bunga AS, serta respons kebijakan ekonomi domestik.
Rekomendasi Produk
REKSA DANA SAHAM | |
---|---|
MITRA A | Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif berinvestasi pada saham domestik mayoritas saham Big Cap. Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut. |
MICB A | Reksa Dana Mandiri Investa Cerdas Bangsa berinvestasi mayoritas pada saham yang termasuk dalam indeks LQ45. Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut. |
REKSA DANA CAMPURAN | |
MIA | Reksa Dana Mandiri Investa Aktif berinvestasi pada Efek Saham, Obligasi dan Pasar Uang. Dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Campuran tersebut. |
MISB | Reksa Dana Mandiri Investa Syariah Berimbang berinvestasi pada efek Saham syariah, Sukuk dan Pasar Uang syariah. Dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Campuran tersebut. |
REKSA DANA SAHAM INDEKS DAN ETF | |
FTSE ESG A | Reksa Dana Indeks FTSEESG berinvestasi mayoritas pada saham yang terdapat di dalam Indeks FTSE Indonesia ESG. Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut. |
XMLF | Reksa Dana ETF Mandiri ETF LQ45 berinvestasi pada saham-saham blue chip yang terdapat di dalam Indeks LQ45. Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut. |
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Tinggalkan Balasan