Equity Market Commentary : Mei 2025

  • icon-jam05 Juni 2025
  • icon-share
    Shares

Equity Market Commentary : Mei 2025

Catching Up

 

Pada Mei 2025, pasar saham Indonesia mengalami kombinasi pemulihan dan volatilitas yang dipengaruhi oleh faktor global dan domestik. Pasar didorong oleh pelonggaran ketegangan perdagangan global yang signifikan, terutama setelah tercapainya kesepakatan perdagangan AS-China di awal bulan, yang meningkatkan sentimen risiko investor terhadap pasar negara berkembang seperti Indonesia. Selain itu, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,50%, yang semakin mendukung sentimen pasar dengan melonggarkan kondisi moneter. Perkembangan ini membantu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Jakarta Composite Index (JCI) menguat sebesar 14,4% dalam tiga bulan terakhir, meskipun kenaikan sepanjang tahun hanya sebesar 1,4%. Di dalam negeri, kejelasan mengenai operasional Dana Investasi Pemerintah Danantara membantu meredakan kekhawatiran pasar sebelumnya terkait tata kelola dan manajemen fiskal. Ditambah dengan peningkatan belanja pemerintah dan perkiraan perbaikan likuiditas pada paruh kedua 2025, faktor-faktor ini mendukung pergeseran preferensi investor dari obligasi ke saham.

Namun, beberapa kekhawatiran membatasi antusiasme pasar. Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 direvisi turun menjadi di bawah 5%, terutama karena konsumsi rumah tangga yang lesu, yang tercatat mengalami kontraksi 8% secara bulanan setelah periode Ramadan, serta pemutusan hubungan kerja yang berlanjut di sektor manufaktur. Sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan dua digit yang kuat, tetapi manufaktur yang menyumbang 19% terhadap PDB tetap mengalami tekanan. Pasar juga tetap sensitif terhadap pergerakan modal asing, terlihat dari keluarnya dana asing sebesar Rp 50,7 triliun pada empat bulan pertama 2025, meskipun arus masuk membaik pada Mei. Nilai tukar rupiah berada di bawah Rp16.500 per USD, sementara imbal hasil Surat Utang Negara AS naik ke 4,5%, menambah risiko eksternal. Pemotongan suku bunga BI membantu meredakan tekanan pada rupiah dan mendukung likuiditas, namun pasar tetap berhati-hati mengingat ketidakpastian eksternal dan tantangan ekonomi domestik.

Ke depan, fokus tetap pada saham domestik yang undervalued, terutama yang terkait dengan Danantara dan sektor-sektor yang diperkirakan akan diuntungkan dari stimulus fiskal. Meskipun volatilitas jangka pendek terkait negosiasi perdagangan dan jatuh tempo obligasi SRBI pada Mei dan Juni 2025 kemungkinan masih berlanjut, kondisi likuiditas yang membaik didukung oleh pemotongan suku bunga BI diharapkan dapat mendorong stabilitas pasar yang lebih besar dalam jangka menengah.

 

Rekomendasi Produk

 

REKSA DANA SAHAM
MITRA A Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif berinvestasi pada saham domestik mayoritas saham Big Cap.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MICB A Reksa Dana Mandiri Investa Cerdas Bangsa berinvestasi mayoritas pada saham yang termasuk dalam indeks LQ45.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
REKSA DANA CAMPURAN
MIA Reksa Dana Mandiri Investa Aktif berinvestasi pada Efek Saham, Obligasi dan Pasar Uang.
Dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Campuran tersebut.
MISB Reksa Dana Mandiri Investa Syariah Berimbang berinvestasi pada efek Saham syariah, Sukuk dan Pasar Uang syariah.
Dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Campuran
tersebut.
REKSA DANA SAHAM INDEKS DAN ETF
FTSE ESG A Reksa Dana Indeks FTSEESG berinvestasi mayoritas pada saham yang terdapat di dalam Indeks FTSE Indonesia ESG.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
XMLF Reksa Dana ETF Mandiri ETF LQ45 berinvestasi pada saham-saham blue chip yang terdapat di dalam Indeks LQ45.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *