Monthly Macro Review : Relaxation in Restriction

  • icon-jam3 years ago
  • icon-share
    Shares

Monthly Macro Review : Relaxation in Restriction

Banyak kemajuan yang terjadi dalam penanganan Covid-19 di Indonesia pada bulan Agustus. Kemajuan tersebut membuat pemerintah mulai melakukan pelonggaran kebijakan pembatasan aktifitas masyarakat. Banyak wilayah yang sudah turun status PPKM dari level 4 menjadi level 3 dan 2. Kami menilai pelonggran akan lebih luas bila tingkat vaksinasi sudah lebih tinggi. Meskipun masih PPKM, kegiatan ekonomi masih terus berjalan dan sebenernya membaik. Kami berharap menyongsong kuartal empat pemerintah dapat lebih besar menyalurkan dana yang saat ini masih pelan sehingga masih besar dana yang belum turun ke masyarakat maupun dimanfaatkan. Hal tersebut dapat menjadi momentum pemulihan ekonomi di akhir tahun 2021.

 

Overview

Perkembangan global, para investor akhirnya mendapatkan sinyal kuat dari the Fed bahwa penurunan pembelian aset (tapering) akan segera dilaksanakan akhir tahun ini. The Fed pada meeting terakhirnya mengakui bahwa satu dari dua target sudah tercapai yaitu target inflasi rata – rata di 2%. Target lainnya dari the Fed yaitu tingkat tenaga kerja yang masih dalam proses. Namun, the Fed juga memperingatkan agar tidak bertindak terlalu tergesa-gesa dalam menanggapi inflasi yang meningkat, dimana langkah seperti itu bisa sangat berbahaya mengingat ekonomi terbesar dunia itu masih memerangi dampak pandemi. Kami merasa cukup positif terhadap langkah yang diambil oleh the Fed dengan memisahkan antara pengumuman tapering dan kenaikan suku bunga Fed rate sehingga pasar memiliki waktu untuk menentukan posisi masing – masing.

 

Semetara itu, presiden China Xi Jinping mendorong lebih lanjut agenda bangsa untuk mencapai ‘kemakmuran bersama’ yang bertujuan untuk mendistribusikan kekayaan secara lebih luas melalui serangkaian intervensi peraturan untuk memperkuat kontrol pemerintah pada perusahaan swasta. Apa yang dilakukan pemerintah China sebenarnya dapat dilihat sebagai suatu yang positif untuk mencapai pertumbuhan yang lebih berkesinambungan dan berkualitas. Namun kebijakan baru ini membuat banyak pertanyaan bagi investor apakah akan membawa kemunduran fundamental bagi banyak perusahaan. Sebenarya jika dilihat banyak kebijakan yang akan membawa keuntungan untuk jangka waktu yang panjang seperti penerapan kebijakan pengurangan emisi terhadap lingkungan, mendorong setiap keluarga memiliki 3 anak, pemenuhan kebutuhan semikonduktor dari dalam negeri sendiri dan lain – lain. Jadi menurut kami sebagai salah satu negara Emerging Market, China masih akan terus berubah mencapai pertumbuhan yang dinamis dan berkualitas.

 

Dari Indonesia, kondisi pandemi semakin membaik terlihat Bed Occupancy Ratio (BOR) telah mencapai 20% sampai awal September, jauh bila dibandingan satu bulan sebelumnya yang masih di level 60%. Selain itu, vaksinasi terus berjalan dengan pencapaian 32% untuk dosis pertama dan 18% untuk dosis kedua dari 208,3 juta penduduk Indonesia. Yang perlu diperhatikan adalah saat ini vaksinasi telah dapat mencapai rata – rata di atas 7,1 juta suntikan per minggu selama bulan Agustus. Kami optimis tingkat vaksinasi akan lebih tinggi karena telah menjadi persyaratan bagi banyak sistem dan kegiatan di dalam masyarakat. Pada akhir Agustus, hanya tiga propinsi yang masih pada PPKM level 4, selebihnya sudah banyak propinsi masuk level 2. Melihat kecepatan vaksinasi dan ketersediaan vaksin, kami yakin Indonesia dapat lebih cepat mencapai kekebalan komunal (herd immunity).

 

Pemerintah telah memberikan RAPBN 2022 kepada parlemen pada bulan Agustus. Dalam RAPBN tersebut kita dapat melihat pemerintah berusaha untuk menurunkan defisit anggaran ke 4,85% (saat ini 5,82%) dari PDB, dimana sesuai peraturan defisit anggaran harus kembali di bawah 3% pada 2023. Target penerbitan obligasi pemerintah di 2022 hampir menyerupai target penerbitan tahun 2021 yang telah disesuaikan, meskipun dengan target pertumbuhan PDB di 2022 yang lebih tinggi di 5,0% – 5,5%.

 

Sementara itu, kita melihat kolaborasi antara pemerintah dan Bank Indonesia yang menghasilkan suatu kerjasama melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 atau biasa dikenal sebagai kebijakan burden-sharing. Melalui kerjasama tersebut, BI akan membeli SBN melalui pasar primer sebanyak Rp 215 triliun di 2021 dan Rp 224 triliun di 2022. SKB 3 ini bertujuan untuk membantu pemerintah dalam program vaksinasi, kesehatan dan jaring pengaman social. Dengan begitu, pemerintah dapat memperkecil penerbitan obligasi pada setiap lelang.

 

Indeks IHSG relatif stabil di bulan Agustus, sedangkan indeks LQ45 yang mayoritas terdiri dari saham blue-chip mengalami kenaikan sejalan dengan keadaan pandemi yang terus membaik dan harapan dari re-opening ekonomi setelah adanya relaksasi kebijakan pengetatan aktifitas.

 

Topic of discussion

  • Inflasi Agustus: bahan pangan vs pendidikan.
  • Penurunan PMI Manufacturing melambat, namun IKK masih terus menurun di bulan Agustus.
  • Neraca dagang mencatatkan surplus tertinggi.
  • Dorongan kredit kepada UMKM dan naiknya scadangan devisa membantu terbangunnya kepercayaan pelaku ekonomi.
  • Pertumbuhan M2 sudah normal, sementara pertumbuhan kredit kemungkinan masih menurun.
  • Penjualan mobil rebound di bulan Agustus.
  • Kesimpulan dan Rekomendasi.

 

Rekomendasi Produk

Saham

Pendapatan Tetap

 

Untuk membaca hal-hal yang terjadi di bulan Agustus 2021 yang mempengaruhi ekonomi secara makro selengkapnya disini:

Baca Selengkapnya

 


Info lebih lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id

 


 

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *