Equity Market Commentary : Februari 2023

  • icon-jam1 years ago
  • icon-share
    Shares

Equity Market Commentary : Februari 2023

Variety in Reality (Global Equity Market)

Indeks saham global mengalami divergensi di bulan Februari 2023 dimana indeks saham AS turun, indeks Eropa cenderung lebih tinggi dan indeks saham Asia relatif stabil. Hal itu terjadi karena realitas ekonomi yang berbeda satu sama lain. Di AS, pasar tenaga kerja masih ketat dan PCE, indikator inflasi yang menjadi rujukan the Fed, lebih tinggi dari perkiraan pasar. Oleh karena itu, investor melihat kemungkinan besar tidak akan ada perubahan kebijakan moneter tahun ini karena suku bunga acuan akan dipertahankan lebih lama pada puncaknya untuk mencapai stabilitas ekonomi yang diharapkan.

Sementara itu, perekonomian Eropa ternyata lebih baik dari perkiraan dimana inflasi terus menurun, kepercayaan konsumen membaik, dan lapangan kerja cukup terkendali. Dengan demikian, pasar saham di Eropa mengalami rebound yang didasari bahwa ekonomi telah mengalami bottoming. Perekonomian Asia didorong oleh kondisi perekonomian China yang terus membaik. Kami melihat manufaktur PMI melonjak karena ekonomi dimulai kembali pada bulan Februari 2023 setelah liburan tahun baru Imlek pada bulan sebelumnya. China akan mengadakan Kongres Rakyat Nasional pada Maret 2023. Acara ini diadakan setiap lima tahun sekali dimana delegasi dari seluruh negara akan membahas reformasi ekonomi, sosial dan politik. China akan menetapkan agenda untuk lima tahun ke depan dengan serangkaian kebijakan dan inisiatif baru. Kami merekomendasikan investor memiliki portofolio yang terdiversifikasi untuk mendapatkan keuntungan dari siklus ekonomi yang berbeda di berbagai belahan dunia karena kami melihat peluang ekonomi global dalam banyak kondisi meskipun adanya tekanan geopolitik dan resesi.

Indecisive Juncture (Domestic Equity Market)

Pasar saham Indonesia relatif stabil pada Februari 2023 mengikuti indeks regional. Kami melihat investor global masih ragu-ragu karena kekhawatiran bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuan lebih lanjut. Itu terjadi setelah rilis data ekonomi AS tidak sesuai dengan ekspektasi. Di AS, pasar tenaga kerja masih ketat dan PCE, indikator inflasi yang menjadi rujukan the Fed, lebih tinggi dari perkiraan pasar. Narasi global telah berubah bahwa the Fed sepertinya tidak akan memangkas suku bunga acuan tahun ini karena suku bunga tersebut kemungkinan akan ditahan lebih lama pada puncaknya hingga perekonomian AS mencapai kestabilan yang diharapkan.

Namun jika melihat kondisi perekonomian dalam negeri, tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia sedang dalam kondisi yang baik. Surplus APBN di awal tahun 2023 akibat melonjaknya penerimaan negara khususnya PPN merupakan konfirmasi bahwa perekonomian berjalan baik setelah pemerintah mencabut kebijakan pembatasan akibat pandemic covid di akhir tahun 2022. Selain itu, Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di 5,75% pada Februari 2023 karena nilai tukar yang stabil. Kami melihat bahwa banyak perusahaan merilis laporan keuangan tahun 2022. Selain itu, beberapa perusahaan mengumumkan pembayaran dividen yang bagus terutama perusahaan batubara, bank dan konglomerasi. Ini akan berdampak positif pada kinerja saham secara keseluruhan dalam beberapa bulan mendatang. Kami merekomendasikan investor untuk tetap berinvestasi pada reksa dana saham karena kami yakin aliran masuk ke saham Indonesia pada akhirnya akan terjadi.

Rekomendasi Produk

PRODUK
MGSED Reksa Dana MGSED berinvestasi pada Efek Ekuitas Syariah Luar Negeri di dalam Daftar Efek Syariah.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MITRA Reksa Dana MITRA berinvestasi pada saham domestik mayoritas saham Big Cap.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MICB Reksa Dana Mandiri Investa Cerdas Bangsa berinvestasi mayoritas pada saham yang termasuk dalam indeks LQ45.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MANFIGA Reksa Dana Indeks MANFIGA berinvestasi mayoritas pada saham yang terdapat di dalam Indeks FTSE Indonesia ESG.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id

 


 

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *