Equity Market Commentary : Agustus 2023

  • icon-jam1 years ago
  • icon-share
    Shares

Equity Market Commentary : Agustus 2023

Bumpy Road (Global Equity Market)

 

Pada bulan Agustus 2023 pasar saham AS mengalami turbulensi dimana koreksi terjadi pada pertengahan bulan karena antisipasi kuatnya pasar tenaga kerja yang mungkin diikuti dengan langkah The Fed selanjutnya dengan kenaikan suku bunga acuan yang lebih besar. Inflasi AS terus menurun dari bulan ke bulan, namun data pengangguran belum menunjukkan adanya penurunan. Selain itu, dalam simposium tahunan Jackson Hole, Gubernur The Fed masih menekankan pernyataan hawkish. Pasar membaca pesan tersebut sebagai konsistensi kebijakan moneter sehingga tidak menimbulkan ketidakpastian. Data inflasi PCE terkini (Juni 2023) dinilai serendah perkiraan dan tingkat pengangguran (Agustus 2023) sudah mereda. Dengan demikian, peluang kenaikan suku bunga lebih lanjut pada bulan September dan November menjadi lebih kecil.
Di sisi lain, pasar global menjadi skeptis terhadap pemulihan ekonomi Tiongkok dan mengharuskan pemerintah atau bank sentral untuk memberikan lebih banyak stimulus. Namun kebijakan stimulus tersebut tidak akan dilakukan secara cepat melainkan bertahap. Meski demikian, kami melihat adanya perbaikan pada PMI Manufaktur Tiongkok dan aktivitas pengiriman batu bara yang sedang berlangsung yang mengindikasikan perekonomian mengalami kemajuan.
Kami melihat indeks S&P 500 dan Nasdaq telah pulih dengan cepat seiring dengan menurunnya angka perekonomian. Pasar memerlukan lebih banyak data terkini namun kami menyarankan investor mengambil posisi dengan memasuki portofolio global. Selain itu, menjelang akhir tahun merupakan saat yang tepat untuk mengantisipasi pencapaian setahun penuh di tahun 2023 dan harapan yang lebih baik di tahun 2024.

Better Option (Domestic Equity Market)

 

Pemerintah telah menetapkan rancangan APBN 2024 yang menekankan pada belanja konsumsi. Anggaran tersebut dirancang untuk mencapai pertumbuhan PDB sebesar 5,2% dengan inflasi sekitar 2,8%. Defisit anggaran tahun 2024 ditetapkan sebesar 2,3% terhadap PDB sama dengan revisi defisit tahun ini sebesar 2,3%. Belanja pemerintah diproyeksikan naik 5,8% yoy menjadi Rp 3,304 triliun dan pendapatan diperkirakan tumbuh 5,5% yoy menjadi Rp2,781 triliun. Ketika siklus pertumbuhan global masih menuju momentum perlambatan, Indonesia dapat menjadi pilihan terbaik bagi investor.

IHSG naik mendekati 7.000 karena data ekonomi terakhir menunjukan inflasi PCE di AS tetap rendah dan pasar tenaga kerja melemah. Indonesia memiliki beberapa katalis positif seperti valuasi pasar saham yang menarik, harga komoditas yang terjaga baik di bulan Agustus, dampak el-nino yang relatif lebih rendah sehingga inflasi dapat dikendalikan, dan belanja pemilu kemungkinan besar akan berdampak positif terhadap perekonomian. Kita juga tidak dapat mengesampingkan jika perekonomian Tiongkok dapat bangkit kembali dengan cepat dan kemungkinan perekonomian AS dapat beralih ke kondisi goldilocks pada tahun 2024 yang dapat memberikan imbal hasil yang lebih baik terhadap kinerja pasar saham. Menjelang akhir tahun, pasar saham akan lebih optimis dan posisi asset allocation yang baik dapat menguntungkan investor dalam beberapa bulan mendatang.

Rekomendasi Produk

 

PRODUK
MGSED Reksa Dana MGSED berinvestasi pada Efek Ekuitas Syariah Luar Negeri di dalam Daftar Efek Syariah.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MITRA Reksa Dana MITRA berinvestasi pada saham domestik mayoritas saham Big Cap.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MICB Reksa Dana Mandiri Investa Cerdas Bangsa berinvestasi mayoritas pada saham yang termasuk dalam indeks LQ45.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MANFIGA Reksa Dana Indeks MANFIGA berinvestasi mayoritas pada saham yang terdapat di dalam Indeks FTSE Indonesia ESG.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
XMLF Reksa Dana ETF Mandiri ETF LQ45 berinvestasi pada saham-saham blue chip yang terdapat di dalam Indeks LQ45.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id

 


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *