Quarterly Report : Q1 2023

  • icon-jam1 years ago
  • icon-share
    Shares

Quarterly Report : Q1 2023

Perkembangan Kondisi Ekonomi

Awal tahun 2023 tepatnya 1Q23 merupakan masa pertama kali Indonesia menghapus peraturan PPKM sebagai akhir dari masa pandemic yang berlangsung hampir 3 tahun. Perbedaan kondisi setelah kebijakan tersebut dicabut cukup nyata terasa dimasyarakat sehingga aktifitas masyarakat terus meningkat. Kondisi ini terus diikuti oleh inflasi yang semakin turun, PMI manufaktur yang meningkat, keyakinan konsumen yang naik dan nilai tukar Rupiah yang menguat. Awal tahun ini pula, IMF melakukan revisi pertumbuhan dunia menjadi lebih baik dimana kemungkinan besar banyak negara akan terhindar dari resesi. Kami melihat kondisi awal 2023 sebagai pemanasan awal mesin ekonomi yang akan semakin baik menjelang kuartal berikutnya.

Perubahan Narasi Global

Perhatian global selama 1Q23 bergerak dari inflasi yang relatif masih tinggi menuju perubahan arah moneter dunia. Inflasi memang belum kembali ke tingkat yang diharapkan, namun pergerakannya sudah menuju trajektori yang diharapkan. Inflasi AS terun menurun dari 6,5% pada December 2022 menjadi 5% pada Maret 2023. Melihat data penting lainnya, unemployment di AS masih belum sesuai yang diharapkan karena masih cukup kuat di 3,5%. Kuatnya data unemployment tidak terlepas dari masih kuatnya data payrolls yang rata – rata berada di atas 300 ribu per bulan selama 1Q23. Kejadian pada bulan Maret 2023 di mana beberapa bank di AS dinyatakan bermasalah merubah narasi pasar bahwa Bank Sentral AS kemungkinan tidak perlu menaikan suku bunga lebih jauh. Regulator dan bank sentral AS bertindak cepat untuk menghindari systemic risk pada sistem keuangan. Menurut kami, The Fed akan mempertimbangkan kejadian pada bulan Maret 2023 di sektor perbankan AS. Namun kami meyakini bahwa kebijakan moneter belum akan berubah arah (pemotongan suku bunga) sampai inflasi kembali pada tingkat yang diharapkan pada 2% dan unemployment rate naik diatas 4%.

Makro ekonomi terus membaik

Perkembangan ekonomi domestik cukup baik karena inflasi terus menurun dari waktu ke waktu. Indonesia akhirnya mencatatkan inflasi dibawah 5% pada bulan Maret 2023 (vs 5,51% yoy Desember 2022) dan merupakan yang pertama kali sejak kenaikan BBM pada bulan September 2022. Data lain yang cukup meyakinkan adalah PMI manufacturing yang selalu berada di atas 51 selama tiga bulan dan Indeks Keyakian Konsumen (IKK) yang rata – rata di 122,9 pada 1Q23 (vs 119,8 di 4Q22). Penjualan mobil mencapai 282 ribu unit selama 1Q23, tumbuh 6,9% yoy, sedangkan penjualan motor mencapai 1,8 juta unit pada kuartal pertama tahun ini, tumbuh 43,9% yoy. Kuatnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar merupakan suatu pencapaian yang baik di kuartal pertama tahun ini. Rupiah bergerak cukup volatile dan mampu menguat ke level Rp 15,000 – 15,100 per USD. Kuatnya nilai tukar sejalan dengan semakin menurunnya dollar index (DXY) karena investor global meyakini bahwa the Fed rate telah mendekati puncak dari siklus kenaikan. Dengan demikian, daya tarik US Dollar menjadi menurun jika proyeksi suku bunga acuan tidak lagi meningkat. Selain itu, sumber pertumbuhan di negara berkembang seperti di Indonesia lebih menjanjikan dibandingkan AS.

Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasar modal di kuartal pertama 2023 dari segi pasar saham dan pasar obligasi secara lengkap dapat dibaca disini:

Baca Selengkapnya

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id

 


 

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *