Perkembangan Kondisi Ekonomi
Setelah melewati kuartal ketiga yang menjadi titik balik perubahan kebijakan moneter dari bank sentral dunia seperti AS, China, EU, Inggris dan termasuk Indonesia, maka pada kuartal keempat 2024 ekonomi dunia menghadapi dinamika baru. Dunia mulai memperhitungkan pergantian pemerintahan baru di Amerika Serikat setelah pemilu di November 2024 dimenangkan oleh Donald Trump dari Partai Republik. Arah kebijakan Trump akan cukup berbeda dibandingkan dengan Presiden Joe Biden di mana Trump akan lebih mementingkan kepentingan AS (exceptionalism) sehingga membuat ekonomi AS jauh lebih kuat. Kondisi tersebut dapat merubah inflasi yang selama ini diperjuangkan oleh The Fed sehingga kebijakan moneter dalam menurunkan suku bunga acuan menjadi lebih lama. Atas dasar itu, mata uang US Dollar menguat terhadap mata uang global termasuk nilai tukar Rupiah.
Global : Shifting Direction
Pada kuartal keempat, tiga peristiwa besar mempengaruhi pasar global: pemilihan umum AS, stimulus ekonomi Tiongkok, dan meningkatnya ketegangan geopolitik. Pemilu AS baru-baru ini menghasilkan kemenangan telak bagi Partai Republik, bertentangan dengan prediksi jajak pendapat yang memperkirakan persaingan ketat. Hasil ini mendorong sentimen positif di pasar, karena Kongres yang dikuasai Partai Republik akan memberikan partai tersebut pengaruh besar atas agenda legislative. Senat yang juga dikuasai Partai Republik akan memudahkan Presiden terpilih Trump untuk meloloskan program pemerintahannya. Trump berencana menurunkan tarif pajak perusahaan dari 21% menjadi 15%. Namun, kebijakan ini berpotensi menambah defisit besar sehingga meningkatkan utang negara. Selain itu, Trump akan mengenakan tarif yang lebih tinggi 10% untuk semua barang impor dan 60% untuk barang-barang asal China.
Harapan akan pertumbuhan ekonomi AS di masa depan semakin menguat setelah terpilihnya kembali Presiden Donald Trump, yang kebijakan-kebijakannya dianggap menguntungkan bagi ekonomi AS. Di saat yang sama, Federal Reserve menyesuaikan kebijakan moneternya, mencerminkan keyakinan bahwa ekonomi mungkin tidak melambat secara drastis. Inflasi dan pasar tenaga kerja diperkirakan akan tetap relatif stabil, terutama jika Trump melaksanakan semua kebijakannya yang direncanakan. Federal Reserve menaikkan proyeksi median inflasi PCE menjadi 2,5%–2,7%, dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,1%–2,3%.
Selain itu, data makroekonomi yang stabil membuat The Fed Chairman menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga tidak perlu terlalu terburu-buru jika ekonomi masih kuat. Penguatan dolar AS memberikan tekanan pada mata uang pasar berkembang, termasuk Rupiah. Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan dan menawarkan tingkat suku bunga SRBI yang kompetitif untuk menjaga stabilitas Rupiah.
Sementara itu, Tiongkok memperkenalkan kebijakan moneter dan fiskal untuk mencapai pertumbuhan 5%. Bank Sentral Tiongkok (PBoC) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,75%, memperkenalkan fasilitas swap bagi perusahaan sekuritas dan asuransi untuk melakukan buyback saham, memberikan dukungan kredit kepada pemerintah daerah untuk membeli properti yang belum terjual, dan menurunkan uang muka minimum untuk rumah kedua dari 25% menjadi 15%. Selain itu, pemerintah menerbitkan pinjaman baru untuk memberikan bantuan tunai langsung kepada warga berpenghasilan rendah. Langkah tersebut sebenarnya dapat diartikan sebagai persiapan dalam menghadapi kebijakan dari pemerintah AS yang akan datang sehingga perekonomian domestik China tidak semakin terpuruk.
Faktor terakhir adalah eskalasi ketegangan politik di Timur Tengah yang menciptakan tantangan berkepanjangan bagi ekonomi global. Situasi ini menyebabkan kenaikan harga komoditas, terutama minyak, dan emas. Namun, pada pertengahan Januari 2025 genjatan senjata telah tercapai dan besar harapan stabilitas di wilayah tersebut dapat tercipta.
Domestik : New Government
Indonesia menyambut pemerintah baru pada Oktober 2024 dengan kabinet yang terdiri dari 48 menteri dan 56 wakil menteri, di mana 41% berafiliasi dengan partai dan 59% non-partai. Kombinasi ini memunculkan optimisme untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Kepercayaan investor meningkat berkat kesinambungan di kementerian-kementerian yang utama seperti Kementrian keuangan, investasi, BUMN, dan kesehatan di mana masing-masing dipimpin oleh tokoh yang sama dari pemerintahan sebelumnya, yang menandakan komitmen berkelanjutan terhadap pembangunan ekonomi. Dengan transisi pemerintahan yang lancar, fokus kini beralih ke implementasi rencana yang telah ditetapkan.
Indonesia mengadakan pemilihan kepala daerah di November yang terlaksana dengan baik. Efek dari kegiatan tersebut adalah meningkatnya optimisme sehingga konsumsi meningkat. Selain itu, dengan selesainya pilkada maka pelaku bisnis di daerah juga mulai bisa bergerak lebih setelah adanya kepastian. Hal lain yang dapat mendorong daya beli adalah dengan keputusan pemerintah akhirnya tetap mengenakan PPN 11% bagi mayoritas barang dan jasa. Sebelumnya pemerintah berencana menaikan pajak PPN menjadi 12% untuk semua barang dan jasa, namun saat ini PPN 12% hanya dikenakan untuk barang mewah.
Beralih ke anggaran pemerintah, pendapatan pemerintah selama 12 bulan bertumbuh 2,1% yoy mencapai Rp 2.842,5 triliun (101,4% dari target), sementara pengeluaran pemerintah naik 7,3% yoy menjadi Rp 3.350 triliun (98,2% dari target). Dengan demikian defisit anggaran menjadi 2.3% terhadap PDB dan masih cukup lebar dari anggaran defisit yang direncanakan sepanjang tahun di 2,7% terhadap PDB.
Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasar modal di kuartal keempat 2024 dari segi pasar saham dan pasar obligasi secara lengkap dan juga untuk mempersiapkan rencana investasi di kuartal pertama 2025, investor dapat membaca disini:
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Tinggalkan Balasan