Strategi Investasi Berkala

18

Strategi Investasi Berkala

Banyak orang “takut” berinvestasi karena tidak siap menghadapi risiko serta ketidakpastian kondisi pasar. Selain itu, banyak juga yang tidak siap karena merasa belum memiliki pemahaman yang mendalam mengenai investasi. Padahal, sebenarnya investasi dapat dipahami dan dilakukan dengan mudah. Salah satu caranya adalah dengan melakukan investasi secara berkala, atau yang dikenal dengan konsep Dollar Cost Averaging. Dengan berinvestasi secara berkala, kita dapat meminimalkan risiko berinvestasi akibat pergerakan harga pasar yang tidak pasti. Bagaimana caranya? Berikut ilustrasinya:

Anda mengalokasikan dana untuk berinvestasi di reksa dana sebesar Rp100.000 per bulan. Ketika harga per unit penyertaan (NAB/UP) reksa dana anda di pasar meningkat pada bulan berikutnya, maka dengan tetap menginvestasikan Rp 100.000 pada bulan itu, jumlah unit reksa dana yang anda peroleh akan lebih sedikit dibandingkan pada bulan sebelumnya. Sebaliknya, bila dua bulan kemudian NAB/UP reksa dana Anda turun, maka dengan tetap berinvestasi Rp100.000 anda akan mendapatkan lebih banyak unit reksa dana. Dengan terus bersabar dan disiplin menginvestasikan Rp100.000 per bulan selama kurun waktu satu tahun tanpa terpengaruh oleh naik-turunnya NAB/UP reksa dana di pasar, pada akhir tahun, jika dihitung maka harga pembelian rata-rata per unit reksa dana anda dalam kurun waktu tersebut akan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata harga per unit selama setahun.

ri-sib-011

Gambar di atas menunjukkan bahwa harga pasar akan selalu bergerak dan tidak dapat diprediksi secara pasti – yang mana akan berdampak pada harga NAB/UP reksa dana. Selama ini banyak orang yang salah langkah dalam berinvestasi karena cenderung mengikuti arus, menambah alokasi dana investasinya saat harga NAB/UP sedang naik ketika pasar sedang bergairah, lalu merasa panik saat harga NAB/UP menurun sehingga kemudian menjual unit penyertaannya. Padahal, kuncinya terletak pada disiplin berinvestasi sesuai dengan alokasi dana yang telah kita tetapkan, tanpa terpengaruh oleh kondisi pasar dan terbawa arus. Seperti nasihat dari Warren Buffet, “Investors should remember that excitement and expenses are their enemies. And if they insist on trying to time their participation in equities, they should try to be fearful when others are greedy and greedy only when others are fearful.

Percayalah, pada umumnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di suatu negara memiliki kecenderungan untuk bergerak ke arah yang positif dalam jangka panjang. Sebagai contoh di Indonesia, tahukah anda bahwa pada tahun 2002 IHSG berada pada level 424,95, dan di akhir tahun 2012 ditutup pada level 4.316,69. Seandainya anda berinvestasi di IHSG selama kurun waktu 10 tahun tersebut, imbal hasil yang Anda dapatkan akan mencapai 916% atau sekitar 91,6% per tahunnya, walaupun pada 2008 IHSG sempat mengalami penurunan yang tajam sebesar -50,6%.

Pergerakan IHSG ke arah yang positif dalam jangka panjang biasanya didorong oleh kinerja positif perusahaan yang tergabung dalam IHSG tersebut, akibat adanya pertumbuhan ekonomi negara.

Mari kita ambil contoh. Saat ekonomi suatu negara bertumbuh, pendapatan dan kesejahteraan masyarakatnya akan meningkat. Hal ini akan membuat permintaan terhadap barang dan jasa ikut meningkat. Sebagai contoh, untuk perusahaan yang memproduksi pasta gigi, peningkatan pendapatan masyarakat dan pertambahan jumlah penduduk akan semakin meningkatkan permintaan terhadap produk pasta giginya. Perusahaan kemudian akan merespon dengan menaikkan kuantitas produksi atau mengeluarkan varian produk baru dengan harga yang lebih tinggi untuk menjawab permintaan yang juga semakin beragam. Apa hasilnya? Tentu, penjualan produk dan keuntungan perusahaan akan meningkat. Keuntungan ini akan mendorong naik harga saham perusahaan, mengikuti pertumbuhan kinerja perusahaan ke arah yang positif. Jika terdapat sejumlah perusahaan yang mengalami pertumbuhan positif, maka bursa saham tempat perusahaan-perusahaan itu terdaftar akan meningkat. Jadi, berinvestasilah secara rutin dalam jangka panjang, untuk menghindari waktu investasi yang kurang tepat.

Setelah mengetahui konsep Dollar Cost Averaging, semoga anda yang sudah mulai berinvestasi makin semangat lagi, dan anda yang belum mulai berinvestasi dapat segera memulainya. Untuk kita yang bekerja sebagai pegawai yang mengandalkan gaji bulanan, THR, dan bonus, konsep ini akan lebih mudah diterapkan karena kita hanya perlu berdisiplin menyisihkan dana investasi tetap dari gaji bulanan kita. Jika kita menerapkan konsep ini dalam jangka panjang, kita dapat mulai memenuhi kebutuhan masa depan sejak saat ini. Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Buktikan dengan investasi secara berkala!

 

Mulai berinvestasi hari ini

Hubungi kami di:

(021) 527 3110