Gambar Artikel WMR, Market Macro, etc (1000x605px) (7)

Article

Monthly Macro Review : Back to Positivity

  • icon-jam19 Agustus 2024
  • icon-share
    Shares

Monthly Macro Review : Back to Positivity

Banyak hal positif terjadi pada bulan Juli 2024 yang membuat pasar saham dan obligasi seperti mendapatkan tenaga baru setelah menunggu beberapa waktu. Bank Sentral Inggris dan Tiongkok menurunkan suku bunga acuan, sedangkan The Fed masih menahan di Juli namun memberikan indikasi besar akan menurunkannya pada pertemuan berikutnya di September. Sementara dari sisi fiskal, kekhawatiran akan supply risk dari AS dan domestik mereda sehingga yield kembali menurun. Ekonomi AS  yang melemah membuat nilai tukar Rupiah stabil dan cenderung menguat. IHSG kembali bangkit ke kisaran 7200 dan IndoGb yield kembali normal di bawah 7.00%.

 

Overview

 

Penantian perubahan kebijakan moneter di berbagai negara  yang sempat diragukan dapat terjadi di tahun ini akhirnya terjadi. Bank of England menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 25 bps dari 5,25%, tertinggi dalam 16 tahun, menjadi 5,00%. People’s Bank of China  menurunkan baik fasilitas pinjaman jangka menengah 1 tahun dan 5 tahun maupun suku bunga acuan pinjaman (Loan Prime Rate) pada Juli 2024—suatu kejadian langka untuk menyesuaikan ketiga suku bunga dalam satu bulan yang sama. Sementara European Central Bank telah menurunkans suku bunga acuan di bulan Juni 2024.

Ekonomi AS secara bertahap beralih ke situasi di mana Federal Reserve mendekati penurunan suku bunga. Meskipun pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari yang diharapkan pada kuartal kedua 2024, indikator  momentum ekonomi mulai melemah. Bank sentral AS memiliki tujuan untuk mencapai kondisi ekonomi “soft landing,” dengan menurunkan inflasi tanpa memicu resesi. Sejauh ini, strategi ini tampaknya berhasil, karena tekanan harga menurun tanpa peningkatan signifikan dalam pemutusan hubungan kerja, di mana perusahaan lebih memilih mengurangi perekrutan daripada memberhentikan karyawan yang ada. Jika terjadi penurunan yang lebih signifikan, Chaiman Fed Powell menyatakan bahwa bank sentral akan mengambil tindakan untuk bersikap preventif. Pemotongan suku bunga acuan di AS kemungkinan besar dapat terjadi pada pertemuan berikutnya di bulan September 2024.

Anggaran pemerintah selama 7 bulan 2024 tercatat defisit sebesar Rp 93,4 triliun atau -0,4% terhadap PDB, naik dari defisit Rp 77,3 triliun atau -0,3% terhadap PDB di 6M24. Pada bulan Juli 2024 porsi defisit mengecil jauh ke hanya Rp 16 triliun dari bulan Juni 2024 yang defisit Rp 55,6 triliun. Turunnya defisit karena penerimaan negara di Juli 2024 yang naik ke Rp 224,7 triliun dari bulan sebelumnya Rp 197,2 triliun atau tumbuh 14% mom. Adapun kenaikan penerimaan negara yang cukup besar berasal dari PPN yang didorong  oleh penjualan retail dan non-PPN  yang disumbangkan oleh penyetoran laba dari perusahaan BUMN. Sedangkan belanja negara turun tipis dari Rp 252,8 triliun di Juni 2024 menjadi Rp 240,8 triliun. Subsidi pemerintah untuk BBM mengalami penurunan karena penurunan minyak mentah dan penguatan nilai tukar Rupiah. Anggaran pemerintah 2024 diperikirakan akan mencapai defisit 2,7% terhadap PDB, sedangkan anggaran 2025 defisit melebar ke 2,8% terhadap PDB.

 

Topic of discussion

 

  • Inflasi.
  • PMI Manufacturing dan Indeks Keyakinan Konsumen.
  • Data makro ekonomi.
  • Penjualan mobil dan motor
  • Analisa kondisi makro ekonomi dan kondisi pasar modal.
  • Kesimpulan dan Rekomendasi.

 

Rekomendasi

 

Sinyal taktikal strategi jangka pendek pada Juli 2024 menunjukan sinyal positif untuk kelas saham sehingga naik menjadi 45% dan kelas obligasi yang masih positif tetap berada pada posisi 47,5% sehingga porsi pasar uang turun menjadi 7,5%.  Sinyal tersebut menyarankan investor untuk mulai masuk pada kelas aset obligasi serta saham karena momentum obligasi cukup positif sedangkan valuasi saham yang masih murah. Rekomendasi produk saham bertahan pada saham berkapitalisasi besar yaitu RD MITRA, RD Index FTSE Indonesia ESG dan ETF Mandiri Indeks LQ45 (XMLF). Sementara pada kelas pendapatan tetap produk RD IDAMAN dan MIDO2 dapat menjadi pertimbangan untuk investor yang ingin memiliki eksposur produk berdurasi menengah – panjang (risiko tinggi). Kondisi positif untuk saham dan obligasi membuat kami merekomendasikan produk pengelolaan campuran yaitu  RD MISB (RD Mandiri Investa Syariah Berimbang) yang berkinerja baik pada tahun ini. Pada kelas pasar uang, produk RD MIPU dan RD MMUSD dapat dipertimbangkan di tengah kenaikan deposit rate.

 

 

Rekomendasi Produk

 

Saham

 

Saham Global

 

Index

 

Pendapatan Tetap

 

Pasar Uang

 

PRODUK 3M PERFORMANCE YTD PERFORMANCE
Saham
MICB A +2.8% -1.6%
ASEAN5 +2.6% -2.4%
Saham Global
MGSED A +3.6% +14.0%
MASED B +2.1% +2.0%
Index
FTSE ESG A +3.4% -1.1%
XMLF +2.1% -2.4%
Pendapatan Tetap
MIDU +1.75% +2.63%
IDAMAN +3.12% +1.02%
Pasar Uang
MIPU +1.09% +2.66%
MMUSD +0.83% +1.92%

*Data diatas adalah data per tanggal 16 Agustus 2024

 

Untuk membaca hal-hal yang terjadi di bulan Juli 2024 yang mempengaruhi ekonomi secara makro selengkapnya disini:

Baca Selengkapnya

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *