Weekly Market Recap 22 – 26 April 2024

  • icon-jam29 April 2024
  • icon-share
    Shares

Weekly Market Recap 22 – 26 April 2024

Highlight  ‌

 

Market:

  • Pasar saham domestik mengalami koreksi dalam akibat melemahnya nilai tukar Rupiah yang membuat BI akhirnya menaikan suku bunga acuan 25 bps menjadi 6,25%. IHSG turun 0,7% wow mendekati batas 7000. Sedangkan Indeks LQ45 turun lebih dalam 2,4% wow ke 898. Seharusnya baik IHSG dan LQ45 dapat kembali menguat minggu depan setelah pasar melihat angka inflasi PCE AS pada Jumat malam yang tidak seberuk yang dikhawatirkan serta nilai tukar Rupiah mulai stabil.
  • IndoGB yield telah mencapai 7,2% dari seminggu sebelumnya 7,0%. Ini merupakan entry point yang menarik untuk Reksa Dana kelas aset pendapat tetap, terutama yang berdurasi pendek. Posisi saat ini memberikan spread dengan US Treasury sebesar 255 bps, semakin lebar dari dari dan menarik.

 

Macro:

  • Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang bulan Maret 2024 USD 4,47 miliar (vs Februari USD 83 juta).
  • Naiknya surplus dipengaruhi oleh impor yang turun 12,8% yoy lebih dalam dibandingkan ekpor yang juga turun 4,2% yoy.
  • Bank Indonesia menaikan suku bunga acuan 25 bps menjadi 6,25%, deposit facility rate ke 5,5% dan lending facility rate menjadi 7%.
  • Pertumbuhan kredit bank bulan Maret naik ke 12,4% yoy, lebih baik drisebelumnya 11,3% yoy.
  • Money supply M2 Indonesia di Maret naik ke 7,2% yoy vs Februari 5,2% yoy.
  • Pertumbuhan AS pada kuartal pertama tahun ini berada pada 1,6% yoy vs perkiraan 2,5% yoy.
  • Core PCE inflasi AS Maret 2024 2,8% yoy, tetap sama seperti bulan sebelumnya 2,8% yoy.
  • PCE inflasi AS Maret 2024 naik ke 2,7% yoy, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 2,6%.

 

Picture of the week

 

Sumber: LSEG, FT

 

Investor sampai saat ini masih tetap mengharapkan adanya pemotongan suku bunga pada tahun 2024 ini meski AS masih harus menghadapi inflasi yang belum turun sesuai harapan. Secara keseluruhan, inflasi negara maju telah turun tajam (Pic 1).  Namun laporan PCE di Jumat lalu 2,7%, lebih tinggi daripada ekspektasi.

 

Sumber: CME, Bloomberg, Mandiri Sekuritas

 

Pasar telah menurunkan harapan pemotongan suku bunga Fed Rate yang pada Dec23 masih sebanyak 6x (150 bps) menjadi 4.00% menjadi hanya sekitar 1x sampai 2x (25 – 50 bps) ke 5,00% -5,25% pada tahun ini (Pic 2). Atas perubahan ekspektasi tersebut nilai tukar Rupiah telah berubah banyak dengan mengalami pelemahan pada kisaran 5% ytd. Investor global tetap mengharapkan adanya penurunan suku bunga di AS karena bila tidak hal tersebut akan memberikan tekanan kepada negara lain karena Dollar AS semakin kuat dan bank sentral negara lain tidak dapat menurunkan suku bunganya sesuai kondisi inflasi negaranya masing-masing.

Menurut kami, turunnya inflasi sesuai yang ditetapkan pasti akan terjadi di tahun ini. Diskusi pasar saat ini yang mengkhawatirkan kapan terjadinya pemotongan suku bunga dapat membuyarkan padangan investasi yang sesungguhnya. Saat ini investor dapat mengambil posisi pada RD saham atau dapat berlindung pada RD Pasar Uang dan RD Pendapatan Tetap berdurasi pendek.

 


 

PRODUK 3M PERFORMANCE YTD PERFORMANCE
JCI -1,4% -3,3%
LQ45 -5,5% -7,4%
Saham
MITRA A -3,7% -4,8%
MICB A -4,0% -5,2%
ASEAN5 -4,3% -5,6%
MGSED A +4,1% +6,1%
Indeks
FTSE ESG A -3,3% -5,3%
ETF
XMLF -4,5% -6,1%
Pendapatan Tetap
MIDU -0,19% -0,02%
MIDO2 -1,35% -1,55%
IDAMAN -2,06% -4,28%

*Data diatas adalah data per tanggal 26 April 2024

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505 ‌
‌Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003‌
‌Email Mandiri Investasi – [email protected]
‌Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
‌Moinves – www.moinves.co.id


DISCLAIMER

‌Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *