#WMR 3 – 7 January 2022

  • icon-jam2 years ago
  • icon-share
    Shares

#WMR 3 – 7 January 2022

Highlight

 

IHSG dan LQ45 memulai awal tahun dengan kenaikan pada minggu pertama masing – masing 1,75% dan 1,87%. Saham domestik memulai memulai momentum tahun baru dengan baik dimana saham global sedang terkoreksi. RD MITRA mencetak kenaikan 2,15% dalam seminggu, lebih baik dibandingkan benchmark IHSG.

Markit PMI Manufacturing Eropa dan US pada bulan Desember berada pada masing – masing 58 dan 57,7, masih pada level yang cukup tinggi. Sementara Caixin China PMI Manufacturing bulan Desember naik ke 50,9. Inflasi Eropa pada bulan Desember tercatat 5% yoy, lebih tinggi dari konsensus di 4,7%. US non-farm payroll bulan Desember hanya menambah 199 ribu pekerja, jauh lebih rendah dari konsensus di 400 ribu. Namun Unemployment rate berada pada 3,9%, lebih baik dari 4,1% konsensus.

Indonesia mencatat PMI Manufacturing bulan Desember di 53,5, masih kuat seperti bulan November 53,9. Inflasi bulan Desember tercatat 1,87% yoy, naik dari 1,75% yoy di bulan November. Inflasi inti juga naik menjadi 1,56% yoy di Desember, dari 1,44% yoy di November. Cadangan devisa bulan Desember bertahan di USD 144,9 milyar, turun dari USD 145,9 milyar.

 

Picture of the week

 

 

Minggu pertama 2022 dimulai dengan pembahasan kebijakan moneter US yang kemungkinan besar akan berubah tahun ini. The Fed telah berulang kali memberikan pernyataan bahwa mereka hanya akan mengubah kebijakan jika data tenaga kerja US membaik. Saat ini unemployment rate menyentuh 3,9%, hampir sama seperti masa sebelum pandemi Covid-19 di 3,5%. Banyak lowongan kerja yang menawarkan upah lebih baik membuat banyak pekerja pindah perkerjaan (Pic 1). Pasar global the Fed akan mulai mengubah kebijakan dan telah menerima dengan baik kebijakan percepatan pengurangan tapering (pembelian aset) sejak dua bulan lalu. Sementara pada catatan (minutes) pertemuan FOMC bulan Desember yang baru dirilis minggu lalu terlihat bahwa the Fed akan menaikan suku bunga lebih cepat dan membuka peluang untuk menurunkan aset yang selama ini dibeli. Kedua hal tersebut mendorong pasar bereaksi dengan merotasi saham growth terutama saham teknologi menuju saham value. Yield dari UST 10 tahun naik mencapai 1,77%. Banyak yang bertanya apa hubungannya antara kenaikan yield atau suku bunga dengan saham growth terutama saham tekonologi. Jawaban teoritikal adalah perhitungan saham growth terdiskon dengan bunga yang lebih tinggi sehingga mengakibatkan valuasi dari saham growth menurun. Meskipun demikian, pada akhirnya fundamental dari perusahaan yang akan menjadi penentu kinerja harga saham. Menurut kami, dengan adanya informasi baru dari minutes the Fed maka volatilitas pasar akan semakin lebar. Cara yang lebih baik dengan keadaan tersebut adalah dengan masuk berkala sehingga mendapatkan rata – rata harga yang baik. Rekomendasi kami saat ini adalah pada kelas aset saham di RD MITRA dan RD MGSED.

 

Important Date

 

  • 12 JAN US: Inflation rate Dec21
  • 14 JAN Germany:  GDP growth 2021
  • 14 JAN US: Retail Sales Dec21

 


 

PRODUK 6M PERFORMANCE YTD PERFORMANCE
JCI +10,9% +1,8%
LQ45 +12,8% +2,0%
Saham
MITRA +5,9% +2,2%
ASEAN5 +3,2% +1,2%
MGSED -7,5% -5,1%
Pendapatan Tetap
MIDU +2,01% -0,39%
MINION -1,67% -0,94%
MIDO2 +2,47% -0,46%
IDAMAN -1,40% -0,64%

 


 

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *