Quarterly Report : Q1 2024

  • icon-jam24 April 2024
  • icon-share
    Shares

Quarterly Report : Q1 2024

Perkembangan Kondisi Ekonomi

 

Ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2024 cenderung stabil karena ekonomi global menunjukan arah yang sesuai dengan harapan. Bank Sentral AS terlihat sudah cukup konsisten menjaga kebijakan moneternya karena tren inflasi di AS menurun. Konsistensi ini memang sempat membuat nilai tukar Dollar AS menguat, namun Bank Indonesia mampu menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah. Pemerintah melanjutkan penyaluran dana bantuan sosial (bansos) selama semester pertama 2024 dengan tujuan untuk menjaga daya beli masyarakat yang kurang meyakinkan sejak 2023. Selain itu, pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan lancar dan aman sehingga masyarakat dan pelaku pasar dapat melanjutkan kegiatan usahanya seperti semula.

 

Global : All Time High

 

Bank Sentral AS terlihat berhati-hati dalam menjaga kestabilan pada fase terakhir dalam pengetatan kebijakan moneternya. Pada pertemuannya di bulan Januaria dan Maret 2024, The Fed kembali menahan FFR di 5,50% dan mengisyaratkan akan adanya pemotongan suku bunga tersebut meski tidak akan cepat seperti yang diperkirakan oleh pasar pada semester pertama 2024. The Fed menyatakan saat ini waktu yang sangat krusial karena kebijakannya akan sangat bergantung pada data yang berkembang. The Federal Reserve telah mengindikasikan niat mereka untuk melakukan pemangkasan suku bunga sebesar total 50 – 75 basis poin dalam tahun ini. Selain itu, bank sentral AS telah merevisi proyeksinya untuk ekonomi AS, serta mencatat bahwa inflasi diperkirakan akan sedikit lebih tinggi dari yang awalnya diantisipasi. Proyeksi menunjukkan bahwa pertumbuhan PDB AS akan mencapai 2,1% tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya dari The Fed sebesar 1,4%. Perhatian banyak tertuju pada data inflasi AS yang memang dalam tren turun namun masih terjadi loncatan tipis yang membuat khawatir akan adanya inflasi yang tidak sesuai harapan. Pada sisi positifnya, adanya sedikit kenaikan pada data inflasi serta di tengah cukup baiknya data pasar tenaga kerja di AS, memberikan indikasi bahwa skenario soft- landing pada perekonomian AS masih akan dapat terjadi.

Sementara itu, berdasarkan data ekonomi China terus mengalami deflasi memberikan sinyal ke pasar bahwa ekonomi China sangat membutuhkan stimulus ekonomi dari pemerintah dan bank sentral (PBoC). PBoC rencananya akan menurunkan kembali suku bunga acuan yang diharapkan oleh pelaku pasar. Mesin ekonomi diperkirakan sebelumnya mungkin belum akan cukup baik di awal tahun ini karena masyarakat China merayakan tahun baru di bulan Febuari 2024. Namun data pertumbuhan 1Q24, China mampu menunjukan pertumbuhan melebihi eskpektasi yakni 5,3% yoy dibandingkan consensus 5% yoy. Sidang Kongres Rakyat Nasional China bulan Maret mentapkan target pertumbuhan GDP sekitar 5% untuk tahun 2024, namun tanpa mengumumkan paket stimulus signifikan untuk mencapai tujuan ini. Penekanan Perdana Menteri Li Qiang pada pengembangan ekonomi berkualitas tinggi, dengan memprioritaskan bidang seperti kemandirian teknologi dan keamanan ekonomi, menunjukan pergeseran fokus Beijing dari hanya sekedar mencapai pertumbuhan GDP.

 

 

Domestik : Pemilu yang aman dan lancar

 

Pada kuartal pertama 2024, Indonesia melaksanakan Pemilihan Umum untuk menentukan presiden baru untuk lima tahun mendatang. Antusiasme terhadap Pemilu kali ini tinggi terutama di kalangan generasi muda, yang menyumbang sepertiga dari total pemilih. Proses pemilihan yang lancar dan aman mendapatkan apresiasi dari investor global, sehingga menghasilkan aliran dana yang signifikan ke saham- saham terutama yang berkapitalisasi besar. Selain itu, peningkatan bantuan sosial pemerintah kepada masyarakat berpendapatan rendah telah memperkuat daya beli. Pola konsumsi masyarakat juga meningkat karena Indonesia memasuki bulan suci Ramadhan. Kombinasi bantuan Dana Sosial dan meningkatnya kemampuan konsumsi membuat PMI Manufaktur naik hingga 54,2 dan Indeks Keyakinan Konsumen stabil di 128.

Katalis positif ini diharapkan dapat meningkatkan peredaran uang di berbagai sektor ekonomi. Namun, pada kuartal pertama 2024 juga terdapat tantangan karena naiknya harga beras di banyak kota, menimbulkan tekanan harga tinggi pada barang dan jasa lainnya. Untungnya, kenaikan harga beras ini bersifat sementara, dan musim panen mendatang diharapkan dapat meredakan beban tersebut.

 

 

Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasar modal di kuartal pertama 2024 dari segi pasar saham dan pasar obligasi secara lengkap dan juga untuk mempersiapkan rencana investasi di kuartal kedua 2024, investor dapat membaca disini:

Baca Selengkapnya

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *