Setelah melewati bulan September 2024 yang sangat menentukan dengan perubahan kebijakan moneter Bank Sentral AS, pada bulan Oktober 2024 investor mulai beralih fokusnya pada Pemilu di AS. Kebijakan kandidat presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, membuat pasar kembali yakin akan perekonomian AS akan kembali menguat. Hal tersebut didasari oleh rencana penurunan pajak serta tarif tinggi terhadap negara yang memiliki surplus dagang besar dengan AS sehingga akan meningkatkan kesempatan kerja. Sementara itu, Indonesia sendiri memiliki pemerintahan yang baru sehingga banyak kebijakan baru yang dinanti-nantikan publik apakah terjadi perubahan signifikan atau justru melanjutkan pembangunan sehingga terjadi kesinambungan. Melihat susunan kabinet yang ada, pasar menyambut dengan optimisme karena beberapa kementerian utama ditempati oleh orang-orang sama yang cukup paham akan permasalahan sehingga dapat segera bekerja seperti sediakala.
Overview
Pada bulan Oktober 2024, tiga peristiwa besar mempengaruhi pasar global: pemilihan umum AS yang akan datang, stimulus ekonomi Tiongkok, dan meningkatnya ketegangan geopolitik. Dengan pemilihan umum AS yang dijadwalkan pada awal November 2024, para investor memperhatikan potensi dampak seperti peningkatan tarif pada beberapa negara mitra dagang, terutama jika Trump menang. Presiden baru AS diperkirakan akan menerapkan tarif tinggi pada barang impor yang berasal dari negara yang memberikan dampak defisit besar terhadap neraca dagang AS, seperti China. Dengan adanya tarif, pemerintah AS berharap terciptanya lapangan kerja baru di ekonomi domestik AS. Selain itu, Trump sebagai kandidat presiden yang kuat juga mengisyaratkat akan ada pemotongan pajak bagi perusahaan sehingga memicu pendapatan yang lebih meningkat. Jika tarif dan pajak diterapkan, maka besar kemungkinan ekonomi AS dapat kembali melaju sehingga The Fed harus kembali berhati-hati dalam menjaga keseimbangan yang sudah berhasil diarahkan yaitu penurunan inflasi. Hal tersebut membuat mata uang USD terapresiasi sehingga mata uang negara lain cenderung melemah.
Sementara itu, Tiongkok memperkenalkan kebijakan moneter dan fiskal untuk mencapai pertumbuhan 5%. Bank Sentral Tiongkok (PBoC) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,75%, memperkenalkan fasilitas swap bagi perusahaan sekuritas dan asuransi untuk melakukan buyback saham, memberikan dukungan kredit kepada pemerintah daerah untuk membeli properti yang belum terjual, dan menurunkan uang muka minimum untuk rumah kedua dari 25% menjadi 15%. Selain itu, pemerintah menerbitkan pinjaman baru untuk memberikan bantuan tunai langsung kepada warga berpenghasilan rendah. Langkah tersebut sebenarnya dapat diartikan sebagai persiapan dalam menghadapi kebijakan dari pemerintah AS yang akan datang sehingga perekonomian domestik China tidak semakin terpuruk.
Faktor terakhir adalah eskalasi ketegangan politik di Timur Tengah yang menciptakan tantangan berkepanjangan bagi ekonomi global. Situasi ini menyebabkan kenaikan harga komoditas, terutama minyak, dan emas. Besar harapan dari pelaku pasar agar konflik di wilayah tersebut tidak semakin meluas sehingga dampak resiko dapat diperkirakan.
Indonesia menyambut pemerintah baru pada Oktober 2024 dengan kabinet yang terdiri dari 48 menteri dan 56 wakil menteri, di mana 41% berafiliasi dengan partai dan 59% non-partai. Kombinasi ini memunculkan optimisme untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Kepercayaan investor meningkat berkat kesinambungan di kementerian-kementerian yang utama seperti Kementrian keuangan, investasi, BUMN, dan kesehatan di mana masing-masing dipimpin oleh tokoh yang sama dari pemerintahan sebelumnya, yang menandakan komitmen berkelanjutan terhadap pembangunan ekonomi. Dengan transisi pemerintahan yang lancar, fokus kini beralih ke implementasi rencana yang telah ditetapkan.
Topic of discussion
- Inflasi
- PMI Manufacturing dan Indeks Keyakinan Konsumen
- Data makro ekonomi
- Neraca dagang
- Penjualan mobil dan motor
- Analisa kondisi makro ekonomi dan kondisi pasar modal
- Kesimpulan dan Rekomendasi
Rekomendasi
Sinyal taktikal strategi jangka pendek pada November 2024 masih sama seperti bulan sebelumnya di mana sinyal positif untuk kelas obligasi untuk tetap berada pada 47,5%, dab kelas saham masih pada level 42,5% sehingga porsi pasar uang turun menjadi 10,0%. Rekomendasi produk saham bertahan pada saham berkapitalisasi besar yaitu RD MITRA, RD Index FTSE Indonesia ESG dan ETF Mandiri Indeks LQ45 (XMLF). Sementara pada kelas pendapatan tetap produk RD IDAMAN dan MIDO2 dapat menjadi pertimbangan untuk investor yang ingin memiliki eksposur produk berdurasi menengah – panjang (risiko tinggi). Kondisi positif untuk saham dan obligasi membuat kami merekomendasikan produk pengelolaan campuran yaitu RD MISB (RD Mandiri Investa Syariah Berimbang) yang berkinerja baik pada tahun ini. Pada kelas pasar uang, produk RD MIPU dan RD MMUSD dapat dipertimbangkan di tengah penurunan yield obligasi.
Rekomendasi Produk
Saham
- Mandiri Investa Cerdas Bangsa (MICB) – Kelas A
Saham LQ45, Mayoritas saham kapitalisasi besar, dan Denominasi Rupiah - Mandiri Investa Equity Asean 5 Plus (MANSEA5)
Saham domestik & global, All cap fund, dan Denominasi Rupiah
Saham Global
- Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED) – Kelas A
Saham global, Denominasi USD, dan Kerjasama dengan JP Morgan AM - Mandiri Asia Sharia Equity Dollar (MASED) – Kelas A
Saham Asia dan Denominasi USD
Index
- Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG (FTSEESG) – Kelas A
Saham domestik, Denominasi Rupiah, Berorientasi ESG, dan Pengelolaan pasif - Mandiri ETF LQ45 (XMLF)
Tracking error rendah, Transaksi jual/beli dapat di lakukan setiap saat, dan Nilai transaksi real time
Pendapatan Tetap
- Mandiri Investa Dana Utama (MIDU)
Obligasi pemerintah & korporasi, Pembagian dividen bulanan, dan Durasi: pendek (< 4 tahun) - Investa Dana Dollar Mandiri (IDAMAN)
Obligasi pemerintah USD (INDON), Durasi menengah – panjang, dan Denominasi USD
Campuran
- Mandiri Investa Syariah Berimbang (MISB)
Obligasi Syariah (Sukuk), Durasi pendek – menengah
Pasar Uang
- Mandiri Investa Pasar Uang (MIPU)
Instrumen Pasar Uang dengan segmen Jangka Pendek - Mandiri Money Market USD (MMUSD)
Instrumen Pasar Uang dan Denominasi USD
PRODUK | 3M PERFORMANCE | YTD PERFORMANCE |
---|---|---|
Saham | ||
MICB A | -5,4% | -5,7% |
ASEAN5 | -5,8% | -7,0% |
Saham Global | ||
MGSED A | -0,8% | +13,9% |
MASED B | -10,2% | -6,4% |
Index | ||
FTSE ESG A | -6,5% | -6,2% |
XMLF | -7,3% | -8,1% |
Pendapatan Tetap | ||
MIDU | +0,24% | +3,11% |
IDAMAN | -2,40% | -0,81% |
Campuran | ||
MISB | +0,47% | +3,06% |
Pasar Uang | ||
MIPU | +1,14% | +3,89% |
MMUSD | +0,84% | +2,82% |
*Data diatas adalah data per tanggal 20 November 2024
Untuk membaca hal-hal yang terjadi di bulan Oktober 2024 yang mempengaruhi ekonomi secara makro selengkapnya disini:
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Leave a Reply