Fluctuation
Pada Mei 2024, pasar saham Indonesia mengalami fluktuasi signifikan yang didorong oleh perkembangan ekonomi domestik, tren pasar global, dan faktor politik. Inflasi tetap terkendali, meskipun ada kekhawatiran tentang kenaikan harga energi yang mempengaruhi tingkat biaya keseluruhan. Nilai tukar Rupiah relatif mempertahankan stabilitas terhadap mata uang utama meskipun terjadi kebijakan moneter yang beragam di seluruh dunia. Federal Reserve mempertahankan pendekatan hati-hati, menyeimbangkan antara kebutuhan untuk mengendalikan inflasi dan pentingnya mendukung pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, Bank Sentral Eropa (ECB) menghadapi tekanan untuk menerapkan langkah-langkah stimulus guna mengatasi kinerja ekonomi yang lesu. Sementara itu, bank sentral di pasar negara berkembang bergulat dengan volatilitas mata uang dan tekanan inflasi, yang mempengaruhi keputusan kebijakan moneter mereka. Bank Indonesia mengadopsi kebijakan moneter yang seimbang, berfokus pada menjaga stabilitas Rupiah sambil menjaga tekanan inflasi tetap terkendali.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kinerja yang beragam sepanjang Mei 2024. Di awal bulan, pasar mengalami kenaikan yang didorong oleh laporan pendapatan positif dan data ekonomi yang kuat. Namun, volatilitas pertengahan bulan terjadi akibat fluktuasi pasar global dan ketegangan geopolitik yang mempengaruhi sentimen investor. Pada akhir Mei, IHSG berhasil pulih dan menutup bulan dengan catatan positif, didukung oleh pendapatan korporat yang kuat dan prospek ekonomi yang optimis. Penggerak utama fluktuasi pasar adalah sektor perbankan, di mana investor mengkalibrasi ulang penilaian mereka terhadap pertumbuhan dan kualitas aset setelah melihat dinamika pada kuartal pertama 2024. Sementara itu, saham konsumen menunjukkan ketahanan, didorong oleh kinerja keuangan yang stabil pada kuartal pertama, yang menunjukkan bahwa konsumsi domestik Indonesia tetap stabil. Selain itu, beberapa saham batu bara dan logam mengalami kenaikan. Harga batu bara melonjak karena peningkatan permintaan energi yang didorong oleh gelombang panas di negara-negara yang bergantung pada batu bara, sementara harga nikel meningkat karena ketidakstabilan di negara penghasil nikel utama. Beberapa saham kapitalisasi besar berada pada valuasi yang menarik seperti pada masa pandemi COVID-19, memberikan peluang yang menguntungkan bagi investor untuk masuk ke Reksa Dana ekuitas.
Rekomendasi Produk
REKSA DANA SAHAM | |
---|---|
MITRA A | Reksa Dana MITRA berinvestasi pada saham domestik mayoritas saham Big Cap. Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut. |
MICB A | Reksa Dana Mandiri Investa Cerdas Bangsa berinvestasi mayoritas pada saham yang termasuk dalam indeks LQ45. Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut. |
REKSA DANA SAHAM INDEKS DAN ETF | |
FTSE ESG A | Reksa Dana Indeks FTSEESG berinvestasi mayoritas pada saham yang terdapat di dalam Indeks FTSE Indonesia ESG. Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut. |
XMLF | Reksa Dana ETF Mandiri ETF LQ45 berinvestasi pada saham-saham blue chip yang terdapat di dalam Indeks LQ45. Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut. |
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Tinggalkan Balasan