Kinerja Pasar:
-
Indeks Utama: Indeks saham utama AS terkoreksi pasca pertemuan FOMC dan data ketenagakerjaan yang mengejutkan. S&P500 turun -2,3% WoW dan Nasdaq turun -2,17% WoW.
-
Indeks Domestik: IHSG relatif datar dengan -0,08% WoW, tetap berada di kisaran 7.500, sementara indeks LQ45 naik +0,3% WoW seiring hasil musim laporan keuangan yang lemah.
Pendorong Utama Pekan Ini:
- Data Makroekonomi:
-
FOMC mempertahankan suku bunga Fed Funds di 4,25% dengan nada yang lebih hawkish.
-
Pertumbuhan PDB AS kuartal 2 2025 tercatat 3% QoQ tahunan (sebelumnya: -0,5%, konsensus: 2,5%)
-
Nonfarm Payrolls AS Juli 2025 di bawah ekspektasi dengan 73 ribu pekerjaan baru (sebelumnya: 147 ribu, konsensus: 104 ribu); tingkat pengangguran naik tipis ke 4,2%
-
PMI Tiongkok sedikit masuk ke zona kontraksi di Juli, yaitu 49,5 (sebelumnya: 50,4)
-
Inflasi Indonesia naik ke 2,4% YoY pada Juli 2025 (sebelumnya: 1,9%, konsensus: 2,3%), didorong oleh harga pangan
-
Surplus perdagangan Indonesia menyempit menjadi USD 4,1 miliar di Juni (sebelumnya: USD 4,3 miliar, konsensus: USD 3,4 miliar), didorong ekspor CPO
-
PMA Indonesia turun -6,9% YoY menjadi Rp 202 triliun di 2Q25, sedangkan PMDN tumbuh kuat sebesar +30,5% YoY. Total investasi naik +11,5% YoY
-
- Peristiwa Geopolitik:
-
AS menyelesaikan negosiasi tarif dengan beberapa negara, sebagian besar diberi tarif 15%
-
India dikenakan tarif 25%
-
Taiwan dikenakan tarif 20%
-
Tarif Kanada naik menjadi 35% (sebelumnya 25%)
-
Negara ASEAN mayoritas dikenakan tarif 19%, kecuali Laos dan Myanmar yang dikenakan 40%
-
-
Harga tembaga AS anjlok setelah Presiden Trump mengumumkan tarif impor 50% untuk tembaga olahan, berlaku 1 Agustus 2025 (tidak berlaku untuk bahan mentah dan katoda)
-
Thailand dan Kamboja sempat bersitegang akibat konflik perbatasan, namun segera berdamai.
-
- Sorotan Sektor:
-
Laporan kinerja bank besar sebagian besar di bawah ekspektasi; hanya BCA yang mencatat hasil sesuai. Bank lain terdampak oleh penyempitan NIM akibat likuiditas ketat. BMRI belum merilis laporan 2Q25-nya.
-
Laporan keuangan korporasi 2Q25 menunjukkan hasil beragam:
-
77% perusahaan mencapai atau melebihi target pendapatan
-
Namun, sebagian besar mengalami tekanan biaya sehingga hanya 47% yang memenuhi ekspektasi laba bersih
-
-
Sentimen Pasar:
-
VIX: Naik ke 20,4
-
Pasar Obligasi:
-
Yield UST turun ke 4,22% (sebelumnya: 4,38%)
-
Yield IndoGB stabil di 6,58%
-
-
DXY: 99,1 (sebelumnya: 97,7)
-
Rupiah: Melemah ke Rp 16.490/USD
Prospek Ke Depan:
-
Data dan peristiwa ekonomi penting:
- Selasa, 5 Agustus: Pengumuman PDB Indonesia kuartal 2 2025
Ringkasan & Rekomendasi:
IHSG memulai musim laporan keuangan dengan kinerja 2Q yang lemah. Namun, kami menilai risiko arus keluar asing masih terbatas di tengah latar belakang makro yang mulai membaik. Saham all cap dengan fundamental kuat tetap menjadi pilihan utama.
Rekomendasi:
PRODUK | 3M PERFORMANCE | YTD PERFORMANCE |
---|---|---|
JCI | +13,27% | +7,55% |
LQ45 | +6,57% | -2,83% |
Saham | ||
MITRA A | +6,22% | -2,63% |
MICB A | +4,57% | -2,59% |
ASEAN5 | +5,48% | -4,92% |
MGSED | +14,57% | +6,29% |
Indeks | ||
FTSE ESG A | +5,13% | -0,13% |
ETF | ||
XMLF | +7,91% | +0,88% |
Campuran | ||
MISB | +8,41% | +8,10% |
MIA | +5,16% | +0,12% |
Pendapatan Tetap | ||
MIDU A | +2,90% | +5,73% |
MIDO2 | +3,00% | +5,16% |
IDAMAN A | +2,03% | +3,63% |
Pasar Uang | ||
MIPU A | +1,16% | +2,63% |
MMUSD | +0,79% | +1,79% |
*Data diatas adalah data per tanggal 28 Juli 2025
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana
Written by
Tinggalkan Balasan