Highlight
IHSG melewati 7.200 sebelum akhirnya ditutup di 7.190 pekan lalu (+0.4% wow). LQ45 naik 0,8% wow menjadi 958. Pergerakan saham positif setelah the Fed memastikan tidak menaikan suku bunga acuan di Desember 2023. Saham global seperti S&P +2,5% wow dan Nasdaq +2,8% wow. Yield dari US Treasury turun 33 bps menjadi 3,92%. Dengan demikian spread antara US Treasury dan IndoGb kembali menarik. Rupiah stabil di kisaran Rp 15.500 per USD.
Inflasi AS turun ke 3,1% yoy di November 2023, tren menurun dari bulan Oktober 3,2% yoy. Inflasi inti AS di November 2023 tercatat 4% yoy sama seperti bulan sebelumnya. PPI AS Nov23 tercatat 0% yoy, sedikit lebih tinggi dari -04,% yoy di Oct23. The Fed menahan suku bunga acuan Fed rate di 5,5% yoy sama seperti pertemuan sebelumnya di Nov23. Ini merupakan pertemuan ketiga kali tanpa mengubah policy rate. Anggota The Fed juga membicarakan kapan akan memulai pemotongan policy rate di 2024. Selain the Fed, Bank of England juga menahan suku bunga acuan di 5,25% dan ECB ikut menahan policy rate di 4,5%.
Indonesia mencatatkan neraca perdagangan positif USD 2.4 milyar di November 2023, turun dari USD 3,5 milyar di Oktober 2023. Ekspor Nov23 turun 8,6% yoy (vs -10.4% yoy di Okt23) namun impor naik 3,3% yoy (vs -2,4% yoy di Okt23).
Picture of the week
Nilai tukar Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap US Dollar. Hal tersebut karena the Fed kemungkinan akan memotong suku bunga acuan di semester kedua 2024. Secara historical, dollar index memiliki korelasi yang kuat terhadap nilai tukar Rupiah, terutama dalam 2 tahun terakhir (Pic 1).
Bahkan sebenarnya, tekanan utama nilai tukar Rupiah dalam dua tahun paling besar datang dari dollar index (Pic 2) dan terlihat bahwa neraca dagang menahan pelemahan lebih besar. Jika sekarang dollar index akan melemah, kemungkinan besar nilai tukar Rupiah akan terbantu menjadi stabil, bahkan bila nanti neraca menuju defisit.
Kami melihat stabilnya nilai tukar akan berdampak positif terhadap ekonomi, terutama berdampak positif terhadap saham. Rekomendasi kami adalah pada RD MICB, RD Indeks FTSE ESG dan ETF LQ45.
Important Date
- Thursday, 21 December ’23
ID: BI 7D RRR Dec23 - Friday, 08 December ’23
JP: Inflation rate Nov23
US: PCE rate Nov23
PRODUK | 3M PERFORMANCE | YTD PERFORMANCE |
---|---|---|
JCI | +3,0% | +5,0% |
LQ45 | +0,6% | +1,7% |
Saham | ||
MITRA A | +3,0% | +5,0% |
MICB A | -6,8% | -0,2% |
ASEAN5 | -7,3% | -2,9% |
MGSED A | +4,1% | +20,3% |
Indeks | ||
FTSEESG A | -1,1% | +2,8% |
ETF | ||
XMLF | -0,9% | – |
Pendapatan Tetap | ||
MIDU | +0,83% | +3,20% |
MIDO2 | +0,94% | +5,08% |
MINION | +3,41% | +0,97% |
IDAMAN | +4,67% | +4,38% |
*Data diatas adalah data per tanggal 18 Desember 2023
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana
Written by
Tinggalkan Balasan