Equity Market Commentary : November 2022

  • icon-jam2 years ago
  • icon-share
    Shares

Equity Market Commentary : November 2022

Slower Pace (Global Equity Market)

The global market cheered up as the US inflation declined more than expected. Global stocks immediately rise with the expectation that the benchmark rate will be raised at a smaller pace. The Fed chairman Jerome Powell stated that the monetary policy will not be overtight signalling that the Fed Fund Rate almost reaches its peak. However, the rate will likely stay at its peak for months before the Fed can reduce it, which analysts see can happen first in the second semester of 2023. The last rate hike of 75 bps in November has brought the benchmark rate to reach 4.00% while markets forecast the rate will reach its peak at 5.00% in the first half of 2023.

The other positive point is that the presidents of the two largest economies Joe Biden from the US and Xi Jinping from China met up in Bali to discuss many critical matters. We think the moment is very friendly for both leaders as they try to settle many issues such as politics and economics. Global investors see this as a positive gesture from the two leaders because they send the message that they can avoid conflicts through discussion and try to find solutions amidst difficult global conditions. Additionally, there is a hope that China will loosen the Covid policy which sparks the hope that China’s economy will start to thrive again.

Those two catalysts are the narratives that will help global stocks to perform. Investors should buy current global stocks that are valued relative cheap at the moment. Although there are still many challenges ahead, but having a longer investment horizon at the current valuation will benefit investors in the long run.

 

Realizing Gains (Domestic Equity Market)

Saham Indonesia bergerak contrarian di bulan November terhadap saham global lainnya. Saham global naik pada bulan November karena inflasi AS turun lebih banyak dari yang diharapkan. Pasar global sekarang melihat the Fed dapat menaikkan suku bunga acuan dengan tingkat yang lebih kecil. The Fed menegaskan bahwa kenaikan suku bunga bisa lebih kecil tetapi tidak akan diturunkan dalam waktu dekat. Jika demikian, suku bunga acuan tidak akan jauh dari puncaknya dari 4,00% saat ini. Suku bunga acuan AS beradasarkan konsensus kemungkinan akan mencapai puncak pada 5,00% dalam siklus kenaikan suku bunga ini.

Pada saat yang sama, China memberi isyarat untuk melonggarkan pembatasan Covid. Hal itu memicu harapan bahwa ekonomi China akan berkembang kembali yang dapat mempengaruhi ekonomi global. Sementara itu, pertemuan Presiden AS dan China pada KTT G20 di Bali memberi sinyal positif bagi perekonomian global karena dapat meredakan ketegangan politik dan ekonomi yang selama ini menjadi perhatian.

Investor mulai memburu pasar saham yang dapat berkinerja bagus dengan memiliki valuasi murah. Pasar negara berkembang terlihat menarik dan Indonesia masih menawarkan salah satu pertumbuhan PDB tertinggi di antara negara-negara G20. Secara umum, saham Indonesia berkinerja baik tahun ini, oleh karena itu sangat masuk akal jika beberapa investor global merealisasi profit di bulan November. Koreksi tersebut menjadi entry point yang baik bagi investor untuk mempersiapkan posisi menghadapi Desember dan Januari dimana pasar saham domestik biasanya bergerak positif.

Rekomendasi Produk

 

PRODUK
MGSED Reksa Dana MGSED berinvestasi pada Efek Ekuitas Syariah Luar Negeri di dalam Daftar Efek Syariah.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MITRA Reksa Dana MITRA berinvestasi pada saham domestik mayoritas saham Big Cap.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MICB Reksa Dana Mandiri Investa Cerdas Bangsa berinvestasi mayoritas pada saham yang termasuk dalam indeks LQ45.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MANFIGA Reksa Dana Indeks MANFIGA berinvestasi mayoritas pada saham yang terdapat di dalam Indeks FTSE Indonesia ESG.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id

 


 

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *