Pro-growth
Pada Januari 2025, pasar obligasi Indonesia dipengaruhi oleh kebijakan moneter domestik, tindakan bank sentral AS, dan pergeseran imbal hasil obligasi. Bank Indonesia (BI) mengejutkan pasar dengan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%, bertujuan untuk mendukung pertumbuhan di tengah ketidakpastian global. Langkah ini meningkatkan permintaan untuk obligasi pemerintah, dengan imbal hasil 10 tahun turun menjadi 7,00%. Namun, Rupiah melemah menjadi Rp16.300/USD, mencerminkan kekhawatiran mengenai aliran modal keluar seiring penurunan harga komoditas dan menyusutnya surplus perdagangan.
Secara global, kebijakan Federal Reserve AS yang mengubah kecepatan penurunan suku bunga sangat mempengaruhi pasar negara berkembang seperti Indonesia. Penurunan imbal hasil Treasury AS di akhir bulan memberikan sedikit kelegaan bagi obligasi Indonesia, tetapi risiko inflasi yang terus-menerus di AS membuat investor tetap berhati-hati. Spread imbal hasil antara obligasi Indonesia dan Treasury AS (250 bps) tetap menarik namun rentan terhadap perubahan kebijakan moneter global.
Aktivitas perdagangan di pasar obligasi Indonesia melambat, karena investor menunggu sinyal yang lebih jelas dari kondisi global dan domestik. Secara keseluruhan, di Januari 2025 pelaku pasar memberi perhatian besar pada kebijakan yang menjaga keseimbangan yang rumit antara mendukung pertumbuhan melalui pemangkasan suku bunga dan mengelola tekanan eksternal dari depresiasi mata uang serta tren moneter global.
Rekomendasi Produk
REKSA DANA PENDAPATAN TETAP | |
---|---|
MIDU | Reksa Dana MIDU berinvestasi pada Instrumen Obligasi dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko rendah – menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
IDAMAN | Reksa Dana IDAMAN berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia USD dengan durasi pendek dan dikategorikan berisiko menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
MIDO2 | Reksa Dana MIDO2 berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia Rupiah dengan durasi panjang dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
REKSA DANA CAMPURAN | |
MIA | Reksa Dana Mandiri Investa Aktif berinvestasi pada Efek Saham, Obligasi dan Pasar Uang. Dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Campuran tersebut. |
MISB | Reksa Dana Mandiri Investa Syariah Berimbang berinvestasi pada efek Saham syariah, Sukuk dan Pasar Uang syariah. Dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Campuran tersebut. |
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Tinggalkan Balasan