Bond Market Commentary : Desember 2023

  • icon-jam04 Januari 2024
  • icon-share
    Shares

Bond Market Commentary : Desember 2023

Satisfying Ending

 

Pergerakan yield obligasi pada tahun 2023 bergejolak di seluruh dunia karena tingginya suku bunga dalam upaya melawan inflasi. Pada akhir tahun 2022, sebagian besar ekonom memperkirakan Federal Reserve AS akan menghabiskan tahun 2023 menghadapi resesi sambil berjuang melawan gelombang inflasi tertinggi dalam satu generasi. Namun sebaliknya, Amerika justru mencapai pertumbuhan terkuat di antara negara-negara besar lainnya, angka pengangguran mendekati rekor terendah, dan tekanan harga mulai menunjukkan tanda-tanda kembali ke target bank sentral sebesar 2%. Pada pertemuan penetapan suku bunga terbarunya, The Fed merilis data terbaru yang menunjukkan bahwa para pejabat memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga acuan federal fund sebesar 75 basis poin dalam 12 bulan ke depan dari level tertinggi dalam 22 tahun saat ini sebesar 5,25%. dan 5,5%. Perkiraan dari FOMC meeting adalah keyakinan bahwa perekonomian AS akan mencapai soft landing, dengan inflasi kembali ke target The Fed, pertumbuhan hanya sedikit melambat dan tingkat pengangguran masih cukup rendah.

Bank Indonesia berhasil menstabilkan nilai tukar Rupiah dengan menaikkan BI rate (baru disebut benchmark rate, bukan lagi BI 7D RRR) sebesar 50 bps pada tahun 2023 menjadi 6,00%. Rata-rata inflasi dalam negeri pada tahun 2023 sebesar 3,7%, sehingga real rate menjadi 2,3%. Sedangkan imbal hasil IndoGb ditawarkan pada kisaran 6,7%-6,5%, sehingga real yield masih bisa memberikan pada kisaran 2,8%-3%. Yield spread antara US Treasury dan IndoGb berada pada kisaran 200 – 230 bps di 2023 dibandingkan spread sebelumnya yang berada di atas 300bps. Kepemilikan asing di IndoGb masih rendah yaitu 15% dan institusi dalam negeri mendominasi keseluruhan kepemilikan obligasi. Pada tahun 2024, imbal hasil IndoGb mungkin turun menjadi 5,75%-6,25% karena pelonggaran kebijakan moneter dan perkiraan penurunan US Treasury yield.

 

Rekomendasi Produk

 

PRODUK
MIDU Reksa Dana MIDU berinvestasi pada Instrumen Obligasi dengan segmen Jangka Menengah dan dikategorikan berisiko rendah – menengah.
Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut.
IDAMAN Reksa Dana IDAMAN berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia USD dengan durasi pendek dan dikategorikan berisiko menengah.
Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut.
MIDO2 Reksa Dana MIDO2 berinvestasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia Rupiah dengan durasi panjang dan dikategorikan berisiko tinggi.
Investor memiliki risiko atas Portofolio Obligasi tersebut.

 


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi – 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
Moinves – www.moinves.co.id


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Written by

Willy Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *