Higher Yield
Pada November 2024, pasar obligasi global mengalami koreksi yang dipicu oleh hasil pemilu AS dan perubahan ekspektasi terkait pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Presiden terpilih Trump berencana menurunkan tarif pajak korporasi dari 21% menjadi 15%. Namun, usulan ini berpotensi meningkatkan defisit hingga USD 7,5 triliun dalam satu dekade, mendorong rasio utang AS mencapai 142% dari PDB. Peningkatan utang pemerintah menyebabkan kenaikan imbal hasil obligasi, sementara optimisme investor terhadap pertumbuhan ekonomi AS mendorong peralihan dari obligasi ke saham.
Selain itu, data makroekonomi yang stabil membuat The Fed Chairman menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga tidak perlu terlalu terburu-buru jika ekonomi masih kuat. Penguatan dolar AS memberikan tekanan pada mata uang pasar berkembang, termasuk Rupiah yang melemah sekitar 5%. Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan dan menawarkan tingkat suku bunga SRBI yang kompetitif untuk menjaga stabilitas Rupiah.
Imbal hasil obligasi pasar berkembang, termasuk obligasi pemerintah Indonesia dalam Rupiah, menyesuaikan diri dengan kenaikan imbal hasil Treasury AS. Selisih imbal hasil antara obligasi pemerintah Indonesia (IndoGB) dan Treasury AS berada di sekitar 250 basis poin. Pemerintah telah mengurangi penerbitan obligasi karena target penerbitan tahun ini sudah tercapai. Saat ini pemerintah menawarkan penerbitan obligasi untuk pre-funding anggaran tahun depan dengan imbal hasil yang menarik, sehingga investor diperkirakan masih tertarik untuk menambah obligasi Indonesia.
Rekomendasi Produk
REKSA DANA PENDAPATAN TETAP | |
---|---|
MIDU | Reksa Dana MIDU berinvestasi pada Instrumen Obligasi dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko rendah – menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
IDAMAN | Reksa Dana IDAMAN berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia USD dengan durasi pendek dan dikategorikan berisiko menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
MIDO2 | Reksa Dana MIDO2 berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia Rupiah dengan durasi panjang dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut. |
REKSA DANA CAMPURAN | |
MIA | Reksa Dana Mandiri Investa Aktif berinvestasi pada Efek Saham, Obligasi dan Pasar Uang. Dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Campuran tersebut. |
MISB | Reksa Dana Mandiri Investa Syariah Berimbang berinvestasi pada efek Saham syariah, Sukuk dan Pasar Uang syariah. Dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Campuran tersebut. |
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Tinggalkan Balasan