Weekly Market Recap 14 – 18 August 2023

  • icon-jam1 years ago
  • icon-share
    Shares

Weekly Market Recap 14 – 18 August 2023

Highlight  ‌

Minggu lalu semua kelas aset domestik mengalami koreksi. Indeks IHSG turun 0,3% WoW dan indeks LQ45 turun 0,8% WoW. IndoGB yield terus melemah ke 6,49% dari pekan sebelumnya 6,33%. Penyebab utama koreksi adalah karena terus meningkatnya US Treasury yield yang mencapai 4,25%. Nilai tukar Rupiah masih bergerak pada range 15.200 – 15.300 per USD.

Inflasi India tercatat meningkat tajam ke 7,44% YoY di Juli 2023 dan merupakan kenaikan terbesar setelah bulan sebelumnya 4,87% YoY. Bank Sentral China, PBoC kembali memotong suku bunga 1-year medium term lending facility rate sebanyak 15 bps ke 2,50% dari 2,65% setelah penurunan terakhir pada bulan Juni  2023 sebanyak 10bps. Beberapa data ekonomi China di Juli 2023 yang telah terbit adalah retail sales yang melemah ke 2,5% YoY (vs 3,1% YoY Jun23) dan unemployment 5,3% (vs 5,2% Jun23).

Yield dari US Treasury terus meningkat setelah notulen dari FOMC Juli 2023 terbit yang menyatakan the Fed masih akan higher for longer untuk Fed rate dan sepertinya komite melihat adanya resiko inflasi tetap tinggi sehingga memerlukan pengetatan kebijakan moneter yang lebih lanjut. US retail sales meningkat 3,2% YoY di Juli 2023 (vs 1,6% YoY Jun23).

Indonesia masih terus mencatatkan trade balance surplus sebesar USD 1,31 miliar meskipun lebih rendah dari perkiraan pasar USD 2,5 miliar dan bulan sebelumnya USD 3,5 miliar. Nilai ekspor menurun 18,03% YoY (vs 21,2% YoY di Jun23) dan impor turun 8,3% YoY (vs -18,4% YoY di Jun23).

Picture of the week

Pada R-APBN yang diberikan oleh Pemerintah, pengeluaran negara diperkirakan akan naik 5,8% YoY di 2024, meningkat dari tahun ini yang hanya tumbuh 0,9% YoY. Yang menjadi perhatian adalah naiknya dana sosial 2024 melalui Perlinsos (program Perlindungan Sosial) yang akan meningkat 12,4% (Rp 494 triliun) dan bertolak belakang bila dibandingkan kontraksi 4,7% (Rp 439 triliun) pada tahun ini. Penerimaan negara dianggarkan naik 5,5% di 2024 dan terlihat optimis dari tahun ini yang hampir flat 0,1%. Naiknya pendapatan negara terdorong oleh penerimaan pajak yang diharapkan naik 5,6% di 2024 (vs 0,2% di 2023). Sementara itu penerimaan non-pajak masih akan kontraksi 8,3% di 2024 meskipun membaik dari kontraksi 13,4% di 2023. Kontraksi penerimaan non-pajak seiring menurunnya harga komoditas dan kemungkinan menurunnya penerimaan dividen dari BUMN. Pemerintah menetapkan budget deficit 2024 masih sama seperti tahun ini di 2,3%. Melihat postur anggaran 2024 sepertinya kelas aset saham akan berkinerja baik karena menitikberatkan pada konsumsi masyarakat yang akan berdampak luas. Rekomendasi: RD MICB, RD ASEAN5 dan RD Index FTSE ESG.

Important Date

  • Monday, 21 August ’23
    CN: Loan prime rate
  • Tuesday, 22 August ’23
    ID: Current Account 2Q23
  • Thursday, 24 August ’23
    ID: Loan growth Jul23, BI 7D RRR

 

Produk 3M Performance YTD Performance
JCI +1,2% +0,6%
LQ45 +2,0% +3,1%
Saham
MITRA +3,5% +7,7%
MICB +4,0% +7,5%
ASEAN5 +3,3% +6,1%
MGSED +3,9% +16,0%
Index
FTSE +3,1% +1,8%
ETF
XMLF +2,9%
Pendapatan Tetap
MIDU +1,13% +2,83%
MINION +1,35% -0,96%
MIDO2 +1,69% +5,49%
IDAMAN -1,64% +0,52%

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505 ‌
‌Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003‌
‌Email Mandiri Investasi – [email protected]
‌Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
‌Moinves – www.moinves.co.id


 

DISCLAIMER

‌Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *