Gambar-Artikel-WMR--Market-Macro--etc--1000x605px---1--1

Article

Monthly Macro Review : Anxious Month

  • icon-jam1 years ago
  • icon-share
    Shares

Monthly Macro Review : Anxious Month

Kuartal terakhir 2023 dimulai dengan bulan Oktober yang banyak tekanan ekonomi. Sederet permasalahan yang dihadapi Indonesia adalah seperti pelemahan nilai tukar Rupiah, kemarau yang panjang, dan pecahnya perang di timur tengah yang menambah ketidakpastian dunia. Bila dilihat dari sisi pasar modal, terjadi koreksi besar di pasar saham dan pasar obligasi karena kenaikan yield US Treasury secara signifikan. Namun, pemerintah dan BI terus memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dalam negeri dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sehingga dapat terlihat bahwa ekonomi Indonesia masih dapat bertahan dalam tekanan.

 

Overview

 

Sejak beberapa bulan kita telah melihat ekonomi AS terus bertahan dalam kondisi baik. Namun kondisi pasar kian khawatir bila harga minyak terus menguat terutama setelah pecahnya perang Israel – Palestina yang membuat kondisi geopolitik semakin memburuk. Diskusi yang paling banyak diperbincangkan adalah apakah The Fed yang masih tidak segan untuk menaikan suku bunga yang akan merubah lebih tinggi terminal rate (suku bunga acuan tertinggi pada suatu fase pengetatan moneter) melalui istilah higher for longer. Tentu bila asumsi terminal rate terus berubah maka valuasi semua kelas aset akan ikut berubah atau menurun karena terdiskon dengan bunga acuan yang lebih tinggi. Demikian pula dengan asumsi tersebut nilai tukar US Dollar terus menguat terhadap semua mata uang global, termasuk Rupiah.

Kombinasi kebijakan fiskal dan moneter terus dikeluarkan dalam menjaga kestabilan. Untuk mengantisipasi perubahan Fed rate dan menjaga nilai tukar Rupiah maka Bank Indonesia akhirnya menaikkan suku bunga acuan dalam negeri BI 7D RRR sebanyak 25 bps menjadi 6,00%. Perubahan policy rate di Oktober 2023 merupakan yang pertama kali sejak sebelumnya terjadi pada Januari 2023. Kami lebih melihat perubahan kebijakan ini sebagai sinyal dari BI bahwa kebijakan moneter saat ini ahead the curve dan selalu berusaha mencarikan solusi di tengah tekanan. Seperti yang kita ketahui, dalam menjaga
nilai tukar Rupiah, BI dan Pemerintah meluncurkan kebijakan DHE (Dana Hasil Ekspor). Kemudian pada September, BI meluncurkan SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia). Serta di bulan Oktober, selain menaikkan bunga BI kembali meluncurkan instrument baru SVBI (Sekuritas Valas Bank Indonesia) dan SUVBI (Sukuk Valas Bank Indonesia).

Selain dari sisi moneter, Pemerintah dengan kebijakan fiskal mulai menggenjot dana sosial dengan memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) El Nino sebesar 2 x Rp 200.000. Disamping itu, pemerintah juga telah menetapkan bantuan beras yang diperpanjang menjadi 6 bulan dari sebelumnya 3 bulan. Dana Pemerintah saat ini relatif besar dan dapat terus menjadi batalan ekonomi jika kondisi tiba – tiba memburuk. Namun kami melihat tekanan ekonomi lebih besar terjadi dari luar negeri dibandingkan dari dalam negeri.

 

Topic of discussion

 

  • Inflasi.
  • PMI Manufacturing dan Indeks Keyakinan Konsumen.
  • Neraca dagang, ekspor dan impor.
  • Data makro ekonomi.
  • Penjualan mobil dan motor.
  • Analisa kondisi makro ekonomi dan kondisi pasar modal.
  • Kesimpulan dan Rekomendasi.

 

Rekomendasi

 

Sinyal taktikal strategi jangka pendek pada November 2023 tetap defensif dengan rekomendasi alokasi saham 37,5% dan obligasi 37,5%, sama seperti strategi bulan Oktober 2023. Hal ini dipicu oleh momentum kedua kelas aset yang masih cenderung sideways. Secara jangka menengah-panjang kami masih memiliki pandangan positif untuk kedua asset class tersebut – seiring dengan ekspektasi kami bahwa siklus ekonomi global dan dalam negeri yang akan kembali pulih di beberapa tahun mendatang. Rekomendasi produk saham bertahan pada saham berkapitalisasi besar yaitu RD MICB, RD Index FTSE Indonesia ESG dan ETF Mandiri Indeks LQ45 (XMLF). Sementara pada kelas pendapatan tetap produk RD MIDO2 dan MIDU dapat menjadi pertimbangan untuk investor yang ingin memiliki eksposur produk berdurasi panjang (risiko tinggi) dan berdurasi pendek (risiko rendah) dengan pembagian dividen regular.

 

 

Rekomendasi Produk

 

Saham

 

Saham Global

 

Index

 

Pendapatan Tetap

 

Pasar Uang

 

PRODUK 3M PERFORMANCE YTD PERFORMANCE
Saham
MICB A -5,5% +0,5%
ASEAN5 -7,6% -3,1%
Saham Global
MGSED A -8,5% +7,9%
MASED A +3,6% +18,5%
Index
FTSEESG A -4,3% +0,2%
XMLF -3,9%
Pendapatan Tetap
MIDU +0,30% +2,61%
IDAMAN +0,63% +0,62%
Pasar Uang
MIPU +0,94% +3,11%

*Data diatas adalah data per tanggal 27 November 2023

 

Untuk membaca hal-hal yang terjadi di bulan Oktober 2023 yang mempengaruhi ekonomi secara makro selengkapnya disini:

Baca Selengkapnya


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *