IHSG stabil dengan pergerakan -0,3% selama sepekan dan data PMI Manufacturing menunjukkan Amerika Serikat dan Cina di level sangat baik.
Oktober 6, 2020
#WMR 28 September – 2 Oktober 2020

Oktober 6, 2020
IHSG stabil dengan pergerakan -0,3% selama sepekan dan data PMI Manufacturing menunjukkan Amerika Serikat dan Cina di level sangat baik.
Juli 28, 2020
Ketika ditanya kepada global equity fund managers apa yang ada dalam benak mereka saat ini? Jika ditanya tentang kesempatan, mereka akan memilih saham yang memiliki pertumbuhan dan ESG, yang berhubungan dengan teknologi, renewable energy, kesehatan, dan lain – lain. Sedangkan, jika ditanya yang paling dihindari adalah seperti real estate, commodities, banks, consumer staples. Sementara itu untuk resiko – resiko yang terjadi saat ini adalah seperti low quality rally, negative rates, second wave covid, inflation dan lain – lain.
Juni 10, 2020
Untuk kalimat ini sudah menjadi slogan dan sangat tidak asing bagi para investor. Tapi pada kenyataannya investor masih sangat berhati – hati dalam mengambil keputusan karena khawatir akan terjadi penurunan lagi atau mungkin beranggapan membeli sudah naik. Jadi pada akhirnya berinvestasi tidak pernah kejadian ataupun selalu menyesali setiap langkah yang diambil.
Disini kami mengajak para investor untuk berhenti menunggu waktu yang tepat (timing the market) karena hal tersebut bukan sebuah strategi yang tepat. Kami berharap orang melihat investasi dengan pandangan kedepan, bukan kebelakang. Ini artinya investasi harus dilihat sebagai kebiasaan yang terus menerus dilakukan dari waktu ke waktu. Sehingga investor dapat mendapat setiap tingkat harga yang ada dan rata – rata perolehan akan lebih baik.
Jika terjadi volatitas/perubahan harga di pasar modal, kami berpendapatan, untuk investor yang sudah terlanjur masuk supaya tidak menyesali keputusan tersebut dan jangan panik. Keputusan yang kurang bijak bila melakukan menjual di saat market jatuh. Ibaratnya pada saat kita naik pesawat terjadi turbulensi/goncangan kita tidak perlu lompat dari pesawat. Kami lebih menyarankan untuk disiplin dalam porsi investasi. Misalnya investor dapat memiliki pola investasi 70% saham dan 30% obligasi. Jika investasi pada saham jatuh dalam, maka porsi tersebut menjadi 50% saham dan 50% obligasi. Apa yang dapat investor lakukan adalah melakukan switching dari bond ke saham sehingga porsi investasi kembali menjadi 70% saham dan 30% obligasi. Hal tersebut dapat dilakukan berkala baik dengan dana tambahan ataupun dana perpindahan (switching).
Pada saat ini, saham kelihatan mulai bangkit seiring dengan kegiatan masyarakat menuju normalisasi. Hal tersebut disambut baik oleh berbagai stakeholders dalam pasar modal, sehingga asumsi perekonomian membaik menjadi terbuka kembali. Kami juga menyambut baik dan berharap mesin – mesin ekonomi dalam kembali dihidupkan sehingga orang mulai dapat berkerja, berpenghasilan dan berkonsumsi normal kembali. Asumsi pasar modal bergerak lebih cepat dibandingkan dengan realita fundamental. Kami melihat masih banyak sekali kesempatan bagi investor untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal di tahun ini, terutama di pasar saham.
Kami memiliki instrument saham bernama Mandiri Investa Equity Asean 5 Plus (“ASEAN 5”) dimana produk ini memiliki keistimewaan dapat mengalokasikan 15% porsi sahamnya ke luar Indonesia. Dengan demikian, produk ini dapat mendapatkan diversifikasi lebih dibandingkan dengan produk Reksa Dana lainnya dari segi underlying dan nilai tukar mata uang.
Produk ASEAN 5 ini sering melakukan penempatan di US, China, dan negara – negara Asean seperti Singapura dan Thailan. Selain itu, Asean 5 berinvestasi 85% pada saham – saham IHSG yang dimana kami melihat nilai valuasi secara buku masih cukup murah di kisaran 1.8x PBV atau setara dengan saat krisis sub-prime pada tahun 2008. Sehingga kami menyarankan investor untuk memperhitungkan kembali pasar saham. We invest for the future, and you are doing alright by investing now.
Mei 18, 2020
Old school: Diversification
Now: Diversification is back
Melihat market yang turun tentu membuat resah apalagi semua bertumpu pada satu aset yang sama. Bahkan dalam dalam aset yang berbeda, kita juga menemukan korelasi yang erat misalnya saham dan obligasi. Kedua aset tersebut berjalan searah sehingga kita melihat dimana pasar obligasi menguat maka ekspektasi terhadap pasar saham juga ada kemungkinan menguat. Demikian pula sebaliknya ketika harga obligasi jatuh yang disebabkan yield naik, maka harga saham juga akan ikut jatuh karena siklus resesi sudah di depan mata. Hal tersebut yang membuat kita berpikir apa yang sebaiknya kita lakukan, karena siklus tersusun dari masa naik dan masa turun, masa ekspansi dan masa resesi.
Aset kelas apa yang diincar pada masa dalam siklus tersebut?
Pada masa ekspansi semua aset kelas cenderung bertumbuh, sehingga investor tidak perlu resah dalam memilih salah satu kelas aset. Yang menjadi masalah adalah pada saat resesi, sebagian besar investor hanya melihat deposito dari bank. Padahal bank justru menurunkan suku bunga sehingga diharapkan investor lebih baik menanamkan dananya pada sektor riil daripada menyimpan dana di bank.
Perlu kita sadari bahwa sebenernya kita hidup di negara yang saat ini masih membutuhkan dana besar dalam membangun seluruh Indonesia. Ditambah lagi keadaan tahun ini dengan adanya masalah pandemic Covid19, dana yang dibutuhkan lebih besar. Rating keuangan dan sistem perekonomian membuat kupon obligasi baik Pemerintah maupun korporasi masih menawarkan imbal hasil yang baik. Kita sebagai masyarakat dan sekaligus investor harusnya sangat diutungkan pada posisi ini. Disamping adanya pendapatan yang pasti tiap periodenya, investor juga dapat menikmati kenaikan harga dari obligasi tersebut.
Aset kelas obligasi diharapkan memberikan imbal hasil yang lebih baik dari deposito secara regular dengan tingkat resiko yang relatif terukur.
Apakah arti berinvestasi obligasi negara sekaligus membantu Pemerintah?
Hal tersebut dapat dilihat seperti sekali kayuh, dua tiga pulau terlampaui. Investor membeli obligasi negara dan dibayar untuk penempatan uang. Pemerintah dapat menggunakan uang tersebut untuk berbagai hal, dan investor tidak perlu resah karena penerbitnya adalah negara yang sangat kecil kemungkinannya untuk tidak membayar.
Apakah betul obligasi negara Indonesia cukup menarik dibandingkan dengan negara lain?
Investor global saat ini sedang memburu obligasi pemerintah dari negara berkembang karena masih menawarkan imbal hasil yang menarik dibandingkan dengan obligasi pemerintah negara berkembang yang sudah mendekati nol dan beberapa justru negatif.
Obligasi Pemerintah Indonesia untuk tenor 10 tahun masih menawarkan imbal hasil pada kisaran 8%. Jika kita potong dengan inflasi, maka real yield kita masih bisa 5%. Hal tersebut bahkan mengalahkan negara berkembang lainnya dimana menawarkan imbal hasil tinggi namun inflasi tersebut juga jauh lebih tinggi karena permasalahan dalam negeri lebih banyak dibanding Indonesia.
Selain itu, jika keadaan sudah menuju siklus naik atau ekspansi, harga obligasi Pemerintah Indonesia tentunya akan naik. Dari hal tersebut investor dapat menikmati tambahan keuntungan dari kenaikan harga tersebut.
Untuk investor yang sudah memiliki reksa dana obligasi apa yang harus dilakukan?
Hampir sebagian besar reksa dana pendapatan tetap menginvestasikan kembali kupon regular seluruhnya kembali ke dalam reksa dana tersebut. Sehingga investor tidak dapat menikmati apapun kecuali melakukan penjualan atas kepemilikannya di reksa dana tersebut. Kami menyarankan untuk memilih reksa dana pendapatan tetap yang membagikan kupon regular kepada investor supaya investor sudah dapat menikmati hasil sekaligus mendapatkan kenaikan investasi dengan terus memiliki reksa dana tersebut.
Mandiri Investasi memberikan produk tersebut dalam produk Reksa Dana Mandiri Investa Dana Utama (MIDU) dimana investor dapat memiliki dividen setiap bulan dan masih dapat menikmati kenaikan hasil investasi.
Untuk investor yang ingin lebih fokus pada investasi ketimbang dividen regular harus berinvestasi dimana?
Mandiri Investasi memiliki dua reksa dana unggulan yaitu
Reksa Dana Mandiri Investa Dana Obligasi 2 (RD MIDO2) dimana seluruh penempatan pada obligasi Rupiah Pemerintah Indonesia.
Reksa Dana Mandiri Investasi Obligasi Nasional (RD MINION) dimana penempatan pada obligasi USD Pemerintah Indonesia.
Mandiri Investasi berharap dapat menjadi partner bagi investor dalam perjalanan berinvestasi yang cerdas dan aman.
April 13, 2020
Apakah Indonesia bisa menjadi negara yang jumlah infeksi COVID-19 sebesar Itali atau US? Kami rasa sudah banyak berita dan artikel […]
April 4, 2020
Apa yang terjadi dengan market saat ini? Virus Covid19 telah memukul kebiasaan konsumsi secara serentak hampir di seluruh wilayah Indonesia. […]