#WMR 14 – 18 February 2022

  • icon-jam2 years ago
  • icon-share
    Shares

#WMR 14 – 18 February 2022

Highlight

 

IHSG melanjutkan penguatan kembali dalam sepekan naik 1,13% menjadi 6.892. Indeks LQ45 juga mendapat dorongan naik 0,8 dalam sepekan menjadi 979. IHSG terus membuat rekor baru karena dorongan harga saham komoditas dan energy. Untuk pergerakan INDOGB cukup stabil di 6,50% selama sepekan setelah UST kembali turun dengan menjadi 1,93% dari 2,00% karena ketegangan di Rusia.

Inflasi di India tercatat 6,01% yoy di Januari 2022, naik dari bulan sebelumnya di 5,77% yoy. Sementara inflasi di China menurun menjadi 0,9% yoy di Januari dari sebelumnya di 1,5% yoy. Inflasi di Inggris masih mengikuti tren kenaikan di negara maju menjadi 5,5% yoy di Januari dari 5,4% yoy. Berbeda dengan inflasi Jepang sebagai negara maju yang mengalami penurunan inflasi menjadi 0,5% yoy di Januari dari 0,8% yoy pada bulan sebelumnya.

Data domestik yang beredar pada minggu ini menunjukan perekonomian Indonesia dalam kondisi yang terus membaik. Retail sales bulan Desember tumbuh 13,8% yoy dibandingkan bulan sebelumnya di 10,8% yoy. Neraca dagang masih tetap surplus USD 0,93 milyar dibandingkan bulan sebelumnya USD 1,0 milyar. Ekpor masih bisa tumbuh 25,3% yoy meski ada larangan pengiriman batu bara sementara. Sedangkan impor tumbuh kuat 36,8% yoy. Kemudian neraca berajalan (current account) pada kuartal keempat tercatat USD1,4milyar, lebih rendah dari kuartal sebelumnya di USD 5,0 milyar.Hal tersebut membuat Indonesia masih mencatatkan current account surplus 0.4% terhadap PDB di kuartal keempat 2021. Secara tahunan current account Indonesia tercatat surplus 0,3% terhadap PDB.

 

Picture of the week

 

 

Sesuatu hal yang sangat jarang terjadi, dimana pada 2021 Indonesia berhasil mencatatkan current account (transaksi berjalan) surplus kembali sejak 2011 secara tahunan. Current account Indonesia mencapai 0,3% terhadap PDB setelah apda minggu lalu keluar data current account kuartal keempat mencapai USD 1.4 milyar atau 0,4% terhadap PDB. Secara berturut – turut, current account Indonesia di 1Q21 adalah USD -1,1 milyar (CA Deficit 0,39% terhadap PDB), 2Q21 di USD -1,9 milyar (CA Deficit 0,68% terhadap PDB) dan 3Q21 di USD +4,9 milyar (CA Surplus 1,65% terhadap PDB). Current account surplus di dua kuartal terakhir disebabkan oleh naiknya permintaan global atas berbagai komoditas dan besi baja. Sementara financial account mencatatkan defisit USD -2,4 milyar di 4Q21 dari USD + 6,7 milyar di 3Q21. Hal tersebut terjadi karena outflow dari dana asing sebesar USD 4,8 milyar, terutama dari pasar obligasi. Dari current account dan financial account di 4Q21 kemudian menghasilkan balance of payment (neraca pembayaran) yang mencapai defisit USD 0,8 milyar di 4Q21, dari sebelumnya surplus USD 10,7 milyar di 3Q21. Meskipun secara kuartalan financial account dan balance of payment mengalami defisit, namun total secara tahunan masih surplus besar. Secara umum kami melihat current account tahun 2022 kemungkinan besar akan kembali defisit di kisaran –2,0% terhadap PDB dimana ekspor Indonesia kemungkinan turun karena normalisas perekonomian dunia dan impor akan naik seiring perbaikan ekonomi domestik. Kami masih merekomenasikan RD Mandiri Investa Atraktif (RD MITRA) dalam keadaan saat ini.

 

Important Date

  • Tue, 22 FEB ID: Loan Growth Jan22
  • Wed, 23 FEB ID: M2 Jan22 EU: inflation Jan22
  • Fri, 25 FEB Germany: GDP 4Q21

 


 

PRODUK 6M PERFORMANCE YTD PERFORMANCE
JCI +12,7% +4,7%
LQ45 +12,6% +5,2%
Saham
MITRA +5,7% +2,6%
ASEAN5 +4,3% +1,0%
MGSED -16,2% -16,2%
Pendapatan Tetap
MIDU +1,63% +0,08%
MINION -4,88% -4,17%
MIDO2 +1,54% +0,20%
IDAMAN -3,56% -2,72%

 


 

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *