MRECAP-20-aug-21 (6)

IHSG terkoreksi dalam 0,7% menjadi 6,601 dan LQ45 turun 0,9% menjadi 939 sepekan terakhir karena informasi varian omicron masuk ke Indonesia.

Indeks Keyakinan Konsumen November meningkat. Masyarakat semakin optimis bahwa covid-19 varian omicron dapat teratasi dengan vaksin yang ada.

We look at recent correction driven by Fed policy pivot and abrupt omicron worry. We don’t see any major changes in fundamental.

Pasar saham sangat fluktuatif dipengaruhi virus Omicron sebagai ancaman baru. IHSG ditutup dengan penurunan 0,4% dan LQ45 turun 0,3%.

Pertumbuhan pinjaman bank terus membaik mencapai 3,24% yoy di October, dibandingkan bulan sebelumnya di 2,21% yoy.

Tapering dari the Fed telah dimulai dan yield dari US Treasury 10-tahun bergerak antara 1,4% – 1,6% di bulan November.

Pasar global menyambut baik pengurangan pembelian aset (tapering) yang dilakukan the Fed yang dimulai pada awal November.

Pemulihan ekonomi di bulan Oktober benar-benar terasa di hampir semua indikator ekonomi.

IHSG turun 2,4% dalam sepekan menjadi 6.561 dan LQ45 merosot 2,3% ke 941. Yield dari INDOGB naik menjadi 6,23% dari 6,18% dalam sepekan.

IHSG ditutup pada rekor tertinggi sepanjang sejarah pada 6,720 (naik 1%) dalam sepekan. Sedangkan LQ45 capai 963 (naik 1,3%) dalam seminggu.

Government possesses a solid state revenue, hence the deficit supposedly lower with spending maintained solid.

Minggu yang baik buat IHSG yang naik 1,1% selama sepekan menjadi 6.651. Sementara, LQ45 naik 0,4% dalam sepekan menjadi 951. 

People talking about normalization, but in reality the earnings continue beating forecasts.

IHSG turun tipis 0,1% (10 poin) ke 6,581 dan LQ45 turun 0,5% (5 poin) ke 947. Yield dari INDOGB 10 tahun bertahan di 6,2% naik tipis 5bps.

Penyerapan likuiditas di pasar keuangan lambat laun mulai naik. Pertumbuhan uang beredar M2 berada pada kisaran dibawah 10% yoy selama tiga bulan terakhir (Juli – September)

Inflasi menjadi isu bagi beberapa negara secara global karena gangguan supply chain dan tingginya harga energi.

Oktober merupakan bulan bagi pasar saham Indonesia. Hampir semua saham blue-chips berkinerja baik di Oktober sehingga JCI mencetak rekor baru.

IHSG turun tipis 0,8% (52 poin) dalam sepekan, saham – saham blue-chip koreksi yang terlihat pada indeks LQ45 yang turun 1,9% (18 poin).

Meski harga energi tumbuh, pemerintah Indonesia memiliki kekuatan untuk mengendalikan harga. Investasi obligasi masih menguntungkan di 2022.

Relaksasi kebijakan pengetatan aktifitas masyarakat yang terus dilakukan oleh pemerintah membuahkan hasil.