Bond Market Commentary : April 2022

  • icon-jam2 years ago
  • icon-share
    Shares

Bond Market Commentary : April 2022

Inflation is rising

 

Yield benchmark obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun kembali mengalami kenaikan 25 bps di bulan April, dimana hal tersebut hampir sama dengan kenaikan di bulan Maret sebesar 24 bps. Dibandingkan dengan imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun yang melonjak hampir 60bps, koreksi imbal hasil INDOGB relatif lebih ringan karena ekonomi domestik berada pada fundamental yang lebih baik. Meskipun saat ini masih di bawah 3%, namun proyeksi laju inflasi Indonesia ke depan akan jauh lebih tinggi karena beberapa alasan: 1. Pemulihan kegiatan ekonomi akan meningkatkan perputaran uang; 2. Pass-through kenaikan harga dari produsen ke konsumen, mengingat produsen sekarang menghadapi kenaikan harga input; 3. Dampak kenaikan PPN; dan 4. Kenaikan harga yang diatur (administered prices) (BBM, Listrik, dan LPG). Di sisi lain, pendapatan pemerintah tumbuh solid sebesar 32% YoY 1Q22 seiring dengan pemulihan domestik yang terus membaik. Sementara itu, pengeluaran pemerintah mengalami kontraksi sebesar -10% YoY di 1Q22. Namun, subsidi pemerintah melonjak 80% YoY di 1Q22 karena seperti kita ketahui harga minyak naik secara signifikan dan diikuti oleh kenaikan permintaan bahan bakar di tengah pemulihan mobilitas. Secara keseluruhan, neraca fiskal masih surplus hingga Maret dan penerbitan obligasi bersih turun 60% di 1Q22. Kami masih berpikir defisit fiskal akan tetap di bawah anggaran yang ditargetkan -4,9% dari PDB karena pendapatan negara yang cukup besar di tengah harga komoditas yang tinggi dan dana darurat yang sudah dipersiapkan cukup besar oleh pemerintah saat ini. Dengan demikian pemerintah dapat mencukupi kebutuhan tanpa harus melalukan penerbitan obligasi lebih besar. Di sisi lain, penerbitan obligasi korporasi dala Rupiah tumbuh 69,7% mencapai Rp 38,7 triliun pada 1Q22. Keadaan suku bunga rendah, pemanfaatan sisa fasilitas program obligasi dan kebutuhan korporasi akan pendanaan untuk mengembangkan bisnisnya dan untuk refinancing adalah dasar untuk mendukung penerbitan obligasi korporasi saat ini. Kami masih berpikir bahwa kelas aset pendapatan tetap dapat bangkit kembali ketika kebijakan global berubah lebih jelas di paruh kedua tahun ini.

 

Rekomendasi Produk

 

PRODUK
MIDU Reksa Dana MIDU berinvestasi pada Instrumen Obligasi dengan segmen Jangka Menengah
dan dikategorikan berisiko Rendah – Menengah. Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut.

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id

 


 

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *