Monthly Macro Review : Strong Ending

  • icon-jam1 years ago
  • icon-share
    Shares

Monthly Macro Review : Strong Ending

Akhir 2022 perhatian ekonomi dunia tertuju pada China yang diperkirakan akan terus membuka ekonomi setelah kebijakan ketat mengatasi covid yang memuncak. Sedangkan inflasi AS berangsur turun,namun pasar masih melihat tantangan yang berat yang di hadapi the Fed karena masih kuatnya tingkat tenaga kerja dan inflasi pada sektor jasa. Indonesia menyelesaikan beberapa tugas akhir ekonomi dengan hasil yang memuaskan karena dampak inflasi yang tinggi dapat dilewati dilewati dengan baik, defisit anggaran yang sudah kembali di bawah batas yang ditetapkan dalam UU dalam waktu setahun lebih cepat, current account surplus yang konsisten berkat hilirsasi program yang diperjuangkan pemerintah bertahun-tahun, dan terakhir adalah pelonggaran kebijakan pengetatan aktifitas pandemi berkat keberhasilan program vaksinasi. Pencapaian satu per satu pada indikator ekonomi merupakan modal yang membawa Indonesia siap menghadapi 2023 yang penuh tantangan sekaligus harapan lebih baik.

 

Overview

Ketika mendengar ekonomi tirai bambu kembali tertepa masalah virus Covid kita tentu mengatakan hal tersebut bukan masalah besar karena berkaca di awal masa pandemi, China adalah salah satu negara yang berhasil dengan cepat meredam masalah tersebut. Namun pada tahun 2022, masyarakat dan ekonomi China berada pada tekanan besar karena rumah sakit sudah tidak mampu menampung jumlah pasien yang meningkat tajam. Namun bila kita melihat lebih mendalam tingkat kematian akibat Covid di China sebenarnya sangat rendah. Bahkan sebenarnya masyarakat yang terjangkit Covid di negara lain seperti di AS dan negara–negara di Eropa adalah lebih tinggi. Kebijakan pemerintah China yang ketat selama berbulan – bulan sepertinya akan berubah seiring dengan kondisi masyarakat yang berubah. Secara umum, masyarakat global semakin meyakini bahwa virus flu ini dapat semakin diatasi dengan cara – cara yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Begitu pula dengan pemerintah China yang diyakini akan menerapkan kebijakan yang lebih terukur dalam mengatasi pandemi di negaranya sehingga banyak pengamat yang melihat gelombang – gelombang pandemi covid yang terjadi di China tidak akan menutup negaratersebut untuk selamanya.

Dari sisi lain, inflasi Amerika Serikat berangsur turun. Hal tersebut seiring dengan turunnya harga minyak dan gas sehingga ikut mempengaruhi harga kebutuhan utama seperti makanan dan barang. Ekonomi AS dapat dikatakan masih cukup kuat karena tingkat tenaga kerja yang dinilai masih tinggi. Selain itu, inflasi pada sektor jasa masih pada level yang tinggi terutama pada musim liburan menunjukan kebijakan moneter yang ketat masih dirasakan perlu sampai pada bias – bias inflasi tinggi yang sudah tertanam dalam semua kebutuhan masyarakat dapat teratasi dengan baik. Meskipun demikian, kami melihat puncak dari suku bunga acuan AS sudah tidak jauh lagi dari posisi bulan Desember dan kemungkinan puncak tersebut akan terjadi di semester pertama tahun 2023.

Secara keseluruhan, Indonesia menutup tahun 2022 dengan kondisi ekonomi yang baik. Data inflasi Indonesia berada pada tren penurunan sejak kenaikan bahan bakar di bulan September. Kami meyakini bahwa puncak inflasi Indonesia telah terlewati berkat koordinasi yang baik yang pemerintah lakukan dalam meredam efek-efek negatif dari kenaikan harga BBM. Pemerintah dengan cepat menyalurkan bantuan langsung tunai kepada masyarakat serta membantu biaya transportasi penyaluran bahan – bahan kebutuhan pokok. Penyaluran dana pada pokok permasalahan dinilai tepat karena tidak membuat anggaran pemerintah membengkak. Justru jika kita mengikuti perkembangan keuangan pemerintah Indonesia, defisit anggaran 2022 yaitu 2,38% terhadap PDB. Yang artinya Pemerintah telah berhasil membawa defisit anggaran kembali di bawah 3% terhadap PDB sebagaimana yang ditetapkan oleh Undang – Undang setelah diberikan keisitimewaan untuk lebih longgar sampai tahun 2023. Dengan kata lain, pemerintah mampu mencapai target defisit satu tahun lebih cepat dari yang direncanakan. Pencapaian tersebut merupakan kerja kolektif yang besar antara pemerintah dan masyarakat karena program vaksinasi nasional yang berhasil sehingga pandemi sudah dapat teratasi. Selain itu, perekonomian nasional yang terus membaik sehingga penerimaan pajak pemerintah tumbuh kuat. Secara garis besar penerimaan negara Rp 2.626 triliun tumbuh 30,6% yoy (115,9% dari target) dan pengeluaran negara Rp 3,090 triliun tumbuh 10,9% yoy (99,5% dari target). Pemerintah pada akhir Desember 2022 telah mencabut PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang artinya bahwa masyarakat Indonesia diperbolehkan untuk beraktifitas seperti sedia kala tanpa ada keterbatasan. Hal tersebut tentu positif dan akan membawa nilai ekonomi domestik yang lebih besar. Pemerintah juga menerbitkan Perpu Cipta Kerja dalam antisipasi kondisi perekonomian global yang semakin menantang. Kami melihat Pemerintah all out dalam menghidupkan mesin ekonomi agar bisa terus bergerak.

Saham Indonesia mengakhiri tahun 2022 dengan cukup tenang sementara pasar global lainnya terus bergejolak. Meskipun saham Indonesia secara keseluruhan menurun pada bulan Desember, kami melihat investor melakukan realisasi keuntungan dari salah satu pasar dengan kinerja terbaik di dunia. Selain itu, investor global melihat kondisi China mulai menunjukan titik-titik perubahan sehingga menarik minat investor untuk sedikit demi sedikit masuk ke China. Pasar AS dan global sebenarnya dalam kondisi cerah di awal Desember 2022 karena suku bunga acuan The Fed diperkirakan hampir mencapai puncaknya. Namun, pasar global mulai memperhitungkan bahwa suku bunga acuan akan dipertahankan pada posisi puncak untuk waktu yang lebih lama. Sebelumnya, The Fed diperkirakan akan melakukan perubahan kebijakan di akhir tahun 2023. Namun pandangan tersebut sepertinya bergeser dan baru dapat terjadi pada awal tahun 2024.

Atas pergeseran pandangan itu pula yield dari US Treasury mengalami kenaikan. Namun demikian yield dari INDOGB cukup stabil selama bulan Desember ditengah koreksi global. Kami cukup yakin bahwa salah satu sebab kondisi keuangan Indonesia yang cukup sehat menjadi motor pendorong minat investor asing untuk membeli surat utang negara Indonesia yang terus terjadi selama bulan Desember. Selain itu, likuiditas bank yang masih besar menjadi alasan pendukung kondisi kelas aset pendapatan tetap ini dapat terjaga dengan baik.

Topic of discussion

  • Inflasi naik karena faktor musiman.
  • PMI Manufacturing kembali menguat.
  • Total trade balance surplus berlanjut.
  • Sesuai harapan, suku bunga acuan naik dengan tingkat yang lebih rendah.
  • Penjualan kendaraan kuat di akhir tahun.
  • Kesimpulan dan Rekomendasi.

Rekomendasi Produk

Saham

Index

  • FTSE Indonesia ESG
    Saham domestik, Denominasi Rupiah, Berorientasi ESG, dan Pengelolaan pasif

Pendapatan Tetap

PRODUK 6M PERFORMANCE YTD PERFORMANCE
Saham
MITRA +4,2% +1,3%
MGSED +4,0% +8,1%
Index
FTSE +4,7% +0,3%
Pendapatan Tetap
MIDU +1,91% +0,11%

*Data diatas adalah data per tanggal 30 Januari 2023

Untuk membaca hal-hal yang terjadi di bulan Desember 2022 yang mempengaruhi ekonomi secara makro selengkapnya disini:

Baca Selengkapnya

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id

 


 

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *