April 2025 menjadi titik balik penting dalam dinamika ekonomi global, ditandai oleh lonjakan ketegangan perdagangan akibat kebijakan tarif agresif Amerika Serikat yang memicu respons keras dari China dan meningkatkan volatilitas pasar global. Di tengah tekanan eksternal ini, pasar keuangan Indonesia menunjukkan ketahanan, tercermin dari stabilitas pasar obligasi, penguatan IHSG, serta berlanjutnya minat investor terhadap instrumen pendapatan tetap. Sementara itu, negosiasi dagang antara Indonesia dan AS dinilai sebagai langkah positif untuk meredam dampak konflik global, meskipun ketidakpastian masih membayangi seiring dengan potensi risiko inflasi dan pengangguran di AS.
Overview
April 2025 ditandai dengan eskalasi tajam dalam ketegangan perdagangan global, yang dipicu oleh penerapan kebijakan tarif besar-besaran oleh Amerika Serikat yang mengguncang perekonomian dunia. Pada 2 April, AS menerapkan tarif beragam kepada negara mitra dagang berdasarkan besarnya defisit dagang. Namun kondisi itu dinilai banyak tantangan karena kesiapan dari masyarakat AS sendiri belum terbentuk. Mulai 10 April, pemerintahan Trump akhir memberlakukan tarif sebesar 10% selama 90 hari secara merata terhadap seluruh impor dari berbagai negara—kecuali China dan Hong Kong, yang dikenai reciprocal tariff sebesar 125% di atas tarif yang sudah ada sebelumnya. Langkah agresif ini, yang dijalankan di bawah deklarasi keadaan darurat nasional sebagai bagian dari agenda “reciprocal tariff” Presiden Trump, mendorong rata- rata tarif AS ke level tertinggi dalam waktu lebih dari satu abad. Meskipun beberapa produk dikecualikan atau dikenakan aturan khusus, pendekatan menyeluruh ini menandai pergeseran besar menuju proteksionisme.
China merespons secara tegas pada 4 April dengan mengumumkan serangkaian langkah balasan. Tindakan tersebut mencakup tarif tambahan sebesar 34% untuk seluruh barang impor dari AS, pembatasan ekspor atas bahan penting seperti mineral rare earth, pencantuman perusahaan AS ke dalam Daftar Entitas Tidak Dapat Dipercaya (Unreliable Entity List), pelarangan impor terhadap beberapa produk pertanian tertentu, serta investigasi yang ditargetkan terhadap perusahaan-perusahaan Amerika. Tarif yang dikenakan terhadap barang AS pada akhirnya mencapai 125%. Meskipun bersikap keras terhadap China, Presiden Trump tetap optimis terkait negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dengan mitra utama lainnya seperti India, Jepang, dan Korea Selatan.
Ketidakpastian semakin meningkat akibat hubungan yang tegang antara Presiden Trump dan Chairman Federal Reserve Jerome Powell. Kebijakan tarif agresif Trump berisiko mendorong inflasi, sementara Powell tetap berkomitmen menjaga inflasi mendekati target 2% The Fed dan menjaga stabilitas keuangan. Ketegangan yang terjadi di ruang publik—termasuk ancaman Trump untuk memecat Powell—mengguncang kepercayaan investor dan memperburuk volatilitas pasar.
Di bidang bilateral, Indonesia terus melanjutkan negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat untuk meredam dampak tarif dan mendorong kerja sama ekonomi yang lebih erat. Meskipun masih dalam tahap awal, pembicaraan ini dipandang positif oleh investor sebagai potensi penyangga terhadap dampak konflik perdagangan AS-Tiongkok terhadap ekonomi dan pasar keuangan Indonesia.
Topic of discussion
- Inflasi
- PMI Manufacturing dan Indeks Keyakinan Konsumen
- Data moneter
- Penjualan mobil dan motor
- Analisa kondisi makro ekonomi dan kondisi pasar modal
- Rekomendasi aset alokasi
Rekomendasi
Sinyal taktis strategi jangka pendek Mei 2025 berubah dari April 2025, dengan alokasi cash yang turun menjadi 5%, sementara saham dan obligasi masing-masing menjadi 47,5%. Saat ini investor kami sarankan investor untuk lebih memilih produk saham terutama big cap funds seperti RD MICB, ETF LQ45 (XMLF) dan RD Index FTSE Indonesia ESG. Jika dana asing kembali masuk ke negara berkembang maka saham berkapitalisasi besar yang akan lebih dituju. Kami juga melihat kombinasi produk saham global RD MGSED akan membuat kinerja portofolio investor lebih optimal dengan adanya diversikasi.
Rekomendasi Produk
Saham
- Mandiri Investa Cerdas Bangsa (MICB) – Kelas A
Saham LQ45, Mayoritas saham kapitalisasi besar, dan Denominasi Rupiah - Mandiri Investa Equity Asean 5 Plus (MANSEA5)
Saham domestik & global, All cap fund, dan Denominasi Rupiah
Saham Global
- Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED) – Kelas A
Saham global, Denominasi USD, dan Kerjasama dengan JP Morgan AM - Mandiri Asia Sharia Equity Dollar (MASED) – Kelas A
Saham Asia dan Denominasi USD
Index
- Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG (FTSEESG) – Kelas A
Saham domestik, Denominasi Rupiah, Berorientasi ESG, dan Pengelolaan pasif - Mandiri ETF LQ45 (XMLF)
Tracking error rendah, Transaksi jual/beli dapat di lakukan setiap saat, dan Nilai transaksi real time
Pendapatan Tetap
- Mandiri Investa Dana Utama (MIDU)
Obligasi pemerintah & korporasi, Pembagian dividen bulanan, dan Durasi: pendek (< 4 tahun) - Investa Dana Dollar Mandiri (IDAMAN)
Obligasi pemerintah USD (INDON), Durasi menengah – panjang, dan Denominasi USD
Campuran
- Mandiri Investa Syariah Berimbang (MISB)
Obligasi Syariah (Sukuk), Durasi pendek – menengah
Pasar Uang
- Mandiri Investa Pasar Uang (MIPU)
Instrumen Pasar Uang dengan segmen Jangka Pendek - Mandiri Money Market USD (MMUSD)
Instrumen Pasar Uang dan Denominasi USD
PRODUK | 3M PERFORMANCE | YTD PERFORMANCE |
---|---|---|
Saham | ||
MICB A | +6.5% | +0.0% |
ASEAN5 | +4.2% | -3.1% |
Saham Global | ||
MGSED A | -2.2% | -1.2% |
MASED B | -3.6% | +0.2% |
Indeks | ||
FTSE ESG A | +8.0% | +2.8% |
XMLF | +8.2% | +1.5% |
Pendapatan Tetap | ||
MIDU | +1.52% | +3.62% |
IDAMAN | -0.26% | +0.99% |
Campuran | ||
MISB | +1.94% | +2.27% |
Pasar Uang | ||
MIPU | +1.10% | +1.76% |
MMUSD | +0.77% | +1.21% |
*Data diatas adalah data per tanggal 23 Mei 2025
Untuk membaca hal-hal yang terjadi di bulan April 2025 yang mempengaruhi ekonomi secara makro selengkapnya disini:
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by
Tinggalkan Balasan