Equity Market Commentary : October 2022

  • icon-jam2 years ago
  • icon-share
    Shares

Equity Market Commentary : October 2022

Attractive Valuation (Global Equity Market)

 

Perekonomian AS menunjukkan perlambatan namun tidak terlalu buruk. Lowongan pekerjaan dan non-farm payroll telah menurun tetapi tingkat pengangguran masih dalam kondisi baik. Pada daya beli masyarakat, data penjualan ritel, penjualan rumah (existing dan baru), dan PCE (Personal Consumption Expenditure) bersama dengan data pendapatan dan pengeluaran pribadi telah stabil dan cenderung turun. Inflasi melambat tetapi masih pada kisaran tinggi. Dengan kombinasi data utama tersebut, pasar mulai mengharapkan Fed untuk menaikkan FFR pada tingkat yang lebih lambat. Dengan melihat pasar saat ini, investor mulai membeli pasar AS dan Oktober menjadi salah satu bulan dengan kinerja saham terbaik di tahun 2022.

China menjadi fokus utama pada Oktober karena Presiden Xi Jinping terpilih kembali untuk masa jabatan ketiga dalam kongres nasional. Meski hasilnya sudah diperkirakan oleh pasar, namun investor global khawatir kebijakan yang menghambat pertumbuhan ekonomi selama dua tahun terakhir akan berlangsung lebih lama tanpa paradigma yang berbeda. Oleh karena itu, banyak investor menarik lebih banyak dana dari China dan mencari alternatif lain seperti India atau Korea Selatan, dan bahkan Indonesia.

Kami pikir valuasi saham global cukup menarik dan pertumbuhan ekonomi yang melambat telah masuk dalam ekspektasi analis. Kami menyarankan investor untuk mulai membangun posisi saham global, karena pengetatan moneter global sudah setengah jalan dan dapat berubah bila kondisi ekonomi terus menurun. Bukan pekerjaan mudah untuk memilih saham pada kondisi valuasi yang murah dalam ekonomi yang lesu karena tidak semua saham dapat berkinerja baik. Oleh karena itu, memiliki portofolio yang unconstrained dan terdiversifikasi sangat penting bagi investor.

 

Conducive Environment (Domestic Equity Market)

 

Inflasi global telah membuat kebijakan pengetatan moneter terjadi di banyak negara. Oleh karena itu, nilai tukar negara-negara berkembang mengalami depresiasi, termasuk Rupiah. Bank Indonesia merespons dengan kenaikan suku bunga agresif pada Oktober dengan menambah 50 bps lagi pada suku bunga acuan. BI berusaha menjaga daya tarik aset Rupiah dengan menjaga rate spread antara US FFR dan BI 7D RRR. Kami melihat front loading kenaikan suku bunga diperlukan dan baik bagi perekonomian secara keseluruhan karena inflasi domestik meningkat secara signifikan seiring pemerintah mencabut subsidi energi pada bulan September. Kami optimis pertumbuhan ekonomi domestik masih bisa melangkah lebih jauh meskipun suku bunga acuan meningkat. Dengan semakin banyaknya lapangan pekerjaan di tengah perekonomian yang stabil saat ini, daya beli masyarakat tentunya dapat terjaga dengan baik. Selain itu, pemerintah telah mendistribusikan subsidi kepada masyarakat rentan yang terkena dampak langsung dari penyesuaian BBM. Kami melihat pasca penyesuaian BBM perekonomian domestik cukup kondusif.

Kami melihat kinerja keuangan perusahaan pada 3Q22 semakin kuat mulai dari sektor keuangan dan sektor pertambangan hingga sektor konsumen. Kita bisa melihat sektor keuangan didorong oleh pertumbuhan pinjaman yang semakin tinggi, sektor pertambangan didorong oleh permintaan yang kuat, dan sektor konsumen didukung oleh biaya input yang lebih rendah. Sektor-sektor memiliki kapitalisasi pasar yang besar yang dapat mendorong indeks melangkah lebih jauh. Jika ada koreksi musiman di bulan November, kondisi ini memberikan peluang bagi investor untuk membangun posisi reli statistik di bulan Desember 2022 dan Januari 2023.

 

Rekomendasi Produk

 

PRODUK
MGSED Reksa Dana MGSED berinvestasi pada Efek Ekuitas Syariah Luar Negeri di dalam Daftar Efek Syariah.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MITRA Reksa Dana MITRA berinvestasi pada saham domestik mayoritas saham Big Cap.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MICB Reksa Dana Mandiri Investa Cerdas Bangsa berinvestasi mayoritas pada saham yang termasuk dalam indeks LQ45.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.
MANFIGA Reksa Dana Indeks MANFIGA berinvestasi mayoritas pada saham yang terdapat di dalam Indeks FTSE Indonesia ESG.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.

Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id

 


 

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *